1

43 11 21
                                    

"bruk"

"astaghfirullah haladzim" devano yang kaget melihat siswi berpakaian rapi dengan menenteng box terjatuh di depan mobil nya.

"m-maaf pak, saya tidak sengaja" ucap gadis itu dengan sorot mata takut. karna ia takut jika di suruh ganti rugi.

Devano jongkok untuk menyamakan posisi nya dengan gadus itu. lalu ia membantu gadis itu membereskan dagangan nya yang jatuh berceceran di aspal. "saya yang seharusnya minta maaf. maaf karna saya tidak memperhatikan jalan" ucap devano

Gadis itu diam sejenak. "tidak apa apa pak" ucap nya. lalu gadis itu berdiri untuk meneruskan perjalanan ke sekolah. namun saat hendak pergi, tangan gadis itu di cekal oleh devano.

"tunggu" devano mengeluarkan dompet dalam sakunya. perasaan campur aduk kini menghampiri gadis itu. devano mengeluarkan uang seratus ribuan ntah berapa jumlah nya yang pasti nya banyak.

"untuk kamu berobat" putus devano

dengan cepat, gadis itu menolak uang yang diberikan devano kepadanya. "tidak usah pak saya tidak apa apa" ucapnya

devano bingung, ia harus bagaimana untuk menebus kesalahannya ini. iapun menawarkan untuk mengantarkan gadis itu untuk sekolah. "kalau begitu, saya antar ya kesekolah nya" tawar devano.

Gadis itu menatap devano heran. "tidak usah pak takut merepotkan" tolak gadis itu. devano menggelengkan kepalanya sebagai isyarat bahwa ia tidak keberatan.

Hening, sangat hening. saat di dalam mobil tidak ada satupun yang membuka suara. "ekhem" gadis itu lalu melirik ke arah devano. "kenapa pak" tanya gadis itu

"siapa nama mu" tanya devano

"sasy pak" jawab gadis itu. setelah menjawab sasy memfokuskan pandangan nya kedepan

"dimana orang tua mu" tanya devan.

Sasy kaget bukan main. Kenapa ada orang asing yang menanyakan dimana orang tua nya? ah mungkin hanya ingin tau saja batin sasy. "saya di tinggal oleh orang tua saya untuk selama lamanya pak" jawab sasy

Devano terkejut lalu ia menginjak rem secara mendadak karna ia benar benar terkejut. "maaf saya tidak tau" ucapnya.

**

saat sampai di kelas, sasy menjadi bahan gibahan teman teman sekelas nya terutama circle cancemba (cantik cetar dan membahana).

"heh sasy, lo di anterin sama om om kan? ngaku lo" ucapan itu membuat sasy syok. bagaimana teman nya tau bahwa ia di antarkan oleh orang asing?

sasy menduduki bangku nya dahulu sebelum menjawab pertanyaan teman nya itu. "oh itu orang yang nabrak aku tadi pas mau berangkat sekolah" jawab sasy

teman teman nya itu mendekat ke arah sasy yang membuat sasy bingung dan panik. "halah bilang aja iya, di hargain berapa lo? 50? 100? atau jangan jangan gratis?" ucap michel

tutur kata michel seolah pisau yang menancap di hati sasy. sangat sakit dan benar benar sakit. sasy bangkit dari tempat duduk nya lalu ia menggebrak meja yang membuat michel dn teman teman nya kaget bukan main. pasalnya, dari dulu sasy adalah gadis pendiam yang selalu di tindas.

Sasy menunjuk mulut michel dengan jari telunjuk nya. "mulut lo, kalo ngomong gausa nglantur bajingan" ucap sasy dengan nada penekanan dan sorot mata marah.

michel tak menduga sasy akan melakukan itu padanya. "oh berani lo sekarang sama gue?" tanya kirana teman michel

Sasy melangkah satu langkah agar lebih dekat dengan kirana. "berani, sekarang gue sadar. kita sama sama makan nasi, dan gue gaakan takut lagi sama pecundang kaya lo yang berani nya keroyokan" ucap sasy lalu melenggang pergi.

tak di sadar, di ambang pintu ada sosok laki laki tinggi dan tampan. "good job girl" ucapnya lirih.

LUKA DAN OBATNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang