❐ 𝙲 𝚑 𝚊 𝚙 𝚝 𝚎 𝚛 𝟸

222 94 48
                                    


𓄸 Happy Reading 𓄸

𓄸 Happy Reading 𓄸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


07.00 || Sekolah

Kringg... Kringg...

Bel masuk sudah berbunyi, semua murid kelas XII A mulai masuk ke kelasnya bersiap mengikuti pelajaran pertama, kecuali Yedam, entah apa yang sedang ia pikirkan saat ini, sedari tadi ia terus berjalan bolak balik di depan kelas seperti sedang gelisah.

Begitu masuk ia langsung menghampiri Yoshi, "Yoshi, bagaimana ini?"

Yoshi hanya mengernyitkan alisnya.

"Jaemin tidak masuk."

"Mungkin dia ada urusan," jawabnya santai, lalu kembali menyibukkan diri dengan buku yang ada di depannya.

"Apa kau tidak cemas sedikit pun? kau ingat apa yang kita lakukan semalam? Bagaimana jika game itu nyata? Lihat sekarang, Jaemin tidak masuk, bagaimana jika terjadi sesuatu padanya?" Cerocos Yedam.

"Yedam, bisakah kau tenang dulu? Kenapa kau selalu berpikiran negatif seperti itu?" Balasnya.

Junkyu yang semula sedang sibuk dengan ponselnya kini ikut bicara, "Yedam ada benarnya, bagaimana jika terjadi sesuatu pada Jaemin? Dari pagi aku sudah mencoba berkali-kali menghubungi dia namun sampai sekarang belum ada jawaban darinya."

Kini Yoshi hanya bisa terdiam mendengar perkataan Junkyu.

"Begini saja. Jika tidak ada jawaban sampai pulang sekolah, kita pergi ke rumah nya," usul Jihoon.

"Baiklah, aku akan ke kelas B membicarakan ini kepada Asahi, Jeno, Renjun dan Haechan," jawab Yedam.

"Tunggu Yedam, sebentar lagi guru pasti datang, kita kesana saat istirahat saja," sanggah Jihoon.

"Ck, pokoknya jika terjadi sesuatu aku tidak akan memaafkan kalian semua karena tidak mencegah Jaemin melakukan itu," ketus Yedam.

"Kau sendiri tidak mencegahnya," sahut Yoshi.

Hampir saja Yedam melayangkan pulpen ke arah Yoshi, beruntung guru bahasa sudah tiba memasuki kelas sehingga Yedam tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Jam pelajaran berlalu begitu cepat, dan waktu istirahatpun tiba.

Semua murid berhamburan keluar kelas menuju tempat untuk mengisi perut mereka setelah berperang dengan pelajaran yang cukup membuat kepala mereka pusing.

Dan sesuai yang dikatakan Jihoon tadi, kini mereka berdelapan berkumpul di kantin untuk membicarakan tentang Jaemin.

"Kalian sudah menghubunginya?" Tanya Jeno, sembari memutar sedotan di atas jus jambu pesanannya.

"Junkyu sudah menghubunginya sejak pagi, namun tidak ada balasan dari Jaemin," jawab Jihoon sembari melirik Junkyu.

Junkyu hanya mengangguk.

DREAM 119 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang