'Aku hanya bisa menjadi selembar kertas tempatmu mencurahkan isi hati'
.
.
.
Lelaki mungil itu tampak diam memperhatikan sahabat kecilnya -Na Jaemin-, yang sedang bertengkar dengan kekasihnya di ujung koridor kampus. Mata besarnya bergerak pelan, melihat wajah Jaemin yang tampak memerah menahan amarah. Sementara sang kekasih yang berambut brunette itu terlihat acuh.
Bahkan beberapa penghuni kampus yang berlalu-lalang menoleh kepada keduanya.
"Bertengkar lagi?"
Renjun berbalik menatap Guanlin yang bertanya padanya, lelaki mungil itu hanya mengangguk dengan senyum kecilnya.
Guanlin tersenyum miring.
"Kalau aku jadi Jaemin, lelaki itu sudah lama kuputuskan" Ungkapnya.
"Kalau rasa cintamu sama seperti Jaemin, kau juga tidak akan meninggalkan Haechan begitu saja" Sambung Renjun.
"Kau tidak merasakan sakit hati saat berbicara seperti itu?"
"Aku sudah terbiasa dengan ini, Guan."
"Hm, seharusnya Jaemin memilihmu, bukan dia"
Renjun kembali tersenyum kecut. Lelaki cantik itu memalingkan wajahnya dan mengeratkan pegangannya pada setumpuk buku yang sedari tadi didekapnya.
"Setelah ini Jaemin pasti akan berlari padamu dan memaksamu mendengarkan ceritanya, tanpa peduli bagaimana perasaanmu"
"Aku masih ada kelas, sampai jumpa lagi Guan"
Melarikan diri lagi.
Guanlin tersenyum miring sambil memandang Renjun yang sudah meninggalkannya seorang diri. Kemudian ia kembali melihat kearah Jaemin yang sedang mengepalkan kedua tangannya dengan erat.
Lelaki tinggi itu bergumam pelan.
"Kau bodoh, Na Jaemin"
★ ★ ★
Renjun berjalan cepat di sepanjang koridor kampus. Kakinya melangkah cepat seakan Guanlin akan segera mengejarnya dan kembali berkata pedas di hadapannya. Lelaki cantik itu merasakan sesak di dadanya, ucapan Guanlin terus terngiang di kepalanya.Bahkan ia menggigit bibir bawahnya sekarang, berusaha menahan air mata yang mulai menggenang. Sejujurnya, ucapan Guanlin tadi benar adanya. Seharusnya Jaemin memilihnya.
Memilih Renjun untuk menjadi kekasihnya, bukan sahabatnya.
Memilih Renjun yang setia bersamanya, Renjun yang selalu mendengar keluh kesahnya, Renjun yang melindunginya, dan Renjun yang mencintainya selama sepuluh tahun ini.
Renjun masih ingat dengan jelas, hari dimana ia memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya pada Jaemin saat mereka masih duduk di bangku sekolah. Lelaki tampan itu menolaknya mentah-mentah.
Jaemin mengatakan bahwa ia hanya menyayangi Renjun sebagai sahabatnya, tidak lebih. Tapi ia tidak pernah sadar, jika perlakuannya kepada Renjun bahkan melebihi ikatan persahabatan.
Ah, tidak. Renjun bukanlah sahabatnya.
Renjun hanyalah selembar kertas bagi Jaemin.
★ ★ ★
"Ren, apa kau di dalam?"Renjun membuka kedua matanya yang tampak sembab dan membengkak.
Ia menghabiskan waktunya untuk menangis semalaman, memikirkan betapa menyedihkan dirinya ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/301325657-288-k624379.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Precious Renjun | (Renjun X Everyone)
Fanfictionᴡᴀʀɴɪɴɢ! ʙxʙ ᴀʀᴇᴀ! ʜᴏᴍᴏᴘʜᴏʙɪᴄ? ᴜ ꜱʜᴏᴜʟᴅ ɢᴏ ᴀᴡᴀʏ :)) Kumpulan drabble, one shoot, two shoot dan short story :)) Rated : T - M Harap bijak dalam memilih bacaan :)) Start : 12-02-2022 End :