***
Author POV
Sebuah mobil berjenis Porsche Turbo 911 s berwarna kuning membelah jalanan kota Seoul yang mulai padat di siang hari ini. Lalisa Lawrance, gadis yang mengemudi sekaligus pemilik dari mobil tersebut dengan tenang menjalankan mobil miliknya dengan seseorang lagi dikursi penumpang.
Sudah sepuluh menit dari perjalanan mereka, kedua gadis yang sama-sama memiliki rupawan yang sangat menawan itu tidak ada yang mulai membuka percakapan. Baik Lalisa maupun Jennie terus membukam mulut mereka dalam kediaman.
Entah kebetulan atau takdir. Ketika siang tadi Lisa hendak mengunjugi Toko bunga milik Jennie sekaligus ingin menyampaikan permintaan maafnya secara langsung kepada kedua saudari tersebut terutama kepada Rosé. Lalisa malah mendapatkan Jennie dan beberapa pria yang dia tahu adalah Polisi berkumpul tengah-tengah Toko. Setelah menyanyakan apa yang terjadi dan mendengarkan kembali penjelasan dari salah satu Polisi. Barulah Lisa terkejut dengan kenyataan bahwa Rosé hilang diculik beberapa pria asing tadi pagi.
Setelah beberapa pertukaran informasi yang Lisa dapat dari Polisi, Lisa kemudian memutuskan mengajukan dirinya sendiri untuk turun langsung membantu dalam pencarian Rosé. Dan disinilah sekarang ia bersama Jennie, keduanya mencari keberadaan Rosé bersama-sama.
"Eonnie!"
"Lisa!"
Seru keduanya kompak.
Lisa terkekeh pelan dengan situasi awakard mereka berdua ini. Ia lantas kembali beucap."Eheheh...Aku tidak terbiasa dengan situasi seperti ini eonnie! Sangat tidak nyaman kalau boleh jujur!"
"Ya, memang! Aku juga tidak biasa kau jadi pendiam dari sebelumnya."
Lisa menggaruk kepalanya yang tak gatal. Pandangannya masih fokus tertuju kejalanan didepan."Eumm. aku hanya ingin mengucapkan permintaan maafku dari lubuk hatiku terdalam Jennie eonnie! Mianhae! Aku bukan diriku kemarin sampai mengusir kalian berdua dari rumah Jisoo eonnie. Aku sangat keteraluan dengan melayangkan tanganku kepada Rosé. Aku juga ikut andil dengan kehilangan Rosé kali ini. Jika saja kemarin aku tidak mengusir kalian berudua, mungkin saja Rosé masih tidak akan hilang diculik oleh orang-orang itu!" Ujar Lalisa merasa bersalah.
Dari tempatnya duduk Jennie menatap Lisa dengan pandangan teduhnya."Aniyo Lisa-ah! sudah kukatakan bukan jika kau tidak perlu menyalahkan siapapun atas apa yang terjadi! Itu juga berlaku untuk masalah ini! Kau tidak perlu merasa bersalah dengan hilangnya Rosé sekarang! Semua ini harus terjadi karena sudah merupakan takdir Tuhan." Jawab Jennie begitu bijak.
Dari ekor matanya Lisa bisa melihat Jennie tersenyum tulus kearahnya. Ia kembali berkata."Mengapa kau sangat baik dan bijak sekali Jennie eonnie? Aku sangat kagum dengan ketenangan eonnie saat ini!" Ujarnya jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLORS [SELESAI]
Fanfictie"Awas saja kau Poni!" "Seenaknya menyuruh-nyuruhku!" "Dia kira, dia siapa? Mentang-mentang banyak uangnya. Seenaknya saja membuatku harus tergencet seperti ini." "Astaga, bau apa ini? Apa seseorang baru saja buang angin?" Sepanjang perjalanannya, ga...