FM
"Kalian bisa keluar nggak? Gue mau bicara berdua sama Milli."
Chanyeol bicara pada semua orang yang berada di dalam ruang rawat Sehun. The Jumping Z yang masih setia berdiri di depan ranjang Sehun seperti siswa kena hukuman menoleh bingung.
"Jadi, kita udah dimaafin atau belum?" tanya Baekhyun, pasalnya dari tadi permintaan maafnya tak digubris oleh Sehun, cowok manis itu tidak bicara dan hanya menatapnya.
"Belum, lo belum dimaafin, tapi mending sekarang pergi dulu," usir Chanyeol kepada ketiga temannya, kemudian dia menatap teman-teman Sehun.
"Kalian juga."
"Hah? Kita pergi juga?" Karina berseru protes.
"Iya, gue mau ngomong berdua sama Millia," ujar Chanyeol lagi, teman-teman Sehun memutar mata malas namun akhirnya menuruti perintah Chanyeol setelah mereka bicara pada Sehun.
Jackson, Baekhyun dan Kai terlihat gugup, jelas mereka merasa bersalah pada Sehun, cowok manis itu juga tidak berkata apa-apa membuat mereka enggan meninggalkan ruang rawat.
Tapi, melihat tatapan datar Chanyeol yang sepertinya masih kesal, mau tak mau The Jumping Z pun keluar dari ruang rawat Sehun.
Namun, baru juga berbalik dari ranjang Sehun, dentingan ponsel terdengar membuat Baekhyun, Kai dan Jackson memeriksa ponsel mereka bersamaan, ada pesan masuk dari Chanyeol.
Nggak usah minta maaf, gue gapapa, kalian nggak salah.
-Millia
Begitu isi pesan yang didapat The Jumping Z, ketiganya kompak menoleh pada Sehun yang kini tersenyum kecil dengan ponsel Chanyeol di tangannya, sedangkan Chanyeol yang melihat itu hanya mengangkat bahunya tanpa ekspresi berarti. Sungguh, dia masih ingin memukuli ketiga anggotanya itu.
Bibir Baekhyun mencebik, matanya berkaca-kaca.
"Millia…"
"Jangan nangis Ben," keluh Chanyeol sambil berjengit jijik saat Baekhyun menyedot hidungnya yang tiba-tiba meler.
Jackson dan Kai mengucapkan terima kasih pada Sehun yang telah memaafkan mereka dan segera menyeret Baekhyun sebelum cowok itu menangis meraung-raung di lantai, kadang-kadang dia agak lebay.
Setelah pintu ruang rawat tertutup, Sehun terkekeh kecil dan memberikan kembali ponsel Chanyeol pada si empunya.
"Makasih," ujarnya lembut dan Chanyeol pun mengangguk dengan senyum.
"Anytime."
"Mau ngomong apa?" Sehun melepas masker oksigennya membuat Chanyeol terkesiap.
"Eh, Mil. Jangan dibuka."
"Gapapa, udah nggak sesek," ujar Sehun dan Chanyeol pun menghela nafas lega.
"Syukurlah."
Sehun terkekeh kecil, ia menatap Chanyeol lembut.
"Jangan marah sama Benji dan yang lain," ucap Sehun membuat Chanyeol terdiam.
"Kenapa?"
"Mereka ngelakuin itu bukan tanpa alasan, they're curious, dan itu karena aku."
"Lho kok malah nyalahin diri kamu sendiri," ujar Chanyeol, ia meraih tangan Sehun dan mengusapnya.
"Mereka emang jahil tapi kali ini udah keterlaluan, biar aja nanti mereka dapet hukuman dari aku," ujar Chanyeol geram membuat Sehun terkekeh kecil.
"Gapapa, Filli."
"Udah Mil, nggak usah dipikirin, istirahat aja biar cepet sehat." Chanyeol tersipu mendengar suara tawa Sehun yang sangat merdu, Sehun yang melihatnya tersenyum tipis, mungkin Chanyeol adalah orang selanjutnya setelah Natt yang bisa membuat Sehun bicara panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
FM (CH) ✓
FanfictionSelera musik yang berbeda tidak menghalangi Chanyeol untuk menyukai Sehun si pecinta musik klasik. Chanyeol menyukai semua yang ada dalam diri Sehun, satu yang sangat Chanyeol ingin dengar. Yaitu suaranya. ChanHun ff