A Date

566 111 111
                                    


FM

Hari sudah malam saat Chanyeol berdiri di depan cermin seraya merapihkan gaya rambutnya.

"Ayo, Jack! Dikit lagi!"

"Lo jangan oper bola ke lawan dong anjir, bego banget!"

"Kai jadi keeper nggak becus kampret, kebobolan terus!"

Chanyeol yang mendengar suara berisik di belakangnya pun membuang nafas kasar, ia menoleh ke belakang dan melemparkan sisir yang berada di tangannya pada anggota The Jumping Z yang sedang duduk di karpet tepat di bawah ranjangnya.

Baekhyun spontan mengumpat karena kaget, dia melotot pada Chanyeol.

"Kenapa si?!" Cowok itu bertanya ketus.

Chanyeol menatap teman-temannya yang bonyok karena ulahnya semalam dengan sengit, mereka sudah mendapat lebam di wajah namun sepertinya tidak lelah mengganggu Chanyeol.

Omong-omong, lebam di wajah ketiganya adalah karya tangan Chanyeol kemarin semalam.





The Jumping Z memutuskan untuk pulang dari rumah sakit setelah orangtua Sehun datang. Mereka pergi ke sekolah terlebih dahulu untuk mengambil motor mereka yang tertinggal, karena saat mengantar Sehun menuju rumah sakit, mereka memakai mobil yang disediakan sekolah.

Chanyeol, Kai, Baekhyun dan Jackson berjalan menuju parkiran motor yang sudah sepi karena waktu sudah malam. Chanyeol menghampiri motor trail miliknya namun kemudian dia menoleh ke belakang.

"Hoi!" Chanyeol memanggil ketiga anggotanya yang baru saja hendak memakai helm, kebetulan ketiganya membawa motor ninja, berbeda dengan Chanyeol yang hobi mengendarai motor trail.

"Apa?"

"Turun dulu sini." Meski bingung, The Jumping Z tetap mematuhi perintah leader mereka. Baekhyun menghampiri Chanyeol sembari menarik resleting jaketnya saat tiba-tiba Chanyeol memukulnya telak.

Kai dan Jackson melotot kaget melihat Baekhyun jatuh tersungkur di tanah sedangkan Chanyeol memasang wajah santai.

"Fil? Gila lo?" cicit Kai tak percaya.

"Aduh, aduh. Rahang gue." Baekhyun meringis dengan posisi bersujud di tanah sembari memegangi rahangnya yang baru saja dihantam Chanyeol.

Jackson yang melihat itu meneguk ludahnya, pasti sakit sekali.

"Bangun, Ben," titah Chanyeol, ia mengulurkan tangannya pada Baekhyun, cowok sipit itu menatapnya ragu namun kemudian meraih tangan Chanyeol, saat ia sudah berdiri, Chanyeol bersiap memukulnya lagi membuat Baekhyun spontan mundur.

"Santai! Jelasin dulu ini buat apa?!" Baekhyun menunjuk memar di rahangnya.

"Main pukul-pukul aja lo! Emangnya gue samsak?!" ucap Baekhyun sengit, Chanyeol bersedekap dada dan menatap sobatnya santai.

"Buat masalah hari ini, Ben," balas Chanyeol membuat anggotnya mengernyit.

"T–tapi, Millia udah maafin kita," cicit Baekhyun, Kai Jackson pun mengangguk bersamaan.

"Iya, Milli udah maafin kalian." Chanyeol maju dan menatap satu persatu teman-temannya.

"Tapi gue belum." Chanyeol tersenyum lebar namun mampu membuat ketiga temannya meneguk ludah takut, senyum yang mengerikan.

"Fil—"

Bugg

Chanyeol menyela ucapan Jackson dengan bogem mentah membuat cowok blasteran China itu terhuyung.

FM (CH) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang