Prolog

24 2 0
                                    

Beberapa barang dikontrakanku sudah dijual oleh suamiku untuk judi online.

"Tenang dik, kakak kemarin cuman salah strategi kali ini akan berhasil. Kita akan cepat kaya." Selalu kata-kata itu terlontar dari mulutnya ketika mencoba menyakinkanku agar merelakan barang dirumah untuk berpindah tangan. Barang-barang dirumah dikontrakanku semuanya hibah dari orangtuaku dan mertuaku. Dari tv, lemari, kursi sofa beserta meja, alat-alat dapur, dan kasur tempat untuk bercinta. Semuanya hibah dan sekarang semuanya perlahan-lahan lenyap oleh suamiku bernama yang diam-diam punya bakat sulap. Nama suamiku Lantang.

Aku sempat bertanya kenapa namanya Lantang karena sangat penasaran dia menjelaskan orangtuanya berharap dia untuk bersuara Lantang mengajak orang berbuat kebaikan dan menjauhi keburukan. Pendek kata dia diharapkan untuk jadi pemuka agama. Lucunya yang terjadi jutsru sebaliknya suaranya jika marah benar-benar menggelegar seperti petir. Marah jika keinginannya tidak tercapai, marah jika ada temannya yang punya pencapaian sungguh luar biasa, marah jika dimarah orang kantor, dan masih banyak lagi kemarahannya terhadap berbagai hal lain. Semua kemarahannya dilimpahkan kepadaku. Aku disuruh jadi pendengar suara lantangnya dan jadi penonton aksinya melemparkan berbagai barang ke segala arah. Kaki, paha, tangan, dan pipiku pun tak pernah ketinggalan diberi lebam sebagai tanda aksi marahnya benar-benar maksimal.

Namaku Rika aku menikah muda diusia 21 tahun. Nama ayahku Gunawan bekerja sebagai pegawai di salah satu perusahaan swasta. Nama ibuku Dahlia bekerja sebagai pegawai di salah satu pabrik pembuatan roti. Aku tiga bersaudara semuanya perempuan. Adikku nomor dua bernama Ressa baru masuk SMA sedangkan adikku nomor tiga bernama Rayya baru masuk SD. Iya aku anak pertama.

Meski orangtuaku tidak berlatar belakang orang alim namun semua anaknya dari SD sampai SMA sekolah di sekolah Islam. Dari SMP rambut panjangku sudah tertutup dengan jilbab jika ingin bepergian. Sepertinya diam-diam orangtuaku juga berharap aku menjadi pemuka agama.

Sebagai anak pertama dan memiliki adik terasa menyenangkan namun lama kelamaan jika ada ribut-ribut kecil antara adik-beradik aku selalu dipihak yang akan disalahkan. Jujur aku tidak dekat dengan ayah dan ibuku. Memang semua kebutuhan pendidikanku berhasil mereka penuhi namun sebagai orangtua mereka sama sekali tidak menyediakan waktu untuk bercengkerama denganku. Entah kenapa mereka berdua terasa dingin denganku dan terasa hangat dengan adik-adiiku.

Beberapa sinetron tentang anak orang kaya yang hilang diasuh orang miskin sempat membuatku berpikir jangan-jangan aku ini anak orang kaya dan penyayang namun karena sebuah peristiwa aku terpisah dengan orangtua kandungku dan diasuh oleh orangtuaku yang sekarang. Setiap pulang sekolah aku selalu mengkhayal orangtua kandungku datang untuk mengambilku. Sampai sekarang hal itu tidak terjadi. Dua orang yang bersikap berjarak denganku ternyata benar-benar orangtua kandungku. Tiap hari selalu ada pikiran dariku untuk melarikan diri dari rumah karena aku sungguh jengah. Ternyata harapanku terkabul yaitu dengan cara menikah muda.

Aku dan Lantang bertemu di tempat kerja. Aku dan dia pegawai honorer disalah satu intansi pemerintahan. Sebenarnya malu untuk berkata jujur aku bisa masuk kerja disana karena ada andil dari tanteku salah satu pejabat di intansi tersebut.

Aku baru tau jika pegawainya begitu banyak hal itu membuatku kurang nyaman. Aku kurang suka dengan keramaian. Ada perasaan dimana aku takut disalahkan atau orang-orang kompak tidak mau berteman denganku. Sebenarnya ini pernah kurasakan ketika aku ikut UKM taekwondo ditempat kuliahku. Caraku menghilangkan rasa tidak nyamanku adalah dengan menjalin hubungan dengan salah satu anggota UKM. Nama pacarku waktu itu adalah Alul. Orangnya punya kekuatan untuk Ramah ke semua orang. Aku sebenarnya tidak cinta dengan dia namun datang hari dimana dia menyatakan cinta dan mengajak pacaran. Karena aku juga ada kepentingan untuk menghilangkan rasa tidak nyamanku aku menerimanya sebagai pacar. Seusai aku keluar dari UKM taekwondo hubungan itu pun berakhir.

Kasus Lantang mendekatiku sama persis dengan Alul. Aku pun melakukan hal yang sama menerimanya cintanya. Lantang jauh dari tampan badannya gemuk tidak proporsional seperti anggota boyband Korea, rambutnya disisir jabrik, suka memakai kalung, dan merokoknya kuat sekali. Jika dilihat sepintas memang seperti preman pasar. Lantang orangnya bisa berbaur dengan kalangan muda dan tua. Menjalani hubungan dengannya perlahan-lahan membuatku bisa berbaur dengan rekan-rekan kerjaku.

Lantang pun begitu tau cara menstabilkan emosiku ketika aku ada masalah. Dia akan mengajakku dihari libur untuk jalan-jalan ke gunung jauh dari pusat kota. Begitu banyak hal yang dilewati dari kebun karet, rumah-rumah panggung, sampai kebun sawit. Berbagai pemandangan itu ternyata bisa kembali menstabilkan emosiku.

Pada berbagai jalan-jalan berikutnya terjadilah peristiwa itu.

"Tenang saja jika kamu hamil aku akan tanggung jawab," ketika sampai penginapan Lantang mengajak untuk berhubungan intim. Aku yang sedang menghadapi berbagai masalah yang terus berlomba merebut perhatianku tersihir juga oleh setan. Bisikan setan rupanya yang berhasil merebut perhatianku bahkan menguasaiku. Aku mengiyakan permintaan Lantang untuk berhubungan intim.

Berbulan-bulan setelah peristiwa itu aku masih berpacaran dengan Lantang namun perlahan-lahan entah kenapa rasa cinta terhadapnya memudar. Akhirnya aku memutuskan untuk mengajak putus Lantang. Semuanya berjalan baik dia menerima dengan lapang dada. Rupanya malamnya dia kerumah menemui orangtuaku. Membeberkan fakta bahwa aku dan dia sudah berhubungan intim bahkan dia punya video saat peristiwa tersebut terjadi. Dia mengancam akan menyebarkannya ke internet jika aku tidak ingin menikah dengan dia.

Selama 3 hari berturut-turut dirumah hanya ada tangisan. Aku, adikku, tak kuasangka orantuaku juga ikut menangis. Saat ada kesempatan untuk melarikan diri dari rumah asumsiku tidak disayang orangtua ternyata salah besar. Atas dasar diancam aku menerima ajakan menikah dari Lantang.

Diruang tamuku hanya ada sofa beserta meja saja. Tv saranaku untuk mencari hiburan dengan menonton seri drama Korea di Netflix sudah dijual oleh Suamiku. Lantang. Aku merebahkan diri mencari hiburan lain membaca novel berjudul 'Rika'. Ya penulisnya ini sedang dibicarakan Di Indonesia. Adikku Ressa bahkan punya tanda tangannya. Aku dengar dari Ressa di tempat tinggal orangtuaku semua anak mudanya tiba-tiba suka membaca. Semua itu terinpirasi dari lelaki bernama Gibran. Orang yang dengan bodohnya aku abaikan. Terbitnya Novel Rika pelan-pelan ternyata kata Ressa orang -orang disana sudah mulai tahu untuk siapa Nobel itu dituju.

Tiba-tiba ingatanku terbawa ke masa-masa beberapa tahun lalu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Apakah Cinta sejati sudah terlambat?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang