"Theaa!" teriak seorang Atlas Gradyen Star dari ujung koridor dengan mengangkat sepasang sepatu yang tak lain tak bukan adalah milik Thea.
Thea berbalik badan mendengar suara yang meneriaki namanya. Jujur saja, tanpa menoleh Thea pun sudah tau siapa yang meneriakinya, namun kali ini ia mempunyai firasat yang buruk, jadi dia harus menoleh untuk memastikan firasat nya itu.
Thea tersenyum dengan terpaksa saat melihat sepasang sepatu nya berada di tangan seorang Atlas. Firasatnya begitu kuat, bukan? Thea menghela nafas lelah.
Anak anak Seirios disekitar hanya dapat menyaksikan drama antara Atlas dan Thea seperti hari hari sebelumnya, mereka pun sudah bosan melihat dua mahluk yang tidak pernah terlihat bersatu itu.
"Hari ini taruhan, Thea bakal dapat sepatunya apa kagak!" seru pemuda berambut keribo, Dikki salah satu sahabat Atlas paling absurd.
Fana, salah satu sahabat Thea menoyor kepala Dikki dengan kesal. "Lo bisa gak, sih? Sehari aja gak usah aneh aneh," kesal Fana.
Dikki melirik sinis, "Susu gua!" sewot Dikki.
Raffa salah satu sahabat Atlas juga, yang rada rada polos, ia menatap Dikki dari atas hingga bawah dengan heran.
Dikki yang dilihat seperti itu pun merasa risih, ia bertanya, "Napa sih lu bocah?" tanya Dikki dengan heran.
"Dikki punya susu?" tanya Raffa dengan polos. Semua yang ada disana menahan tawanya, kecuali Dikki yang wajah nya terlihat masam.
"Susu itu suka suka gua!" jelas Dikki dengan ketus. Raffa pun hanya manggut-manggut. Dalam hati rasanya Dikki ingin menghempaskan Raffa ke penggorengan panas.
"Kata gue sih Thea berhasil ambil sepatu nya," ujar pemuda yang asik makan jajanan, Dewa.
Elsa mengangguk angguk setuju, "Thea pasti berhasil lah!" semangat Elsa. For you information Dewa dan Elsa berpacaran sejak kelas 10.
"Temen sendiri kagak lo dukung," ngegas Dikki kepada Dewa.
"Bosen gue dukung temen lo itu," jawab Dewa dengan santai, ia mengelus rambut Elsa dengan lembut sambil melihat Atlas dan Thea yang masih bertatapan.
"Lo balikin sepatu gue atau lo gue lempar ke ruang bk?" Thea menatap Atlas tajam, Atlas yang diancam tidak takut, dia terlalu sering dipanggil ke hadapan guru BK membuatnya kebal akan ceramah guru BK itu.
Atlas tak menghiraukan Thea, ia berbalik arah dan berjalan dengan santai seraya memegang sepatu Thea tadi. Thea berlari mengejar Atlas. Sungguh! Thea sekarang menyesal karena meninggalkan sepatunya tadi di ibu kantin.
"GUE SUMPAHIN LO KEPLESET NYEBUR KE SELOKAN!" teriak Thea dengan berlari mengejar Atlas yang sudah berlari menjauh juga.
Teman teman Atlas dan Thea hanya diam sambil menikmati makanan mereka dengan santai. Apalagi Gara dan Vanya yang seperti tak perduli dengan lingkungan sekitar mereka.
"500 ribu buat sebulan traktir gue kalo gue bener!" celetuk Dewa ke Dikki. Dikki terlihat diam sejenak, kemudian dia menjulurkan tangannya untuk berjabat tangan. "Deal!" serempak Dewa dan Dikki.
Gara menggeleng pelan, dia sangat heran mengapa bisa berada diantara mahluk mahluk aneh seperti mereka.
"WOI, GEMBEL! SEPATU MAHAL ITU, JANGAN LECET, JANGAN RUSAK!" teriak Thea memperingati, ia masih berusaha mengejar Atlas.
Atlas tersenyum kecil mendengar teriakkan Thea dibelakang, ia suka melihat Thea berlari, menurutnya, jika Thea berlari Thea terlihat menggemaskan dengan tubuh mungilnya.
"ATLAS THEA!" teriak Bu Cetar dengan menggelegar.
Bu Cetar berjalan mendekat ke arah Atlas dengan raut wajah yang terlihat emosi, Atlas yang melihat itu langsung panik, ia menarik tangan Thea dan berlari. Bu Cetar berteriak kembali, membuat semua anak anak menutup telinga. Bu Cetar adalah guru yang bisa menjadi guru apa saja.
Sahabat sahabat Atlas dan Thea tertawa kencang, karena mereka telah mengetahui apa yang akan terjadi kedepannya dengan nasib Atlas dan Thea.
****
Halo! Terima kasih udah mau baca cerita aku. Aku terima kritik dan saran dari kalian biar aku bisa perbaiki lagi🙏🏻 Oh ya! Kenalin, aku Arubyy, kalian bisa panggil aku Rubyy hihi.
Selamat membaca, maaf kalau ceritanya jelek:(
KAMU SEDANG MEMBACA
Pluviophile
Teen Fiction"𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐫𝐮𝐭 𝐤𝐮 𝐢𝐭𝐮, 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐬𝐢𝐥 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐛𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐮." -𝓪𝓭𝓶𝓲𝓻𝓮𝓻 𝓼𝓽𝓪𝓻 𝓪𝓷𝓭 𝓻𝓪𝓲𝓷. ---------• Atlas tak pernah menyangka jika ia merasakan jatuh cinta dima...