01. SI GADIS KECIL

143 160 174
                                    

⚠️SEMUA TOKOH, LOKASI, AGAMA, INSIDEN DAN KELOMPOK DALAM CERITA INI HANYALAH FIKSI⚠️

***

"MAMAHHH!!" Suara teriakan gadis kecil yang sedang berlarian di lantai atas, "AAAAAA" jerit gadis kecil itu lalu terjatuh terbaring di dekat kursi. Disertai lampu yang menyala lalu mati - menyala lalu mati, tak henti.

Sosok besar lebih besar dari lemarinya itu kemudian mendekati si gadis kecil, menjulurkan tangannya ke gadis kecil itu lalu membuka mulutnya lebar lebar dan berkata "tidak akan bisa per-" Suara makhluk itu yang terdengar sangat besar dan mengerikan, namun makhluk itu tiba tiba enyah dari hadapan si gadis kecil.

"MAMAHH!!" Teriak gadis itu lagi, dan-

"IYA JIA! Ini mamah!" Ucap seorang ibu sembari mengusap rambut Jia dan merasa sangat khawatir, "Jia kenapa lagi?" Suara itu terdengar gemetaran, lalu memeluk Jia erat.

"Jia takut mah..." terus terang gadis kecil itu lalu membalas pelukan ibunya sembari menangis gemetaran"Jia takut tidur..."

"Mamah bawa kamu ke dokter ya? Tiap malem pasti kamu kaya gini Jia, mama takut kamu kenapa napa"

"Engga mah, Jia ga sakit! Jia mau copot mata Jia aja! Jia ga Mau punya mata!" Ucap Jia sembari menangis sesenggukan.

"Jia kamu kenapa sih sayang?"

"Permisi Bu, Dokternya udah datang" ucap Bi Kasih menghampiri Jia dan ibunya

"Suruh masuk" jawab ibunya lalu, "dok, anak saya ini tiap pukul 12 Malam selalu begini, teriak teriak ketakutan dan ga mau cerita apa yang terjadi dok"

"Adek, saya periksa dulu ya" bujuk Dokter, pertama hendak mengecek bagian dada Jia namun tangan Jia langsung memegang tangan si Dokter dan mengalihkannya secara kasar. Dokter kembali memeriksa Jia, dan lagi lagi Jia memegang tangan Dokter dengan tatapan mata Jia yang membulat dan bola matanya kini memutih

"Jia, kamu kenapa?" Tanya mamahnya sembari menepuk pipi Jia, "Jia! Jia kamu kenapa sayang!!"

Dokter hendak melepas tangannya dari pegangan Jia namun tangan Jia itu seperti sudah melekat di tangan Dokter. Dokter bersikeras melepas tangannya, sekarang berhasil, namun cakaran dari Jia itu membuat tangan si Dokter berlumuran dengan Darah. Si Dokter tak peduli, ia langsung menyuntik Jia dengan obat Bius.

"Dokter, sebenarnya anak saya itu kenapa?" Tanya ibu Jia setelah kejadian itu berlalu beberapa menit tadi

"Saya sendiri juga tidak tau. Saya tidak bisa mengecek cek semua organ tubuh dari Jia karena kondisinya seperti itu, tapi sepertinya Jia tidak punya kelainan. Mungkin Jia sering kelelahan, atau dia frustasi karena sering ditinggalkan oleh kedua orang tuanya? Atau karena hal lain?"

"Saya emang sering pergi, apa lagi suami saya yang pulangnya cuma 1 kali dalam satu tahun, mungkin bisa jadi. Makasih ya dok, udah mau dateng tengah malam begini."

•••

"Jia" Panggil mamah yang melihat anaknya baru saja duduk di meja makan, "kamu hari ini ga usah sekolah dulu ya? Kamu temenin mamah, dirumah"

"Ga ah mah, kalau Jia lagi libur sekolah aja mamah ga pernah nemenin Jia, masa giliran mamah lagi libur kerja Jia disuruh nemenin mamah? Mamah ga berani ya dirumah? Kan ada pak Beno sama Bi Kasih di rumah, mamah ga perlu takut kalau sendiri" usul Jia.

"Kamu kalau mamah ga dirumah, selain ada pak Beno sama Bi Kasih, Kamu sama siapa sayang?"

Pertanyaan Risa alias mamah Jia itu tidak di jawab oleh Jia, "Jia inget kejadian semalam?" Tanya Risa lagi, dibalas dengan anggukan Jia, "kenapa kamu hampir tiap malam teriak teriak, sayang?"

"Papah udah mati ya mah?"

PYARRRR!!

Terdengar seperti bunyi kaca pecah dari lantai atas, Risa langsung menaiki tangga dan melihat apa yang terjadi, "Astaga Bi Kasihh!"

"Maaf bu, bukan salah saya. Tadi saya lagi nyapu di kamar non Jia, eh tiba tiba kaca di lemari non Jia pecah sendiri, Saya aja kaget bu!"

"Aneh banget masa bisa tiba tiba pecah gini, pecahan kacanya nyampe ke atas kasur Jia lagi! Ini pasti butuh waktu berjam jam buat di bersihin!" Cibir Risa, lalu turun menginjak anak tangga kembali ke ruang makan, disana ia sudah tidak melihat Jia, "Dia ga minta di anterin aku,"

DDDDRRTTT...DDDDRRRTT...

Ponsel Risa berbunyi "hallo? Mas John!" ternyata ayah Jia.

Jam 12 siang seperti biasa dengan Jia yang baru pulang dari sekolahnya, "Jia kamu udah pulang sayang?" Sambut Risa, namun Jia tetap diam saja. Langkah kaki Jia berhenti ketika melihat semua barang barangnya sudah di kemas rapi dalam sebuah kardus, "Kenapa mah?" Tanya Jia

"Jia sayang, Papah kamu tadi telfon katanya kita disuruh tinggal sama Papah aja di Jakarta selatan, soalnya kemungkinan besar Papah bakal susah pulang kesini karena Papah-"

"Jia ga Mau pindah mah. Jia mau disini aja sama Pa Beno dan Bi Kasih. Kalau mamah mau Pindah, mamah Pindah aja sendiri, Jia udah biasa ditinggalin mamah Kok" lontar Jia

"Jia maafin mamah kalau mamah emang sering banget ninggalin Jia, tapi Papah kangen sama kamu, kita nanti di Jakarta biar bisa sama sama lagi kaya dulu! Mamah ga mau ninggalin kamu Jia, Kamu masih kecil"

"Dia bakal berhenti ngganggu Jia tiap malem kan mah kalau Jia ikut Pindah?" Tanya Jia, Risa tidak paham dengan apa yang Jia maksud, namun sebagai seorang ibu, Risa hanya meng'iyakan saja atas pertanyaan Jia.

TO BE CONTINUE >>>

WAY OUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang