Happy Valentine 2

1.4K 208 36
                                    

Setelah pulang, (Name) buru-buru masuk ke dalam kamar. Ia ingin cepat-cepat tidur, rasanya otak dia akan meledak. Tapi sayangnya, saat sudah berada di depan pintu kamar, tiba-tiba Todoroki memeluknya dari samping.

"T-todoroki! Kau mencekik ku...!" rintih (Name).

"(Name), tolong aku... Bakugou sedari tadi tak berhenti mengejarku..." bisik Todoroki.

Bakugou datang sambil berlari dan langsung menarik Todoroki supaya lepas dari pelukan (Name).

"Jangan kabur, setengah-setengah sialan!" maki Bakugou.

"BERHENTI! APA KALIAN TIDAK LIHAT, AKU SEDANG LELAH?!" teriak (Name) kesal.

Teriakan (Name) membuat Bakugou dan Todoroki diam sejenak. Todoroki dengan pelan melepaskan pelukannya, tak ada yang berani membuka suara.

"Haaah, sialan! Aku akan pergi, jangan cari aku dan tolong BIARKAN aku sendirian." ucap (Name) sambil berlalu pergi meninggalkan Bakugou dan Todoroki.

"...."

"Apa itu ulah kita?"

•••

(Name) akhirnya pergi ke belakang asrama yang terdapat taman kecil. (Name) memutuskan untuk tiduran di rerumputan sampai akhirnya terlelap.

Seorang pria tiba-tiba saja berjalan menghampiri (Name) yang masih tertidur pulas. Tangannya mengusap pelan rambut (Name), perlahan turun ke pipinya lalu mendarat tepat di bibir (Name).

Sentuhan itu membuat tidur (Name) terganggu, dan terpaksa membuka matanya.

"Hnn... kau siapa...? Sudah ku bilangkan--"

Saat penglihatan (Name) sudah jelas, (Name) kaget pria yang dihadapannya adalah seorang penjahat yang dulu pernah menculik dirinya.

"K-kau...?! Kenapa kau bisa masuk kesini?!"

(Name) buru-buru berdiri dan berjalan mundur dengan pelan. Ternyata hari sudah malam, pasti semua orang sudah tertidur pulas. Apa yang harus (Name) lakukan?!

Dabi yang melihat (Name) ketakutan hanya tersenyum miring. Ia membungkuk dan menyodorkan telapak tangan kanannya.

(Name) kebingungan setengah mati, sebenarnya apa yang mau Dabi lakukan?! Untuk apa dia menyodorkan tangannya?!

"Apa lagi yang kau tunggu? Tanganku mulai kedinginan." ucap Dabi.

"H-huh?"

Dabi menatap mata (Name) dengan seksama dan membuat (Name) semakin tak nyaman. Dengan ragu (Name) kemudian menggenggam tangan Dabi perlahan-lahan.

Dabi tersenyum. Ia lalu menarik (Name) dan memeluk pinggangnya dengan erat. Gerakan yang secara tiba-tiba itu membuat (Name) sedikit kaget.

"Taruh kedua tanganmu dipundakku." Titah Dabi.

Karena tatapan Dabi yang menyeramkan, mau tak mau (Name) menuruti keinginan Dabi.

Tak lama kemudian, Dabi melangkah maju dan mundur dengan elegan. (Name) semakin kesusahan mengikuti langkah Dabi.

(Name) terlalu sibuk mengikuti langkah Dabi supaya tidak menginjak kakinya atau terinjak, sehingga tidak sadar bahwa dirinya sedang berdansa dengan seorang penjahat di bawah sinar rembulan yang indah.

Abang Takami! (Male Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang