***
Author POV
BRUKH!
"JISOO EONNIE!!!" Pekik semua orang yang berada diruangan tersebut. Mereka dengan cepat menghampiri Jisoo yang baru saja terjatuh dari beberapa anakan tangga penghubung ruangan tengah menuju dapur.
"Eonnie gwenchana!!!"Tanya Lalisa begitu khawatir begitu sampai dihadapan kakaknya tersebut.
Jennie dan Rosé pun ikut membantu Lisa mengangkat Jisoo kembali berdiri.
Lisa dengan teliti memeriksa tubuh Jisoo. Takut ada yang lecet.
"Aku tidak apa-apa Lalisa-ah! aku hanya terpeleset sedikit saja, mungkin hari ini hari sialku!" Ucap Jisoo mencoba membuat Lisa tidak mengkhawatirkannya.
Lisa tidak begitu mendengarkan Jisoo. Gadis itu malah terus memeriksa tempat Jisoo terjatuh, mencari penyebab sebenarnya mengapa kakaknya sampai bisa terpeleset.
Matanya membesar setelah mendapati sedikit genangan air dilantai yang kemungkinan besar membuat Jisoo terjatuh."YAHH!!! SIAPA YANG BERTUGAS MEMBERSIHKAN RUMAH HARI INI!!! BERDIRI KEHADAPANKU CEPAT!!!" Pekik Lalisa dengan suara menggelegar ke seisi rumah. Matanya dengan ngeri menatap satu persatu Maid yang sudah berjajar rapi ditengah ruangan berdiri ketakutan akan kemarahan Lalisa.
"Sudahlah Lalisa! Jangan membesar-besarkan masalah!" Jisoo kembali menenangkan Lalisa. Disamping lain, Jennie dan Rosé tidak berani bersuara. Mereka berdua cukup terkejut dengan kemarahan Lalisa kali ini.
Kembali. Lalisa tidak mengindahkan perkataan Jisoo. Dia dengan berkacak pinggang menunggu salah satu pelaku itu untuk mengaku.
"Cepatlah atau kalian tahu sendiri apa yang bisa aku perbuat!" Ucapnya dengan nada dingin.
Aura ruangan malam ini mendadak mencekam. Dengan kejadian membuat suasana yang awalnya memiliki canda tawa berubah menjadi penuh menegangkan.
Salah satu Maid dengan kaki gemetar maju selangkah dari tempatnya berdiri."S-Saya N-Nona Lisa!" ucapnya dengan suara pecah hampir menangis.
Wanita yang diperkirakan sekitar 40an itu menunduk dengan takut menghadapi Tuannya. Merutuki sendiri kebodohannya sampai membuat lantai yang ia bersihkan masih menggenang air. Yang membuatnya harus berada dikeadaan ini.
Lalisa kemudian menatap Jisoo yang meremas lengan kirinya."Lalisa! jangan coba-coba memperpanjang hal yang tidak perlu!" Sekali lagi, Jisoo berusaha menghentikan gadis ini.
Lisa hanya menggenggam kembali lengan Jisoo yang berada dilengannya."Ini sudah jadi urusanku Jisoo eonnie! Jadi, lebih baik eonnie diamlah!" Balas Lisa dengan nada serius.
Jika seperti ini Jisoo hanya bisa menghembuskan nafas kekalahan. Jisoo sendiri tidak bisa kalau menghadapi sikap Lisa satu ini. Lisa marah adalah satu hal lain yang tidak ingin dia dapatkan dalam kehidupan Jisoo dimasa ini atau dimasa yang akan datang. Tidak sekalipun.
Lisa kembali melirik kearah Maid didepannya"Kau sadar kesalahanmu?"
Maid tersebut langung mengangguk. Menyadari dengan sadar perbuatannya yang sangat teledor."Saya Nona! Tapi saya benar-benar tidak sengaja melakukannya! Mohon Nona Lisa bisa mengampuni saya! Begitupula kepada Nona Jisoo, akibat keteledoran saya Nona sampai terjatuh. Saya meminta maaf dengan sepenuh hati saya Nona Jisoo!!" Ucapnya dengan nada penuh penyesalan yang tulus.
"Aku memaafkanmu!" balas Jisoo langsung.
"Aku belum!" ujar Lisa tidak mau kalah.
Maid itu tentu saja masih ketar-ketir dengan konsekwensi apa yang akan ia terima dari Lalisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLORS [SELESAI]
Fanfiction"Awas saja kau Poni!" "Seenaknya menyuruh-nyuruhku!" "Dia kira, dia siapa? Mentang-mentang banyak uangnya. Seenaknya saja membuatku harus tergencet seperti ini." "Astaga, bau apa ini? Apa seseorang baru saja buang angin?" Sepanjang perjalanannya, ga...