Chapter 6

57 11 0
                                    


Happy reading all ❤️

*
*
*

Haechan berkali-kali mengutuk dirinya sendiri yang telah dengan serampangan mengajak Naomi untuk menginap di rumahnya. Haechan tak bisa menahan dirinya sendiri untuk sekedar tak ikut campur urusan Naomi.

Dan karena ulahnya sekarang Naomi sudah berada di rumahnya dan sedang memanaskan lauk makan yang dia berikan pada Haechan kemarin. Dan Haechan sendiri bertugas untuk menanak nasi. Mereka seperti pasangan pengantin baru yang sedang menyiapkan makan malam.

“Terima kasih sudah mengijinkan aku tidur di sini malam ini. Besok aku akan segera mencari tempat tinggal baru” Ujar Naomi tulus.

“Hm” Hanya dua suku kata itu yang keluar dari mulut Haechan, karena sejatinya Haechan masih bingung dengan kelakuannya sendiri.
Naomi pun cukup puas dengan jawaban Haechan. Setidaknya tak ada kata-kata sarkas yang keluar seperti biasanya. Naomi sadar jika Haechan tak akan mengulang perbuatan baik ini untuk yang kedua kali, maka setidaknya Naomi tak ingin menyia-nyiakan kebaikan Haechan yang mungkin tak akan bertahan lama, jadi begitu Haechan memintanya untuk menginap Naomi langsung mengiyakannya karena sebenarnya Naomi masih sangat takut akan insiden yang terjadi pada teman kosnya.

Makanan telah siap.

Naomi menyiapkan lauk pauk sementara Haechan menyiapkan nasi. Setelah semua tertata rapih di meja makan, Haechan dan Naomi segera menyantap hidangan tersebut. Haechan makan dengan lahap sementara Naomi makan dengan sedikit. Dan hal itu tak luput dari pandangan Haechan.

“Kau diet?” Tanya Haechan yang tiba-tiba menjadi sangat penasaran karena tubuh Naomi sebenarnya tidak gemuk. Malah tergolong kurus, hanya saja di beberapa tonjolan memang sedikit berlebih. Haechan rasa lemak di tubuh Naomi tahu dimana tempat seharusnya mereka tertimbun.

Astaga! Lihat Haechan yang mesum sekarang. Haechan berusaha keras menepis pikiran nakalnya tentang tubuh Naomi dengan melahap makanannya cepat.

“Aku dilarang berdiet, aku hanya tak nafsu makan” Jawab Naomi sambil tersenyum.

Haechan diam tak menimpali, dia hanya makan dengan lahap masakan rumahan yang dibuat oleh Naomi, dan masakkan itu sungguh enak, Haechan pun sudah dua kali menambah porsi makannya.

“Siapa yang melarangmu berdiet?” Demi Tuhan Haechan ingin menampar mlutnya sendiri, mengapa dia begitu ingin tahu tentang segala aspek dari hidup Naomi?

Naomi juga heran dengan tingkah laku Haechan hari ini? Kemana Haechan yang menyebalkan itu pergi?

“Hanya seorang Dokter tua di Kota” Jawab Naomi santai sambil memainkan makanannya di piring. Dan sayangnya jawaban Naomi tidak bisa memberikan Haechan kepuasan.
Haechan masih ingin tahu.

“Kau punya kondisi tertentu?” Tanya Heachan entah untuk yang kesekian kalinya. Namun kali ini Haechan terlihat serius sampai-sampai menyudahi makan malamnya.

“Hanya efek pasca operasi” Naomi masih bermalas-malasan menjawab. Dia pikir Haechan hanya ingin mencairkan suasana dengan menanyakan beberapa hal kepadanya, padahal tanpa Naomi sadari kalau sebenarnya Haechan tak sedang mencairkan suasana, Haechan betul-betul ingin tahu.

“Operasi? Kau menjalani operasi?”

“Ya begitulah, setelah menjalani operasi semuanya jadi berantakan. Jadi aku pindah kemari untuk pemulihan” Ucap Naomi yang tak sadar kalau Haechan sedang menatapnya dengan pandangan yang tak bisa di artikan.

*

“….. aku bukan penguntit. Aku pindah kemari untuk pemulihan…..” (chapter 3)

*

Tiba-tiba Haechan teringat ucapan Naomi kemarin, Haechan juga ingat saat keluarganya membahas tentang kepindahan Naomi karena dia menjalani masa pemulihan. Tapi saat itu Haechan tak ingin tahu, beda dengan sekarang.

“Apa karena itu kau tidak nafsu makan?”

“Hm, benar, obatnya kadang membuatku mual”

Haechan merogoh kantong celananya untuk mengeluarkan ponsel pintarnya dan memberikannya pada Naomi.

“Berikan nomermu”

Deg.

Naomi sungguh merasa pendengarannya bermasalah karena mendengar hal yang tak mungkin Haechan ucapkan. Seorang Haechan meminta nomer Naomi?

Dengan hati-hati Naomi meraih ponsel pintar Haechan dan menatap layar agak lama. Naomi terlihat bingung. Beberapa kali Naomi salah memencet layar sehingga aplikasi lain yang muncul. Dan itu terjadi berulang kali.

Haechan menatap Naomi lekat. Awalnya dia kira Naomi tak paham cara menggunakan ponselnya karena mungkin jenis ponsel milik Naomi dan milik Haechan berbeda. Tapi sejenak kemudian Haechan sadar apa yang terjadi dan langsung menghentikan aktivitas Naomi dengan menggenggam erat tangan Naomi.

“Kau menderita glaukoma?”

*
*
*

Entah sudah berapa lama Haechan memperhatikan wajah cantik yang sedang tertidur pulas di bawah selimutnya saat ini. Sampai beberapa jam yang lalu pun Haechan tak akan pernah membayangkan wanita yang dia ‘benci’ akan berada di atas kasurnya.

Rasa bersalah kemudian hinggap di kepalanya bagaikan lem super lengket yang tak bisa lepas.

Haechan mulai menyusun kejadian-kejadian aneh yang di laluinya seperti puzzle, bagaimana Naomi berusaha keras mencegah air masuk ke dalam matanya dengan cara menggunakan kacamata renang saat mengantarkan payung dan jas hujan untuk Haechan. pantas saja Nenek Mei memperingati Naomi agar mengelap keringat sebelum masuk ke matanya. Apa itu artinya Nenek Mei sudah tau tentang penyakit di derita Naomi? Karena Nenek Mei juga mengalami hal yang sama. Hanya bedanya kasus Nenek Mei sudah agak parah.

Naomi harus melindungi matanya dari berbagai jenis air, kecuali air mata dan obat tetes mata yang di resepkan Dokter. Namun yang Heachan lakukan malah menyiram Naomi dengan air keran.

Hah~
Haechan benar-benar merasa menyesal sekarang, apalagi jika teringat kata-kata Naomi saat Haechan bertanya tentang sakit yang di deritanya.

*

“Kau menderita glaukoma?”

“Wah, kau hebat sekali dari mana kau tahu?”

*

Haechan merasa miris. Bukannya sedih karena penyakitnya termasuk golongan penyakit yang susah di sembuhkan Naomi justru merasa kagum saat Haechan dapat mengidentifikasi penyakitnya dengan cepat dan tepat.

Haechan langsung bisa mengidentifikasi penyakit Naomi saat Naomi dengan bingung mengoperasikan Handphone milik Haechan. Sebagai besar penderita glaukoma tak bisa melihat tulisan kecil. Jangankan tulisan kecil, melihat fokus pun sangat susah.

Belum lagi jika bangun tidur kebanyakan dari mereka mengalami buta sesaat.

Deg.

Haechan langsung ingat kejadian dimana dirinya dengan paksa membangunkan Naomi yang tak sengaja tertidur di rumahnya. Pantas saja Naomi histeris, mungkin saat itu Naomi kaget karena mengalami kebutaan sesaat.

Semuanya terasa masuk akal sekarang.

Haechan merasa sangat bersalah. Namun dia terlalu gengsi untuk meminta maaf. Jadi untuk hari ini dia akan membiarkan Naomi menempati kasurnya.

“Hmmmm”

Naomi menggeliat dalam tidurnya hingga selimutnya sedikit tersingkap. Haechan yang melihat itu segera membenarkan letak selimut itu seperti semula.

Namun Haechan sengaja berlama-lama membenahi selimut Naomi.

Tangannya tak ‘sengaja’ mengenai pipi Naomi yang lembut. Haechan menyukainya. Sekarang Haechan malah bermain-main di wajah Naomi dan mulai menelusuri wajah cantik itu dengan tangannya.

Dan saat tangan Haechan berhenti di dagu Naomi Haechan melihat kilatan perak dari leher Naomi, yang membuat Haechan seketika menghentikan aksinya.

Kalung dengan bandul bertuliskan Luna.

Haechan pernah melihat kalung itu sebelumnya. Hanya saja bukan Naomi yang menggunakannya melainkan ibu Naomi, Luna.

Sekretaris ayahnya yang berkhianat padahal sebelumnya dia adalah orang yang Haechan anggap seperti ibunya sendiri.

Haechan seakan kembali tersadar akan alasannya membenci Naomi. Namun perasaan menggelitik yang Haechan rasakan begitu membuatnya resah. Bahkan dirinya tak bisa menjelaskan alasan kenapa dia bisa berada di kamarnya dan memperhatikan Naomi yang sedang tertidur.

“Cantik” Gumam Haechan entah untuk yang kesekian kalinya.

Sial!

Haechan seperti terjebak. Lagi-lagi dia tak sadar akan perkataannya sendiri. Haechan benar-benar tak punya kendali atas mulut dan tindakan yang menurutnya tak masuk akal tersebut. Tak bisa di tunda lagi, besok Haechan harus mencarikan Naomi tempat untuk tinggal.

TBC

*
*
*

Vote dan comment ya beb❤️💋

GROWN UP (Side Story of Haechan & Naomi from FIX IT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang