Chapter Three

7 4 0
                                    

Sesampainya di rumah, Veera langsung saja mengambil langkah menuju ke lantai dua dimana kamarnya berada. Ingin sesegera mungkin, membersihkan dirinya dari setiap  percikan tanah yang di sebabkan oleh hujan. Selang beberapa menit Veera sudah merasakan kesegaran pada tubuhnya dan wangi yang sudah menyeruak memenuhi indra penciumannya.

Ia mulai melangkahkan kakinya menuju lantai bawah, dimana ruang makan berada. Disana sudah terdapat dua pahlawan yang sangat ia sayangi, yaitu Papa dan Mamanya.
Yang sedari dulu selalu memberinya banyak kasih sayang, dan perhatian hingga sampai sekarang hidupnya selalu berwarna.

"Malam pa, ma" ucapnya sembari duduk di kursi meja makan.

"Malam anak kesayangannya papa dan mama" jawabnya kompak

Tidak ada pembahasan, sudah di pastikan keadaan sekarang menjadi hening. Hanya ada suara dentingan sendok yang saling bertubrukan dengan piring. Tak berselang lama acara makan malam pun selesai, para penghuni meja makan, sudah pada beranjak dari tempatnya dan kembali ke kamar masing-masing.

_______________

Sedangkan disisi lain, yang tak lain di kediaman Argananta. Acara makan malam pun sudah berakhir sedari tadi, kini AlFino sedang berada di balkon kamarnya. Duduk sembari merasakan kesejukan angin malam yang menerpanya. Teringat akan sesuatu, ia pun beranjak kembali masuk kedalam kamarnya, langkahnya terhenti ketika tepat di depan meja nakas di samping tempat tidurnya.

Tangannya terulur mengambil sebuah kartu nama, kemudian ia kembali melangkahkan kakinya ke arah balkon.
Memposisikan dirinya kembali ke keadaan semula, ia kemudian merogoh handphonenya dari dalam saku celananya dan mensejajarkan handphonenya tepat di samping kartu nama itu.

Jari jemarinya kemudian dengan sigap mengetikkan sebuah nomor dan nama si pemilik kartu nama itu di handphonenya.
Sudut bibirnya terangkat mengukirkan senyum manis yang tercetak jelas di wajah tampannya, Setelah ia selesai menyalin nomor itu dan memberinya sebuah nama.

"Lo datang disaat gue lagi butuh seseorang, dan gue yakin tuhan mengirimkanmu untuk menemaniku dan membantuku untuk bangkit kembali, dari keterpurukan yang membuatku hilang arah". Ucapnya dalam hati, sembari mengingat sosok perempuan yang menemuinya tadi sore

"Apa tadi gue, terlalu dingin padanya? Mungkinkah dia masih ingin mengenalku?
......

"Apa yang gue pikirkan, bukankah tadi dia mengatakan bahwa kami sudah saling mengenal, lalu? lantas apa yang harus gue khawatirkan? Hhhh sungguh, gue benar-benar merasa membodohi diri sendiri, membuat pertanyaan dan gue sendiri yang menjawabnya, gue ngerasa saat ini bukan diri gue, Anehhh emang".

Karena malam sudah semakin larut dan rasa ngantuk sudah menyerangnya, ia pun beranjak masuk ke dalam kamarnya. Ingin mengistirahatkan dirinya sekaligus menetralkan pikirannya yang sedari tadi banyak ia gunakan untuk berpikir.


🌻TBC🌻

Jangan lupa vote and commentny yh!
Thnks for you.

🌻🌻🌻

@AnVeraa34_
13 Februari 2022

RAIN GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang