*3

159 29 2
                                    

For Now & Forever

Haikyuu!! © Furudate Haruichi

Warning : OOC, typo, Sho-ai, M-Preg dan lain sebagainya.

Happy Reading~

Hujan terus turun hingga pagi hari, Atsumu yang bangun lebih dulu tentu merasa khawatir jikalau hujan terus turun dan membuatnya dan Oikawa semakin kesusahan untuk mencari tempat tinggal.

“Tooru,” ucapnya mencoba membangunkan Oikawa.

Oikawa menggeliat pelan, matanya perlahan terbuka.

“Nghn? Sudah pagi ya?” tanya Oikawa sembari melihat sekitar yang masih terlihat gelap.

“Iya, tapi karena hujan jadi masih terasa seperti hari masih gelap,”

Oikawa mengangguk mengerti, “Jadi? Kita pergi mencari rumah untuk kita sewa sekarang?”

“Hemm.. Bagaimana ya, maunya begitu, tapi kalau kita menerobos hujan aku takutnya kamu sakit,”

“Hei aku tidak selemah itu tau!” sahut Oikawa cemberut.

“Aku hanya khawatir sayang,”

“S-sayang?”

Atsumu tersenyum, kepalanya mengangguk dengan santainya.

“Bolehkan kupanggil begitu?”

“T-tentu, tapi aba-aba dulu kenapa sih. Kan jantungku jadi berdegup kencang gini,” ucap Oikawa menutupi pipinya yang memerah.

“Ih lucunya, sayangnya aku,”

“Apasih Tsumu, tooru tidak lucu,”

“Tooru lucu,”

“Tidak,”

“Lucu,”

“Iih iya iya tooru lucu, kita jadi pergi sekarang?” Atsumu terkekeh, “Iya, tapi tooru pakai jaket dulu ya. Itu tudung jaketnya juga dipakai ya, ”

“Siap sayang!” balas Oikawa membuat Atsumu kaget dan memerah malu. Pantas saja tadi Oikawa mengeluhkan untuk aba-aba dulu. Damagenya sungguh luar biasa.

***

Iwaizumi mengusap pelipisnya, sudah beberapa hari sahabatnya itu tidak ada kabar.

Tapi yang membuatnya merasa lebih aneh lagi adalah ayah dari oikawa yang terlihat biasa saja. Seolah tidak ada yang terjadi.

Normalnya orang tua yang anaknya tak ada kabar sama sekali pasti akan dicari bukan?

“Oikawa-san kemana ya?” ucap Kunimi membuat atensi anggota klub terarah padanya.

“Entahlah, apa dia marah pada kita semua karena kejadian beberapa hari lalu?”

“Maksudmu apa Kindaichi?” tanya Iwaizumi.

“Oh ayolah Iwaizumi-san, jangan berpura-pura lupa. Kau memukulnya karena terlambat hari itu,”

“Kindaichi, Iwaizumi sudah sering melakukan itu. Kenapa seolah hal itu salah?” ucap Hanamaki.

Kindaichi mengepalkan kedua tangannya, “Lalu? Kalau sudah sering apa kita semua harus menormalisasi hal itu? Yang lain juga sering terlambat. Tapi kenapa hanya Oikawa-san yang diperlakukan begitu? Dan lagi setiap hari? Alih-alih kalian menanyakan kenapa dia selalu terlambat datang, kalian malah memukulnya!”

“Dan Iwaizumi-san, kau tau? Aku pernah melihat badannya penuh lebam dan menangis setelah latihan di ruang ganti,”

Iwaizumi terdiam, cukup terkejut dengan apa yang baru diucapkan oleh adik kelasnya.

For Now & ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang