Bagian| Dua

884 117 17
                                    


Carilah sesuatu yang bisa membuatmu kembali menemukan arti bahagia

🤍🤍🤍

Agra mematikan mesin motornya sesampainya ia didepan markas tempat teman-teman satu gengnya berkumpul. Setelah membuka helm fullfacenya, Agra malah terdiam mengingat kejadian dimana ia berbicara dengan kasar pada adik tirinya, Nayarra.

Agra merasa hatinya sedikit terusik. Sejenak ia berpikir apakah yang ia katakan terlalu berlebihan? Atau apakah kata-kata yang keluar dari mulut pedas nya itu menyakiti perasaan Nayarra. Karna bagaimanapun juga Nayarra sama sekali tak bersalah atas apa yang terjadi. Apalagi gadis itu baru saja melewati masa berduka.

Namun memang entah kenapa setiap berhadapan dengan Nayarra, ia selalu sulit untuk mengendalikan dirinya dan pada akhirnya selalu saja berakhir dengan keluarnya kata-kata menyakitkan dari mulut pedasnya. Yah anggap saja kalau Agra melampiaskan segala emosi yang tertanam dalam dirinya pada Nayarra.

Karna dengan melihat Nayarra membuatnya selalu ingin hidup sepertinya. Bahagia, selalu tertawa, dan hidup tanpa adanya beban yang tertanam dalam dirinya. Padahal Agra tidak tau saja bahwa hidup seperti Nayarra jauh lebih sulit dari yang dibayangkan. Hidup dengan berbagai topeng muka dan berbagai kebahagiaan palsu, sampai-sampai Nayarra sendiri selalu lupa seperti apa dirinya dan bagaimana cara bahagia yang sesungguhnya.

Iri? Ya sebut saja seperti itu. Ibunya meninggal saat melahirkannya, dan setelah itu ayahnya selalu saja sibuk dengan pekerjaannya. Ayahnya memanglah bukan sosok yang dingin, ia sangat menyayangi semua anaknya termasuk Nayarra. Ya, Nayarra! Dari semua anak tante Mel atau ibunya Nayarra, hanya Nayarra anak yang sangat ayahnya sayangi bahkan itu juga berlaku pada Edward kakaknya yang memiliki sifat cuek terhadap apapun.

Kadang ia selalu penasaran, sebenarnya apa yang membuat mereka begitu menyayangi gadis itu? Karna yang ia lihat, Nayarra tidak ada bedanya dengan gadis-gadis lain. Dia hanya gadis bar-bar yang sangat suka mencari perhatian. Ya, dia hanya gadis seperti itu. Nayarra tidak istimewa, benar dia tidak seistimewa itu untuk mendapat perhatian semua orang.

"Gra!"

Sebuah panggilan seolah kembali menarik Agra pada dunia nyata. Agra menaikkan sebelah alisnya melihat Jaeden sahabatnya yang baru saja tiba dengan motor kesayangannya.

"Nggak masuk lo?", tanya Jaeden sembari membuka helm fullfacenya.

"Ahh ini baru mau masuk", sahut Agra seolah tersadar bahwa sedari tadi ia hanya berdiam diri diparkiran.

"Suntuk amat muka lo! Kenapa?"

Agra mendengus pelan. Jaeden memang selalu mengetahui tentang dirinya. "Nayarra!"

Sejenak Jaeden mengernyit bingung mendengar satu nama yang tidak terlalu asing di telinga nya.

"Adek tiri gue!"

Jaeden berohria mendengarnya. Ya memang Jaeden dan ketiga temanmya yang lain tau tentang Nayarra adik tiri dari Agra. Mereka pernah bertemu dengan gadis itu saat liburan semester tahun lalu. Dan penilaian mereka tentang Nayarra adalah ceria. Gadis itu seperti hidup tanpa beban.

"Emang kenapa sama dia?"

"Dia tinggal bareng keluarga gue sekarang!"

"Seperti yang gue bilang kalo minggu lalu bokap dia meninggal", lanjutnya sebelum Jaeden menanyakan alasan.

"Trus kenapa dia nggak tinggal sama nyokapnya aja?", tanya Jaeden seolah bahwa apa yang di tanyakan nya itu sesuatu yg masuk akal.

"Nyokapnya kan masih hidup. Sodara-sodara dia kan juga banyak, bahkan ada yang udah nikah. Kenapa gak ikut mereka aja? Kenapa harus ikut bokap lo gitu yang bahkan bukan siapa-siapa dan hanya mantan suami nyokapnya?", lanjutnya memberikan teori-teori yang lebih masuk akal.

Dandelion [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang