trēs

862 116 23
                                    

Ello UwU
Hmm.. Gatau mau komentar apa XD
Sekali lagi maapkan kalo makin lama makin gaje ceritanya XD

Happy reading!

.

.

.

.

.



Pagi itu, Thorn lagi lagi harus masuk ruang BK karena terlibat perkelahian dengan seorang anak laki-laki di kelasnya. 

Bukan tanpa sebab Thorn memukulnya, hanya saja anak itu tiba-tiba mengejek dan menertawakan Thorn begitu salah satu kepribadiannya keluar secara tak sengaja saat bicara dengan ketua kelas. 

Hal itu tentu saja memancing kepribadian pemarah Thorn untuk langsung menyerang anak itu. Tak main-main, Thorn memukuli anak itu hingga tak sadarkan diri. Kemudian saat ia tersadar, Thorn menjadi ketakutan dengan dirinya sendiri. 


"Bisa ceritakan alasan kamu memukul teman sekelasmu lagi, Thorn? Kali ini, berilah alasan yang masuk akal"

Sang guru BK, bu Ying menatap tajam Thorn yang duduk dengan kepala tertunduk di seberangnya. 

"ingat, Thorn! kamu belum lama di sekolah ini, dan sudah berapa kali kamu membuat masalah?? sebenarnya kamu ini kenapa??" bu Ying bertanya lagi, kali ini nadanya meninggi menahan kesal.

Melihat Thorn yang masih tak merespon, kekesalan Ying pun bertambah. Sebagai seorang guru, terutama guru BK , Ying harus banyak sabar menghadapi berbagai permasalahan murid. Namun murid satu ini benar-benar di luar ekspektasinya. Ia sudah berkali kali kena tegur kepala sekolah karena Thorn yang kerap kali ketahuan berbuat kekerasan pada teman sekelasnya, dan ia melakukannya seorang diri.

"saya sudah tak tau harus menghukummu bagaimana, Thorn! karena ini, saya terpaksa harus memanggil orangtua kamu!" 

Mendengar itu, Thorn mengangkat kepalanya dan bertemu muka dengan sang guru. Namun nampaknya guru itu tak menyadari kegelapan yang mulai menyelimuti bola mata Thorn. 

"orang tua saya? heh.. anda ingin memanggil orangtua saya?" 

Suara lirih Thorn membuat sang guru sedikit terkejut, menyadari nada suara Thorn yang terdengar berbeda dari biasanya. 

"s-saya tidak main-main! saya akan memanggil orang tua kamu agar kamu jera!" 

"oh.." Thorn menatap sang guru dengan seringai kecil di bibirnya "coba saja.. silahkan panggil.." 

Sang guru tersentak melihat kedua netra Thorn telah sepenuhnya berubah hitam legam. Tubuhnya pun mulai gemetaran, aura hitam yang menyelimuti sang murid saat ini membuatnya takut seketika. 

"ibu bilang saya bicara hal yang tak masuk akal.." ucap Thorn dengan nada merendah, ia memiringkan kepalanya tanpa memutus pandangan mereka. 

"tapi ibu berkata begitu tanpa tau apa apa tentang saya, ibu tak tau apa apa!" Thorn tiba-tiba membentak hingga sang guru kaget dibuatnya. 

"bahkan ibu tak tau bahwa orangtua saya sudah meninggal! dan ibu tau kenapa? karena mereka selalu memarahi saya, dan saya muak dengan itu!" 

"tapi tak apa apa- orang tua itu tak berguna, saya hanya butuh diri saya sendiri" 

"orang dewasa memang bodoh! mereka hanya tau mengatur dan memarahi tanpa mempedulikan apa yang kami rasakan!" 

"kematian mereka bukan apa apa, dan ibu harus tau betapa bahagianya saya saat mereka tiada! HAHAHA!" 

【Alter Ego】 Camelot Regnum 1st  (Thorn x Halilintar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang