05. KESALAHAN

114 150 211
                                    

⚠️SEMUA TOKOH, LOKASI, AGAMA, INSIDEN DAN KELOMPOK DALAM CERITA INI HANYALAH FIKSI⚠️

***
"

Papah ninggalin ini dimeja mamah, mamah pikir kamu lagi sama papah. Mamah baca ini, kamu mau denger?' Tanya Risa lalu dibalas dengan anggukan Jia.teruntuk istriku tercinta, Risa Ayuwidya. Aku mencintaimu sebagai mana kamu mencintaiku, dan untuk anakku tersayang Flora Arinjiana, papah menyayangimu sebagaimana papah membesarkan mu." Risa sehabis membaca kalimat itu langsung tersenyum bahagia, Begitulah bunyi bacaan di paragraf pertama yang ditulis oleh John William, ayah Jia, paragraf ke dua ke tiga dan ke empat semua berisi tentang kata kata manis yang membuat Risa tersenyum malu. Namun saat Risa membaca di paragraf lima hingga paragraf akhir ucapannya yang sedari tadi terdengar keras tiba tiba langsung menurunkan suaranya hingga ia tak ingin melanjutkan bacaannya. Kata kata yang di tulis John pada paragraf lima jelas berisikan kata kata yang membuat Risa kecewa, dan membuat sakit hati teramat berat hingga sekarang.

•••

"Kamu yakin udah berani sekolah? Bibir kamu belum sembuh sama sekali loh Jia, mamah khawatir sama kamu" Risau Risa sembari menyelipkan rambut Jia ke belakang telinga, dengan raut wajah Jia yang sekarang ini, Risa percaya kepada anaknya, bahwa dia pasti bisa menghadapi semua situasi yang susah.

"Nih jangan lupa dipake ya maskernya, buat nutupin bibir kamu yang masih belum sembuh" ucap Risa lalu memakaikan masker untuk Jia, "nanti kalau pas istirahat, kamu jangan makan makanan yang berminyak yah? Ga baik buat kesehatan bibir kamu" Jia kemudian menyalami ibunya lalu turun dari mobil dan segera masuk ke kelas.

Suasana kelas saat ini sangat Ricuh, hingga saat Jia membuka pintu itu dan masuk ke dalamnya, Suasana dikelas seketika hening akan kehadiran Jia. Namun beberapa detik lagi kelas kembali ramai. Jia menuju ke tempat duduknya, kemudian disana sudah berisi satu anak yang menempati tempat duduknya, untung saja bangku di meja itu ada dua, jadi Jia masih bisa duduk di sebelahnya.

"Hai" sapa perempuan disebelahnya ke Jia, namun Jia tak bisa membalas sebatas kata 'hai' ke perempuan itu karena bibirnya, alhasil Jia hanya melambaikan tangannya ke perempuan disebelahnya,

"Salam kenal, gue Liangyi, panggil aja Lia. Lo anak baru pindahan dari mana?" Tanya Lia si perempuan sebangkunya. Jia menulis di handphone nya kata kata yang ingin dia ucapkan ke Liangyi 'salam kenal juga, gue Arinjiana panggil aja Jia. Gue bukan anak pindahan, sebenarnya gue dulu udah pernah sekolah disini pas pertama kali masuk, tapi gue lagi ada masalah beberapa bulan lalu. Makanya gue jarang masuk. Lo sendiri? Kayaknya gue pertama liat lo deh dikelas ini' '

Liangyi merasa heran kenapa Jia tidak menggunakan mulutnya untuk berbicara daripada menulis di handphone-nya kemudian menunjukkanya ke Lia sendiri, "iya. Gue anak pindahan, udah seminggu gue disini. Dan gue nyesel pindah ke sini". Jia tentu ingin berbicara banyak tentang dirinya kepada Liangyi, namun keadaan telah merubah segalanya.

Guru mapel memasuki ruang kelas itu, dan bertanya siapa yang tidak hadir hari ini

"Sena pak! Sama si Arin" sahut salah satu murid di kelasnya yang menyebut nama Jia menggunakan nama depannya, Arin. Jia mengangkat tangannya karena ingin protes bahwa dirinya telah hadir hari ini, namun semua orang dikelasnya tidak mengenali Jia, padahal mereka pernah bertemu Jia sebelumnya. Mungkinkah Karena Jia mengenakan masker?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WAY OUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang