The Sweet Hostage
.
Ff ini saya remake dari novelnya kak Nesti Mindha R.
Saya hanya merubah jadi couple Minsung dan beberapa hal penting supaya ceritanya lebih sesuai..
Lee Minho x Han Jisung
Romance, action
BxB.
Udara panas menggantung di langit kelabu. Asap dari lubang knalpot yang tak berfilter bercampur debu menggulung di udara. Membuat suasana mendung menjadi pengap dan gerah.
Jaket kulit buatan Eropa yang nyaman kini terasa lengket dan lembab. Tidak diragukan lagi, kemeja berwarna krem lembut yang di pakai lelaki itu basah oleh keringat. Namun di balik siksaan kecil itu, pikiran senang masih menari-nari di sudut otaknya, karena pada akhirnya ia bisa kembali menginjakkan kakinya di negara kelahirannya ini.
Misi rekaman "jalan-jalan singkat" -begitu ia menyebutnya- tiba-tiba harus terhenti saat dering ponsel nya berbunyi. Nama ayahnya tertera di layar. Setelah menekan tombol accept dan berbasa-basi sejenak, ia dapat menangkap maksud ayahnya menelpon. Mau tak mau ia harus mampir dan menyampaikan pesan kepada kakanya.
Hari ini ia memang ingin berkeliling dengan berjalan kaki setelah sopir ayahnya menurunkannya di taman kota. Beruntung tempat kakaknya berada tidak begitu jauh. Tidak sampai sepuluh menit berjalan kaki dari tempatnya Sekarang berdiri.
Gedung perusahaan tempat kakaknya bekerja terlihat sepi, jajaran mobil yang biasanya memenuhi parkiran kini hanya di huni dua mobil, yang ia yakini salah satunya milik sang kakak. Hubungannya dengan sang kakak tidak begitu dekat dan cenderung kikuk, maka ia berniat cepat-cepat menyampaikan pesan dari ayahnya dan secepatnya pula pergi dari sana.
Ia berjalan cepat ke arah bangunan kantor sambil memastikan kameranya sudah masuk ke kantong jaket. Tapi ternyata pintu kacanya tertutup rapat dan kursi-kursi di lobi depan terlihat kosong. Beruntung, saat hendak melangkah pulang, ia mendapati pintu gudang di bagian samping bangunan terbuka. Mungkin saja kakaknya ada di dalam.
Lampu gudang mati, hanya sorot matahari dari celah pintu dan beberapa glassblock yang menerangi ruangan. Tapi ia melihat cahaya lampu kuning dari ruangan kecil di pojok. Sebenarnya, ia bukan agen polisi, tapi ia sudah terbiasa melangkah tanpa menimbulkan suara. Kebiasaan baik yang sudah ia latih sejak kecil supaya sukses mengagetkan kedua orang tuanya. Dan hasilnya, ibu dan ayahnya hampir mendapat serangan jantung karena ulahnya.
Sekarang pun ia berhasil sampai di dekat ruangan tak berpintu itu tanpa membuat orang-orang yang berada di dalam ruangan menyadari kehadirannya. Awalnya ia berniat langsung masuk dan bergabung dengan orang-orang itu. Namun , hal yang terjadi berikutnya membuat ia berubah pikiran. Bulu kuduknya meremang saat mendengar suara kakaknya memaki seorang pria kurus yang di tahan oleh tiga orang lelaki berbadan besar. Walaupun gelap, ia masih bisa melihat raut wajah sang kakak berubah kelam dan siap meledak saat si pria kurus yang sedang menahan sakit akibat memar di kepala membentak dan memberondong kakaknya dengan tuduhan dan ancaman yang tidak ia mengerti.
Semuanya berlangsung begitu cepat. Kakaknya marah lalu menarik sebuah benda dari balik punggung. Lalu terdengar letusan tembakan membuat pria kurus itu terjerembab ke lantai dengan darah yang mengalir dari jidat si pria kurus.
Butuh beberapa detik untuk mengembalikan kesadarannya. Ia mengerjabkan mata dan menarik nafas agar terbangun dari mimpi buruk ini. Bau pengap gudang kini bercampur bau anyir darah membuat nafas lnya semakin memburu. Matanya membuka semakin lebar, ini bukan mimpi. Benar-benar ada mayat bersimbah darah di depan matanya. Dan jika ia masih tidak yakin dengan matanya, ia bisa melihat lagi rekaman kejadian mengerikan itu. Karena secara reflek kameranya sudah dalam posisi on di tangannya dan di arahkan tepat ke depan sana.
Ia gemetar, lebih tepatnya syok. Ia melangkah mundur, instingnya menyuruh Untuk menyelamatkan diri. Sayangnya kali ini ia ceroboh, tubuhnya menabrak tumpukan kardus membuat isi di dalam kardus berhamburan di lantai. Matanya melotot tak percaya, walaupun pencahayaan yang kurang di ruangan itu tapi ia tau pasti barang yang berserakan itu merupakan barang terlarang yang seharusnya tidak berada di tempat kakaknya. Ia sejenak mengamati pil-pil yang merupakan isi kardus itu, lalu mengendus bubuk putih yang tercecer di antara plastik-plastik. Sekarang ia yakin barang apa itu. Barang yang sama yang di pakai temannya sebelum masuk ke panti rehabilitasi.
Hal gila apa yang di kerjakan kakaknya? Pikirnya marah.
Ia mengarahkan kameranya yg sebelumnya telah di setel ke dalam format Vidio ke ruangan itu dan merekam sebaik mungkin. Tapi pada saat yang sama, empat orang keluar dari ruangan kecil itu dan berteriak marah padanya, bukan hanya marah sepertinya ia juga akan di tembak mati. Walaupun ia memiliki hubungan darah dengan kakaknya, tampaknya itu bukan pengecualian. Karena pada saat tatapan kaget mereka bertemu kakaknya justru berteriak garang."Tangkap dia.!!! jangan sampai dia keluar dari sini hidup-hidup!"
Beruntung sistem sarafnya masih bisa bekerja sama. Detik itu juga saat anak buah kakaknya semakin dekat ke arahnya, ia segera berlari menyelamatkan diri. Ia harus hidup, ia tak mau kakaknya berdosa membunuh satu orang lagi, apalagi kali ini adiknya sendiri.
Ya Tuhan ia masih tak percaya. Pertama, kakaknya seorang pembunuh. Kedua, kakaknya seorang bandar narkotika. Dan Ketiga, ia akan mati.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweet Hostage Minsung Vers(Sandera Yang Manis) Remake Novel Nesti Mindha R.
PovídkyJisung patah hati ketika tahu pacarnya tidur dengan dosen paling genit di kampusnya. Untuk melampiaskan kemarahan, ia mengobrak-abrik isi rumah dosennya. Sayangnya aksi Jisung itu di rekam oleh pria menyeramkan. Pria itu yang mengaku bernama Rhino m...