Part 13

924 37 12
                                    

Hari ini adalah hari yang cukup cerah untuk melakukan segala aktifitas. Gak terlalu gelap dan sang mentari pun juga tak terlalu menampakkan dirinya yang membuat suasana cukup damai dan tentram. Mahasiswa serta mahasiswi disini berlalu lalang di setiap koridor, bercanda tawa, menggosip bagi para wanita yang suka mengedarkan berita yang kurang jelas, bahkan ada yang menyendiri hanya untuk membaca sebuah novel dibawah pohon cemara.

Gue melangkah kan kaki melewati koridor-koridor dengan semangat yang begitu besar dan gak lupa juga senyuman yang selalu terukir diwajah. Bukan.. Bukan senyuman lebar, hanya senyuman tipis yang mampu membalas senyuman dari mahasiswa dan mahasiswi yang menyapa gue. Dan juga hari ini gue begitu senang karena gue mendapatkan nilai A di pelajaran Mr. Braun. Such a great day!

Langkah gue terhenti saat beberapa jarak dari loker. Gue mendesah lalu mendekat ke loker dan melihat sesuatu yang gak asing bagi gue.

"Lagi?" untuk kesekian kalinya gue mendapati surat beserta setangkai bunga mawar yang segar dan begitu wangi. Gue selalu mendapatkan surat serta bunga nya 3 kali dalam seminggu dan ini gue gak tau yang ke berapa karena saking banyaknya.

Perlahan gue membuka suratnya, seketika gue mengernyit dengan apa yang gue baca.

'Do you feel? Do you feel what i feel too? :)'

Demi celana dalamnya squirdward, sampai sekarang gue belum tau siapa pengirim dari surat serta bunga ini. Apa gue punya secret admirer disini? Duh bikin gue besar kepala aja. Kenapa dia gak mencantumkan namanya? Kalau dia melakukan itu, pasti gue akan ajak dia ketemuan dan kenalan lebih dekat. Tapi bagaimana yang ngirim ini pak satpam atau penjaga universitas ini? Gue langsung menggelengkan kepala dengan apa yang telah gue bayangkan. Ck konyol sekali.

"Again?" gue menoleh kesumber suara dan mendapati Chaz yang menyandar di loker sebelah loker gue.

"Ah as you see, dude" gue menaruh surat dan bunga nya ke dalam tas lalu membuka loker untuk meletak beberapa buku.

"Do you already have secret admirer here? Wow what a great life!" ucap Chaz yang membuat gue langsung menatapnya. Gue menutup loker lalu mendecak kearahnya.

"Shut up fellas" Chaz terkekeh lalu bangkit dan mendekat ke arah gue.

"Wanna hang out with us?" tawar Chaz dengan senyuman maut nya itu. Mungkin aja beberapa cewek terpikat dengan senyuman dia but not me. Karna menurut gue itu bukan senyuman pemikat wanita tapi senyuman yang terkonyol selain senyuman Justin.

Ah kenapa gue bisa kepikiran Justin?

Btw kemana dia? Sehabis kelas tadi, dia langsung pergi dengan Ryan.

"Ada Justin juga?" tanya gue sambil natap Chaz yang udah duluan natapin gue. Saat itu juga senyuman goda Chaz semakin keluar. Shit! Demi neptunus, gue gak bermaksud lain!

"Of course. So?"

"Why not?" Chaz langsung merangkul gue begitu rakus nya yang membuat gue kehilangan keseimbangan.

"Chill bruh!" Chaz hanya menanggapi perkataan gue dengan kekehannya. Dasar aneh. Gue suka dengan sifat Chaz yang frontal dan selalu welcome but he's so immature sometime.

.
.
.

"Hei" Justin menyapa gue saat gue dan Chaz didepan meja yang telah mereka duduki.

"Hi" balas gue sambil senyum dan gue duduk tepat disebelah Justin.

Ah gue selalu terpesona dengan outfit of the day yang selalu Justin pakai. Dia selalu terlihat cool dan sexy disaat bersamaan. Pantas aja banyak para wanita di universitas ini menggilai dia.

Someone Like You (Bieber Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang