novem

778 81 21
                                    

Haii para manusia!!
Ini adalah hari SENIN 😌
Semangat untuk kita semuah~ ohohohoho

Ini chapter kedua terakhir yang artinya next chapter adalah chapter terakhir! Yaaaay!

Mau dobel up, kelarin langsung hari ini atau nunggu besok?

.

.

.

.

.





"haah haah

Suara nafas Thorn memenuhi ruangan koridor sekolah yang nampak begitu sepi hari itu. Ia terus berlari tanpa henti sambil sesekali melirik ke belakangnya. 

Ia bertambah panik begitu sosok Taufan tiba-tiba terlihat dari balik tembok. Masih memegang cutter di tangannya, Taufan berlari kearah Thorn dengan seringai lebar di wajahnya. 

"Thorn~ aku datang~" 

"j-jangan!!" 

Tubuh Thorn mulai gemetar hebat, ia terus berlari tanpa mempedulikan barang-barang di sekitarnya yang ia tabrak. Namun keadaan begitu aneh pada saat itu. Suara mereka cukup keras terdengar namun semua kelas terasa kosong dan tidak berpenghuni. 

"oh Thorn~ kamu mau kemana? sembunyilah selagi bisa~" 

Thorn berlari menuju tangga yang saat itu tidak ada orangnya. Kakinya bergerak cepat turun dari tangga dan suara tawa Taufan tiba-tiba menggema di belakangnya. 

Netra hijau itu mulai berkaca-kaca, lenguhan nafas dan keringat dingin membasahi tubuh Thorn. Ia bahkan tidak tau bagaimana ia bisa berakhir seperti itu, dan apa motif Taufan mengejarnya begini. 

Flashback

"Thorn, mau main nggak?"

"hah?" 

"main yuk.." 

"m-main apa?" 

"Hide or die.." 

Thorn yang mendengarnya pun kebingungan. 

"permainan apa itu?" tanyanya. 

Taufan hanya tersenyum sambil terus memainkan cutter di tangannya "simple kok.. kau tinggal lari dan bersembunyi, jika aku berhasil menangkapmu, maka kau mati" 

"m-mati..?" Thorn menegak ludah, ia mendadak mulai merasa janggal dengan permainan yang diajukan Taufan itu. 

"m-mati pura pura kan? macam..petak umpet?" tanya Thorn masih berusaha berpikir positif. 

"hm hm hm" Taufan menggerakan cutternya ke kanan dan ke kiri "permainan ini serius loh.. kau lihat pisau ini kan?" 

Thorn mengangguk ragu, tangannya pun mulai berkeringat dingin.

"kalau kamu kutangkap, ini akan menembus tenggorokanmu. Tapi tenang, aku akan memberimu kematian yang indah kok" 

Kata-kata Thorn barusan benar-benar membuat bulu kuduknya berdiri. Melihat Taufan menyeringai seperti itu membuatnya ketakutan. 

Tiba tiba muncul asumsi dalam otaknya bahwa..jangan-jangan Taufan yang telah membunuh Fang. Apalagi mereka mendapat tugas patroli bersama-sama. 

Ia perlahan berdiri dari kursinya, merasa dirinya berada dalam bahaya. Ia berniat kabur namun tiba-tiba Taufan juga ikut berdiri dari tempatnya dan bergerak mendekat kearahnya. 

【Alter Ego】 Camelot Regnum 1st  (Thorn x Halilintar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang