❐ 𝙲 𝚑 𝚊 𝚙 𝚝 𝚎 𝚛 𝟺

182 78 25
                                    


𓄸 Happy Reading 𓄸

Haechan membuka matanya pelan, ia mencoba melihat sekelilingnya dengan penglihatan yang masih samar-samar.

"Di mana ini?" Pikirnya.

Ia mengucek kedua matanya agar penglihatannya kembali jelas.

Setelah sadar ia sangat terkejut dengan apa yang ia lihat, ia masih berada di rumah Jaemin dengan posisi tidur yang sama saat semalam mereka tidur, namun ada banyak perbedaan disini.

Rumah Jaemin berubah menjadi sangat kumuh, gelap, dan tua, ini terlihat seperti rumah yang sudah berpuluh-puluh tahun tidak ditempati.

Ia mulai melihat kesampingnya, terlihat teman-temannya disitu yang masih tertidur lelap, dengan cepat ia segera membangunkan mereka satu-persatu.

"Jeno bangun lah!"

"Renjun ayo sadar!"

"Teman-teman bangun!"

Ia terus menggoyang-goyangkan tubuh teman-temannya agar mereka bangun.

Jeno yang baru sadar langsung panik dengan apa yang baru saja ia lihat.

"Di mana ini? Apa aku sedang bermimpi?" Tanya nya.

"Aku tidak tahu, ayo bantu bangun kan yang lain!" Jawab Haechan.

"Teman-teman bangunnn!"

"Jihoon ayo bagunn!"

"HAH? APA? AKU TERLAMBAT SEKOLAH?!" Panik Jihoon yang baru saja terbangun.

"Sadar lah! Lihat sekelilingmu!" Ucap Haechan sambil terus membangunkan yang lain.

"Kita di mana? Ah sepertinya aku sedang bermimpi, aku mau tidur lagi saja," ucap Jihoon malas.

Haechan menjewer telinga Jihoon, "dasar kau ini, jangan tidur lagi!"

"AWWW!!" Jihoon meringis kesakitan sambil mengusap telinganya.

"Sakit.. ini tidak mimpi? Tapi kenapa rumah ini jadi sangat tua? Apa kita sudah tertidur puluhan tahun?" Tanyanya.

Rupanya teriakan Jihoon tadi berhasil membuat teman-temannya terbangun.

Kini semuanya sudah terbangun dari tidurnya.

"Apa ini rumah Jaemin? Kenapa jadi seperti ini?" Tanya Renjun.

"Ini jadi terlihat seperti rumah bekas kebakaran," sambung Jeno.

"Sepertinya kita sudah berada di dalam mimpi itu," jawab Asahi.

Mereka langsung melirik Asahi.

"Maksudmu kita sudah berhasil masuk ke game itu?" Tanya Yoshi.

"Benar, lihatlah sekeliling kita, lihat apa yang sedang terjadi, dan pahami situasinya," jawab Asahi.

PLAKK!

Yedam menampar keras pipi kanannya.

"AHHH SIALL" umpatnya.

PLAKK!

Tak cukup pipi kanan, kini ia juga menampar pipi kirinya.

"Ayo bangun lah! Aku tidak ingin berada disini," ujarnya

"Yedam, jangan menyakiti dirimu sendiri!" Ucap Jihoon.

"Kau ingat, rencana kita kesini adalah untuk mencari jalan keluar, jadi ayo lakukan itu, jangan langsung menyerah ini baru awal dari rencana kita," tambahnya.

Yedam mengacak rambutnya dengan kasar, sekarang ia hanya bisa pasrah.

"Ngomong-ngomong dimana Junkyu?" Tanya Renjun.

DREAM 119 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang