Setelah mendapat izin dari mamanya, veera mulai melangkahkan kakinya menuju pintu gerbang rumahnya. Namun, baru beberapa langkah menjauh dari pintu utama rumahnya, ia merasa dirinya di panggil. Ia pun menghentikan langkahnya dan kemudian berbalik badan untuk melihat siapa yang baru saja memanggilnya itu.
Lantas yang ia lihat, seorang pria paruh baya, yang memakai seragam lengkap seperti seragam satpam,ah tidak dia memang seorang satpam yang dipekerjakan untuk mengamankan rumahnya itu.Veera menatap pak umar yang masih setia berdiri dengan sebuah cangkir di tangannya, yang mungkin berisikan kopi atau minuman lain mungkin, entahlah yang jelas veera tak mau ambil pusing soal itu. Karna melihat pak umar atau lebih tepat satpamnya itu seperti ingin bertanya padanya veera pun memutuskan untuk menghampirinya dan memulai sedikit perbincangan singkat dengan satpamnya itu, sekaligus menghilangkan rasa penasaran dari pertanyaan yang satpamnya akan lontarkan.
"Non veera, mau kemana, Sore-sore begini?
" saya mau keluar sebentar pak, yah sekedar jalan-jalan nikmatin suasana, sekaligus ngilangin kebosanan. Jawabnya
"Ouhh begitu, tapi non udah izin kan sama nyonya?
" iya pak, tenang aja kalau itu mah veera gak bakalan ngelewatin, apalagi sampai buat mama khawatir, jadi pak umar tenang aja yah aku dah izin kok tadi dan aku dapat izin dari mama. Ucapnya dengan tersenyum senang.
"Ohh, yaudah kalau gitu aku bukain pintu gerbangnya dulu ya non. Ujarnya yang kemudian melangkahkan kakinya kearah pintu gerbang bercak putih itu.
" makasih yah pak, kalau gitu aku pamit pergi bentar yah pak".Ucapnya
"Iya non sama-sama, jangan pulang kemaleman dan hati-hati non"
"Sip pak". Balasnya.
Veera kemudian berjalan sambil sesekali bersenandung kecil untuk sekedar menemani langkahnya. Ia mengambil langkah menuju ke arah taman, karna ia rasa disitulah tempat ternyaman untu menikmati suasana di sore hari. Meski langit sudah menampakkan tandanya, itu tak membuat langkahnya berbalik arah atau pulang kembali kerumah. Ia sudah berkeinginan sebelumnya untuk menikmati sore ini, jadi dia harus mengabulkan keinginannya itu, tanpa terkecuali, apalagi ia sudah mendapat izin dari sang mama, jadi ia tak akan menyia-nyiakannya. Toh kalaupun hujan ia dapat menggunakan payung yang ia bawa dari rumahnya tadi, jadi tak ada yang dapat menghalanginya untuk tetap melanjutkan keinginannya itu.
___^^^___
Pria yang masih saja sibuk dengan pikiran dan ponselnya yang tak lain seorang AlFino itu tiba-tiba mendongak untuk melihat di sekelilingnya, matanya mencari-cari keberadaan orang-orang yang tadi masih terlihat ada dengan berbagai candaan mereka, namun sekarang tak ada satupun orang yang ia lihat kecuali dirinya yang duduk di taman itu, sedetik selanjutnya ia menengadahkan kepalanya keatas saat merasakan ada sesuatu mengenai kulitnya, dan detik itupun ia bangkit dari duduknya, dan melangkahkan kakinya pergi dari taman itu ketempat yang dirasa bagus untuk melindunginya dari hujan yang tak terkira sudah mulai membasahi bumi ini.
Di sinilah ia sekarang, di depan sebuah warung makan sederhana yang tak jauh dari taman tempatnya berpijak sebelumnya. Ia mulai mengambil langkah menuju kursi dan meja yang berada pada pojok yang warung tersebut sediakan.
Tak lama setelah ia duduk datang seorang ibu-ibu yang merupakan pemilik dari warung makan tersebut, yang kemudian menawarkannya sebuah menu makanan dan minuman.
"Mas mau pesan apa?
" eh, ohiya teh aja bu" jawabnya setelah sadar akan keberadaan ibu pemilik warung tersebut.
"Baik, mohon di tunggu yah, akan saya buatkan teh pesanannya"
"Iy bu" balasnya.
___^^^___
Sedangkan di tempat lain dengan waktu yang hampir bersamaan, seorang perempuan yang tak lain ialah Veera masih setia dengan langkahnya menuju ke arah taman yang akan ia pergunakan untuk menemaninya menikmati keindahan sore harinya.
Tepat saat langkahnya berhenti dan kakinya yang telah ia pijakkan di rerumputan taman, tiba-tiba ia merasakan sebuah tetesan air yang mengenainya dari atas. Ia tengadahkan kepalanya menatap ke langit yang memang terlihat menggelap dan samar-samar pandangannya menangkap beberapa tetesan air hujan yang jatuh dari langit itu.
Tangannya mulai ia angkat dan menengadahkannya untuk memastikan sekali lagi bahwa memang benar air yang menetes itu adalah pertanda bahwa air hujan yang turun ke bumi.
Saat tetesan air itu beberapa kali mengenai tangannya yang ia tengadahkan tadi.
"Oh, tidak...hujan! malah makin deras lagi". Setelah selesai bermonolog barulah ia bergegas membuka payung yang ia tenteng sedari tadi, untuk melindunginya dari hujan yang semakin lama semakin menderas saja.
Pupus sudah harapannya yang niat awalnya ingin menikmati keindahan sore hari di taman tapi tidak dapat terwujud karna cuaca yang tidak mendukungnya untuk itu. Tapi tak apa setidaknya bisa lain kali, bukan?
" Huftt, no problem, aku bisa menikmatinya lain kali saja, untuk saat ini lebih baik aku cari tempat berteduh saja.
"Karna tidak mungkin juga aku harus pulang sekarang, hujannya juga malah bertambah deras saja, meski payung ini ada, yah... Sudahlah lebih baik aku cepat mencari tempat berteduh". Lanjutnya
Kakinya kembali ia langkahkan ke arah warung makan sederhana saat netranya tak sengaja menangkap tempat yang dirasanya lumayan bagus untuk berteduh.
Saat kakinya sudah berhenti di warung tersebut ia mulai mengedarkan pandangannya untuk mencari tempat yang kosong karna suasana di warung sederhana ini dapat terbilang lumayan ramai, mungkin kebanyakan yang mengisinya orang-orang yang dari taman ingin berteduh juga seperti dirinya.
Matanya menyipit kala melihat sesosok manusia yang tak asing baginya, tengah duduk di kursi pojok sambil memfokuskan dirinya dengan benda pipih yang berada dalam gengamannya.
Veera mulai berjalan ke arah seseorang yang ia rasa pernah berjumpa dengannya, sekalian ingin mendudukkan dirinya dikursi kosong yang ada di depan pria itu. Toh daripada harus susah-susah mencari tempat lain, lebih baik ketempat yang sudah ia temukan dan yang ia yakini kalau tidak ada yang akan menempati tempat itu. Apalagi ia yang semakin berkeinginan, karna sudah pernah bertemu pria itu, jadi akan lebih bagus nantinya agar ada yang dapat ia ajak ngobrol tentunya.
"Ekhm, Assalamu'alaikum permisi. Apa saya boleh duduk bergabung disini? ataukah tempat ini sudah ada pemiliknya?" ucapnya menanyakan, sekaligus memastikan perkiraan sebelumnya.
"Eh, Waalaikumsalam" jawabnya disertai ekspresi terkejutnya sekaligus bingung.
"Ekhmm, jadi bagaimana?" ucapnya seraya kembali bertanya karna orang yang barusan ia tujukan masih diam sembari memperhatikannya.
"Eh...maaf, silahkan duduk, saya hanya duduk sendiri disini" ucapnya
"Ohh, baiklah terima kasih" ujarnya
Hanya deheman yang pendengaranya tangkap dari respon pria yang ada di depannya itu.
🌻TBC🌻
Jangan lupa vote and commentnya!
Thanks for you!
🌻🌻🌻
@AnVeraa34_
5 April 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN GIRL
General FictionSuka dan Duka.... Keduanya selalu bergantian untuk datang kepada ia yang menjadi tempatnya menyinggah. Entah seberapa lama ingin menetap, hal itu tergantung dari si pemilik yang ingin berlama-lama merasakan kesedihannya, ataukah ingin bangkit dan ke...