Sebuah bus hijau jurusan Southville melaju pelan ditengah langit yang gerimis. Seorang pemuda bernama Halilintar adalah satu-satunya penumpang yang ada saat itu, duduk di barisan belakang dan menatap keluar jendela.
Jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam dan ini adalah bus terakhir hari ini. Seperti biasa, pemuda itu terlambat karena mengurusi rapat dan pekerjaannya sebagai seorang ketua OSIS. Pekerjaan bodoh yang menyita waktu yang selalu membuatnya terjaga hingga larut di sekolah.
Ia sendiri sudah terbungkuk-bungkuk menahan kantuk yang menyerangnya. Ditambah cuaca yang dingin kala itu hampir membuat matanya berkali kali tertutup.
Samar-samar ditengah kedua kelopak matanya yang hanya tinggal beberapa watt , pandangannya melihat kearah taman kota yang diputari bus itu. Netra ruby menangkap seorang pria, ia tengah berdiri disana melakukan sesuatu.
Itu..
Tangannya bergerak naik turun dan terlihat sebilah benda mengkilap digenggamnya. Semakin bergerak, semakin jelas nampak warna merah menghiasi bilahan tajam itu.
Awalnya, ia mengira itu hanyalah mimpi. Masih memperhatikan dengan mata yang setengah menutup, ia melihat pemuda barusan menjatuhkan seseorang yang sudah tak bergerak ke tanah dan cairan merah yang membanjirinya.
Netra-nya seketika membelalak, menyadari pemuda itu yang sekarang tengah menengok kearahnya. Mata hijau yang bersinar di kegelapan malam seakan menusuknya dan membuatnya terdiam karenanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mata yang begitu dingin..dan kejam..
Detik selanjutnya, bus melewati sekelompok perpohonan rindang dan memutus pandangan keduanya. Namun begitu perpohonan itu berhasil dilewati, pemuda itu menghilang begitu saja dari sana beserta dengan tubuh orang yang ia jatuhkan tadi.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
