CHAP 21. Kenangan Terburuk

557 94 16
                                    

Semua kejadian dichap ini tidak ada hubungannya dengan tempat dan kejadian secara nyata! seluruh cerita hanya karangan penulis saja!.



***

Lalisa POV

4 Tahun lalu Lecce, Italia

Italia, Negara dengan sejuta pesona dan bangunan-bangunan khas klasiknya. Ahh, aku sangat menikmati perjalan ini. Berbekal dengan keberanian. Aku berhasil pergi kesini seorang diri tanpa pengalaman sebelumnya. Hanya untuk salah satu tugas akhir di universitas tempatku belajar. Aku rela melakukan perjalan ini untuk mendapatkan nilai yang terbaik dalam Program study S2 Fotografi yang ku ambil di Royal Collage Of Art, Inggris.

Sepanjang perjalanan aku tidak henti-hentinya mengagumi bangunan-bangunan yang berdiri kokoh dikanan dan kiriku. Dengan kamera Leica Q milikku, aku berhasil mengabadikan beberapa jepretan-jepretan hal-hal yang ku anggap menarik.

Drrt...Drrt...

Aku merasakan getaran ponsel disaku celana jeans yang ku kenakan. Nama 'Jisoonnie' tertera dalam layar panggilan. Segera saja, aku menekan tombol hijau untuk mengangkat panggilan telpon dari kakak tersayangku itu.

"(Kau tetap berangkat kesana Nalalisa-ah!)." Bukannya sapaan ramah yang ku dapat. Malah, Jisoo eonnie menyeprotku dengan kekesalannya.

Aku menghembuskan nafas panjangku sebelum menjawabnya."Nee eonnie, aku tetap berangkat. Tadi malam aku sudah sampai disini"

"(Apa kau tidak mendengarkan aku kemarin? Kenapa kau tetap ngeyel dan pergi kesanan Lalisa! Disana kau sendirian! Tidakkah kau merasa khawatir tentang itu!)." ucapnya masih dengan nada kesal. Namun, aku tahu bahwa dia sebenarnya kini tengah mengkhawatirkanku. Betapa manisnya.

"Jisoonnie! Kau tidak perlu khawatir tentang itu! Aku akan baik-baik saja, lagipula aku bukan anak kecil lagi eonnie!" Balasku tidak mau kalah dengan argumen yang selalu kami lakukan sejak Jisoo eonnie tahu aku akan pergi Ke Italia sendirian.

"(Kau dengan kepala batumu itu Lisa! Setelah menyelesaikan projekmu itu kau harus segera kembali dan jangan berkeliaran kemana-mana lagi! Kau ini! Cobalah Setidaknya beritahu dulu Tuan Jung sebelum kau ingin melakukan hal-hal kekanak-kanakanmu itu. Tidakkah kau merasa kasihan, dia kelimpungan mencari-carimu di pelosok Inggris saat kau tidak berada di Apartmentmu kemarin!)." Aku sedikit terkekeh setelah mendengarkan informasi ini. Membayangkan bagaimana asisten sekaligus baby sitterku itu kebingungan mencari-cariku yang kabur darinya.

("Jangan tertawa Lalisa!!!") Sembur Jisoo eonnie diujung telpon mengetahui bahwa aku saat ini tengah tertawa.

Aku lantas menahan tawaku."Nee... Nee... Mianhae Miss. Kim! Saya tidak akan melakukannya lagi! Kalau seperti itu, saya mohon pamit terlebih dahulu Nee. Karena masih ada perjalanan yang harus saya lakukan disini. Bye Miss. Kim!! Aku menyayangimu cerewet"

("YAH... AKU BELUM SELESAI DISINI! LALI-")

Tutt...

Sebelum Jisoo eonnie menyemburkan kemarahannya. Dengan cepat aku memutuskan sambungan telpon kami. Biarkan saja dia mencak-mencak disana. Yang terpenting saat ini aku lebih fokus untuk tujuanku dan segera kembali lagi ke Inggris seperti apa yang Jisoo eonnie inginkan.

Setelah memastikan layar ponselku mati. Aku kembali menyimpannya disaku Jeansku dan melanjutkan perjalanan ke Studion yang menjadi tujuan ku datang jauh-jauh ke Negara ini. Melihat dan mengamati secara langsung festival besar yang akan mereka selenggarakan disana.

***

Saat ini aku berada ditengah-tengah ribuan orang-orang yang juga memiliki tujuan yang sama denganku. Untuk menikmati perayaan Festival besar di Stodion yang besar pula. Tidak hanya masyarakat biasa. Perayaan ini terbuka untuk kalangan asing turis sepertiku juga. Jadi, tidak heran jika aku tengah berdiri disamping salah satu pria bule.

COLORS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang