Astaga.. Enam bahasa latinnya emang itu ya?? 😂
H-happy reading! Haha
.
.
.
.
.
Setelah kejadian yang terjadi di hari itu. Thorn memutuskan untuk mengundurkan diri dari semua kompetisi yang didaftarkan untuknya.
Ia benar-benar memikirkan kata-kata Halilintar sebelum membuat keputusannya. Ia bisa menjadi yang terbaik tanpa perlu memikirkan bagaimana pandangan orang lain padanya. Ia bisa menjadi yang terbaik dalam versi dirinya sendiri.
Selama ini, Thorn sudah terlalu lama hidup untuk orang lain. Ini adalah saat baginya untuk lebih fokus pada dirinya sendiri.
Ia bersyukur bahwa para guru yang mandaftarkan namanya turut mengerti akan situasinya. Lagipula, Thorn telah meminta maaf kepada semua guru dan murid yang pernah menjadi korbannya.
Kenyataan yang terjadi pada dirinya masih sulit untuk diterima semua orang, namun kebanyakan dari mereka telah memaafkan Thorn dan berjanji untuk membantunya agar ia dapat lebih mengendalikan alter egonya.
Ia tak pernah menyangka bahwa keadaan dapat diperbaiki, seperti kata Halilintar. Dirinya sempat ragu untuk berbicara kebenaran namun Halilintar meyakinkannya. Bahkan Halilintar juga berdiri bersamanya saat ia mengungkapkan permintaan maaf itu.
Dengan itu, permasalahan pun selesai. Thorn kini mulai lebih terbuka terhadap teman-temannya. Ia tidak hanya bergaul dengan Gempa dan Halilintar saja, namun juga ia seringkali terlihat mengobrol dengan teman-teman sekelasnya.
Sosoknya yang suram pun kini berubah menjadi sosok yang ceria dan penuh senyum. Hal itu membuat sekitarnya merasa kagum dengan perubahan sifatnya. Halilintar dan Pak will pun tak kalah bahagianya.
Semenjak hari itu juga, hubungan Thorn dan Halilintar mengalami kemajuan yang pesat. Mereka selalu terlihat berdua saat jam istirahat maupun pulang sekolah. Thorn sendiri kini mendaftar sebagai salah satu anggota OSIS karena salah satu anggotanya baru saja lulus.
Waktu kebersamaan dan kegiatan yang mereka jalani bersama sama perlahan membuat Halilintar semakin menyukai anak itu. Ia ceria, pekerja keras, dan selalu menolongnya di saat-saat genting.
Seperti hari ini.
Thorn, Taufan dan Halilintar tengah berada di ruangan OSIS dan mengerjakan dokumen-dokumen murid seperti biasanya. Thorn yang telah lebih dulu menyelesaikan pekerjaannya pun membantu Halilintar yang mendapat tugas lebih banyak.
Mereka duduk bersama sambil sesekali bercanda tawa, tak disangka pekerjaan Halilintar dapat selesai lebih cepat saat mereka mengerjakannya dengan santai.
Saking larutnya mereka dalam dunia mereka sendiri, mereka tak menyadari ada sepasang mata yang memandangi mereka dengan tajam. Pulpen yang dipegangnya pun digenggam sekuat tenaga dan hampir dipatahkannya.
"aku senang melihatmu jauh lebih baik fokus dengan dirimu sendiri..Thorn, melakukan apa yang kamu sukai.." ujar Halilintar.
Thorn membalasnya dengan senyum simpul.
"iya.. aku sadar kalau selama ini aku tidak memikirkan diriku. Aku hanya hidup untuk menyenangkan orang lain, sampai lupa untuk menyenangkan diriku sendiri. Padahal aku yang paling membutuhkannya saat ini.."
"aku udah berjanji kalau aku akan lebih menjaga diriku sendiri.." dan Halilintar tersenyum lega mendengar itu.
"tapi mungkin.. ada satu lagi yang perlu kau jaga" ucap Halilintar lirih. Merasakan kedua pipinya memanas, ia langsung mengalihkan wajahnya ke arah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
【Alter Ego】 Camelot Regnum 1st (Thorn x Halilintar)
Fanfic"There are guys in me.." *** Pair : Thorn x Halilintar cover by : @Seadetester127 Boboiboy hanya milik monsta !