Apa jadinya kalau kalian menaruh perasaan pada sang adik kelas?
Cahaya Kaylani. Ketua OSIS di SMA Tunas Sakti yang sebentar lagi akan lengser jabatannya. Kayla tipe orang yang super perfeksionis. Semuanya harus serba rapih. Maka dari itu dia selalu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lo cukup tutup mulut seolah lo gak tau apa-apa. Bisa?" gertak Bara. Salah satu tangannya bergerak ke belakang Dafik dan memasukkan sesuatu ke sana.
"Bar, Bar, ada panitia, Bar." Reki yang sedang menjaga pintu terkejut saat melihat Kayla dan Ihan. Lelaki itu segera memberitahu temannya agar mereka cepat-cepat pergi dari ruangan sana.
"Awas lo!" Bara memberi ancaman terakhir pada Dafik sebelum lelaki itu pergi dari sana. Sementara Dafik hanya diam dengan perasaan bingung.
📌📌📌
"Sekarang materi ketiga, kan?" tanya Ihan. Kayla menjawab dengan deheman. Saat ini mereka berdua sedang berjalan beriringan untuk menuju ke aula.
"Kay," panggil Ihan saat melihat gadis itu hanya diam saja. "Lo gak berubah pikiran ngasih hukuman ke mereka? Kasian, Kay mereka. Kalo ada yang sakit gimana?"
Kayla bungkam. Sebenarnya, dia juga tidak tega memberi hukuman seperti itu. Namun, prinsipnya, ucapan yang keluar dari mulutnya tidak bisa ditarik lagi, kecuali dari kemauannya sendiri.
Kayla masih penasaran siapa yang berani membawa barang itu. Rencananya, dia akan menunggu sampai ada yang mau mengaku.
Ceklek!
Kayla dan Ihan menghentikan langkahnya dan menatap dengan raut bingung pada dua orang di depannya.
"Kalian ngapain di sini?!" tanya Kayla melihat Bara dan Reki yang baru saja keluar dari sebuah ruangan. Dua lelaki itu terkejut dan langsung gelagapan. Reki menyikut lengan Bara meminta dia untuk menjawab.
"Jawab! Kalian ngapain di sini?" sentak Kayla.
"Emm ... kita abis cari sapu, Kak," jawab Bara sedikit gugup. Berhadapan dengan Kayla membuatnya langsung ciut.
Ihan mengerut bingung. "Sapu? Buat apa?"
"Tadi buat bersihin asrama."
"Yaudah. Sekarang langsung ke aula!" perintah Ihan. Bara dan Reki mengangguk. Mereka bergegas untuk pergi, tapi sebelum itu, Bara mendekati Kayla.
"Kak Kayla masih nyari siapa yang bawa rokok itu? Kalo saya sih curiga sama murid baru. Coba aja Kakak cek sakunya."
📌📌📌
"Rokok itu punya kamu, kan?"
Dafik mengerutkan keningnya saat mendapat tuduhan seperti itu dari panitia. Kenapa jadi dia yang ditanya? Dafik menggeleng menyanggah tuduhan tidak benar itu.
Tidak percaya dengan jawaban Dafik, Ihan langsung menggeledah tubuh lelaki itu. Meraba saku bagian baju, dan bergantian pada saku celana saat tak mendapati apa pun di sana. Ihan langsung merogoh saku tersebut ketika merasakan sesuatu.