O1

973 90 9
                                    

Suasana pagi hari ini jauh dari kata happy. Sama saja seperti hari-hari biasanya, mood paginya tidak baik tapi tidak juga buruk. Dia Jungkook.

Sosok pria setengah dewasa yang menjalani hari-hari buruk selama beberapa tahun belakangan ini setelah kematian kedua orang tuanya. Hidup serba kurang dan dipandang remeh orang-orang.

Banting tulang untuk hidupnya sendiri yang nyatanya pas-pasan. Jauh dari kata cukup karena selama dia hidup tidak pernah ada kata cukup. Hingga kenyataan menampar telak dirinya. Tabungannya habis untuk dia hambur-hamburkan dalam rangka berkabung diri hingga dia lupa akan daratan.

Sesekali menguap sambil mengaduk kopi yang dia seduh. Lelah, mengantuk, tapi siang nanti dia kerja mengganti shift temannya. Lumayan, uang jajan.

Toktoktok!
Sedikit terkejut Jungkook menatap pintu rumah sederhananya. Siapa yang bertamu? Karena selama ini tidak ada yang pernah bertamu ke rumahnya kecuali tukang pos yang memberikan tagihan air maupun listrik.

Sedikit keheranan karena dia baru saja membayar listrik, tagihan air juga sudah dibayar beberapa hari lalu. Jungkook menyempatkan menyeruput kopinya yang cukup panas. Mengeluarkan lidahnya yang sedikit terasa terbakar.

Berjalan sedikit was-was dan mengintip siapa gerangan yang mengetuk pintunya. Ada tiga orang yang berdiri menunggu. Jungkook tidak kenal. Wajahnya seperti depkolektor.

"Siapa ya?" Tanya Jungkook mengernyit setelah membuka pintu.

"Anda tuan jeon?" Tanya salah satunya yang diangguki ragu oleh Jungkook. "Mari ikut kami."

Jungkook menatap kaget. "Kalian siapa? Saya ngga pernah ada hutang ya."

Ketiganya saling bertatapan, Jungkook yang melihat kesempatan itu menutup pintunya secara tiba-tiba namun berhasil ditahan dengan reflek yang paling dekat.

Jungkook panik, ingin berteriak meminta bantuan namun dia sadar, di pagi hari hampir tidak ada tetangga yang ada dirumah.

Selain badan yang kurang vit karena lembur pekerjaan semalam, Jungkook juga kalah posisi. Tiga banding satu. Jungkook bisa apa?

Dengan begitu ketiga orang asing itu berhasil menyeret Jungkook keluar rumah dan dimasukkan kedalam mobil. Jungkook tidak lagi memberontak. Cukup sadar diri.

———JK———

Jungkook terperangah menatap rumah mewah yang lebih bisa di kategorikan mansion super mewah yang menjadi tujuan. Belum juga tersadar dari rasa kagumnya, tangannya sedikit disentak untuk turun.

"Kasar amat, pak! Kalo ngga niat ajakin ga usah pake acara nyulik!" Protes Jungkook kesal.

Tidak ada yang peduli. Yang terpenting tugas mereka hanya membawa salah satu orang dengan marga Jeon untuk menghadap tuannya.

Sedikit kekerasan yang dilakukan untuk membawa Jungkook masuk ke dalam. Jungkook berjalan dengan malas-malasan karena tangannya yang ditarik-tarik. Matanya bergerilya menatap banyaknya ajudan dan ART sepanjang tujuan.

"Aduh, sakit!" Protes Jungkook yang merasa tangannya kesakitan sebelum dilepas kasar.

Jungkook menatap sinis ketiganya yang berdiri dengan sopan. Mengangkat kepalanya dan mendapati pria yang dia cukup tau siapa didepannya, Kim Taehyung si pengusaha besar. Siapa yang tidak mengenal dia?

"Tuan Kim?"

Kim Taehyung tersenyum mengangguk kecil.

"Ada apa ini?" Tanya Jungkook sedikit menahan kekesalan. Menatap Taehyung lalu kedua istrinya yang duduk disetiap sayap lengan kursi kanan-kiri.

JUNGKOOK KIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang