*1 : Awal

284 46 9
                                    

For Now & Forever

Haikyuu!! © Furudate Haruichi

Warn : OOC, Sho-ai, typo dan lain sebagainya. 

Happy Reading~

Suara pukulan terdengar di gym diiringi omelan dari Iwaizumi. Ini hal biasa, sangat biasa bagi anggota timnya ketika melihat kapten dan wakil kaptennya berseteru begini.

“Sudah kubilangkan harus tepat waktu hari ini! Kau pasti tadi asik menggoda gadis-gadis lagi kan?!”

Oikawa hanya tersenyum sembari mengusap bagian tubuhnya yang baru terkena pukulan dari sang sahabat.

“Maaf Iwa-chan. Besok-besok tidak lagi deh,”

Iwaizumi mendengus, “Janji tidak akan lagi, tapi nanti diulang lagi,”

“Maaf..” ucap Oikawa lagi. Matanya sedikit melirik ke anggota tim yang lain, memperhatikan ekspresi mereka.

“Baiklah, cepat pemanasan lalu berlatih.” ucap Iwaizumi. 

“A-oh iya.”

***

Oikawa baru saja memasuki kediamannya dengan sang ayah, namun belum sempat Ia melangkah menuju kamarnya sebuah botol kaca terlempar ke dekat kakinya.

“Dari mana kau?” Oikawa terdiam. Lagi, Ayahnya mabuk-mabukan setiap pulang kerja.

“Dari sekolah.”

“Pulang sesore ini?”

“Tadi latihan voli dulu, Ayah.”

“Voli? Kau bermain voli lagi? Sudah kukatakan berkali-kali untuk berhenti bukan?! Lebih baik kau gunakan waktumu untuk belajar biar bisa berguna sedikit!” teriak Ayahnya membuat Oikawa sedikit tersentak.

“T-tapi nilaiku tidak turun kok Ayah.” cicitnya membuat sebuah tamparan mengenai pipinya.

Plak

“Kalau ayah bilang lebih baik belajar, ya belajar saja! Jangan membantah! Dasar anak sialan!”

“Aku membiayaimu sekolah agar kau bisa berguna untuk masa tuaku! Bukannya untuk bermain voli!” ucap ayahnya terus menampar dan memukulinya.

Oikawa hanya bisa menggigit bibirnya, menahan rasa sakit dari pukulan sang ayah.

Dan tentunya nanti berakhir dengan perkataan ‘maaf ayah, besok aku akan berhenti bermain voli,’ dari Oikawa agar ayahnya berhenti memukulinya.

***

Atsumu memasuki rumahnya, badannya terasa lelah karena harus pulang berjalan kaki, ditambah tadi Ia berlatih cukup keras.

“Tadaima.” ucapnya pada udara kosong yang ada karena. Ia sudah biasa begini sejak kecil, karena yang diperhatikan oleh orang tuanya hanya adiknya, Osamu. Entahlah karena apa mereka dibedakan seperti ini.

Menghela nafas, Ia kemudian dengan cepat mengenakan sandal rumah dan beranjak menaiki tangga menuju kamarnya.

Samar-samar Ia mendengar suara kedua orang tuanya yang tengah menyanyikan lagu ulang tahun.

‘Ah.. Iya, aku lupa. Ini hari ulang tahunku juga.’ batinnya ketika Ia rasa suara kedua orang tuanya semakin terdengar ketika melewati kamar kembarannya.

“Oh bagus, pulang jam segini. Memang bandel!” ucap Ibunya ketika melihat Atsumu lewat.

Atsumu berhenti berjalan, matanya melirik kearah sang Ibu yang memegang kue ulang tahun didepan kembarannya.

For Now & ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang