02. Rindu

33 9 2
                                    

Halooo!!

Follow akun wattpad ini!
Vote dan komen sebanyak-banyaknya!!

Bersabarlah dalam menunggu sesuatu, percayalah jika suatu saat sabar mu itu akan menjadi suatu hal yang tak terduga.

Tsabina Syela Azzahra

****

Syela baru saja selesai melakukan sholat berjamaah bersama Hannah dan Larasati di mushola kecil yang ada di dalam rumahnya. Suara gemericik air dari kolam ikan yang berada di tengah rumahnya memberikan efek tenang dan syahdu.

"Nara masih di sini kan, La?." tanya Hannah, tangannya baru saja melipat mukenah nya.

"Iya Ummi, masih di kamar Syela." jawab Syela, ia meminta mukenah milik Ummi nya dan juga Tante Larasati untuk ia letakan di Almari kecil tempat menyimpan mukenah.

"Panggil gih, kita makan bersama." pinta Hannah.

"Baikk Ummi."

Syela berjalan mundur dengan setengah membungkuk keluar dari mushola, lalu berjalan normal menuju ke kamarnya.

"Ra, ayo makan bareng." Syela langsung mengajak Nara keluar kamarnya.

"Hah, nggak mau aku La. Aku nggak enak sama Abi Ummi kamu." tolak Nara halus. Ia menahan diri agar Syela  tak bisa menariknya.

"Nggak, sekarang kan hari Kamis. Abi makan bersama di masjid. Udah lama nggak kesini sih sampai lupa sama tradisi disini."

Nara langsung beranjak keluar kamar, "Kalau gitu aku nggak akan nolak deh La."

Syela tertawa kecil melihat ulah Nara. Ia menggandeng Nara lalu menuju ke meja makan.

Rumah Syela berbeda dari rumah rumah pada zaman sekarang. Semua dinding rumah Syela terbuat dari kayu, khas rumah Jawa. Rumahnya tak terlalu luas dan terlalu banyak furnuture disana.

"Siang, Nara apa kabar? Udah lama nggak pernah ke sini." sapa Hannah ketika Syela dan Nara tiba di meja makan.

Nara mencium tangan Hannah. "Siang Ummi, Nara sibuk ngurus artis ganteng di Jakarta, jadi sampai lupa ke sini."

Tak lupa Nara juga mencium tangan Larasati yang menatapnya penuh dengan tanda tanya namun tetap ramah menyapa Nara.

"Maaf jika membuat Ibu kurang nyaman dengan kehadiran saya ini." ucap Nara pada Larasati.

"Ah tidak, saya makin senang bertemu dengan orang baru." jawab Larasati, "Apa saya melukai perasaan mu, Nak?."

Nara menggeleng dan tersenyum, "tidak Bu sama sekali tidak." jawab Nara ramah.

Syela menarik kursi untuk Nara agar segera duduk. Dan ia juga segera duduk di samping Nara.

Seperti biasa, Hannah mempersilahkan tamunya untuk mengambil nasi dan lauk pauknya terlebih dahulu barulah ia mengambilkan makan untuk Syela dan Nara kemudian ia sendiri.

Mereka semua berdoa sebelum makan, namun ada yang berbeda dengan cara berdoa Nara. Ia menggenggam kedua tangannya tepat di bawah dagu dan ia akhiri do'anya dengan menyentuh dahi, bahu kanan dan kiri serta kecupan lembut di ibu jari dan jari telunjuknya.

GADIS PEMILIK KEHORMATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang