Nadine berjalan ke arah ruang tamu dimana Arion duduk di sofa lekat denhan laptop dan setumpuk kertas berisi kurfa kurfa sulit.

Nadine mendudukan bokong nya di samping suaminya. Ia menaruh secangkir kopi dan brownies yang ia beli tadi.

Aroin tak menyadari jika di samping nya ada istri nya karna ia terlalu fokus untuk membaca dan memahami isi yang ada di laptop nya. "mas, di minum dulu" titah Nadine

Aroin menatap sekilas wajah Nadine yang awet muda. "hm" jawab Arion.

Setelah mengatakan itu Arion menyeruput kopi hitam dan memakan satu potong brownies. Setelah selesai melakukan itu ia bersandar di sofa. Matanya menatap langit langit ruang tengah yang tampak sangat megah.

Nadine ingin mengutarakan isi hatinya pada Arion yang selama ini ia pendam. "mas, aku mau ngomong tapi kamu jangan marah ya" ujar Nadine.

Aroin memalingkan wajahnya menatap sayu Nadine. "okey, what are you going to talk about honey?" jawabnya dengan cara berbicara khas nya.

Nadine menatap mata Aroin dengan tatapan meminta. "mas tolong jangan kasar sama dini lagi ya, dari kecil dini ga pernah rasain kasih sayang dari kamu mas, dia pengen seperti azar dan abizar yang dari kecil selalu kamu sayang" ujar nya

Arion menatap malas ke arah Nadine karna topik pembicaraan nya itu ternyata membahas anak nya. Ia tak suka ada yang membela dini termasuk istri atau dua anak laki laki nya itu.

"Selama ini kamu hanya mengekang dini, menuntut dini harus seperti apa yang kamu minta dan harus jadi yang sempurna di mata semua orang. asal mas tau, selama ini dini ga pernah sama sekali keluar hanya untuk bersenang-senang karna selalu ga mas izinin" lanjut nya

"apa yang selama ini kamu lakuin ke dini udah keterlaluan mas, jangan mudah termakan oleh senyuman dini karna dia hanya menyembunyikan luka nya di balik senyuman nya. Selama ini dini sudah berusaha semaksimal mungkin untuk semuanya tapi kamu tetap saja kasar sama dia" lanjut nya dengan nada meninggi karna emosi

Tanpa di sadar Nadine menitikan air mata. Tak terbayangkan betapa sakit nya menjadi dini yang harus menerima semua nya di usia yang belum begitu dewasa di mata Nadine.

"CUKUP!!" Sentak Arion

"JANGAN PERNAH KAMU BAHAS TENTANG ANAK SIALAN ITU LAGI DI DEPAN AKU NADINE!! ANAK SIALAN ITU CUMAN BISA NYUSAHIN DOANG GA TAU MALU DAN GA BISA APA APA" lanjut Arion lalu berdiri hendak pergi ke kamar.

"DINI ANAK AKU!! AKU GA SUKA ANAK AKU DI SEBUT ANAK SIALAN DAN DI PERLAKUAN KASAR SAMA KAMU!! KAMU MEMANG BERHASIL MENJADI SEORANG SUAMI TAPI KAMU GAGAL MENJADI SEORANG AYAH UNTUK ANAK KU!!" Ujar Nadine tak kalah lantang.

Arion berhenti ketika hendak menaiki tangga yang menghubungkan kamar nya. ia menatap ke arah Nadine dengan tatapan seribu arti.

"LEBIH BAIK KITA CERAI MAS" putus nadine. "AKU GA MAU ANAK AKU SELALU DI PERLAKUKAN SEPERTI INI YANG STATUS NYA ADALAH AYAH NYA SENDIRI!!"

"AZAR, ABIZAR, DAN DINI BIAR IKUT AKU. AKU MASIH BISA MENAFKAHI MEREKA BERTIGA DAN AKU TIDAK AKAN MEMBIARKAN KAMU MENEMUI MEREKA SUATU SAAT NANTI" ujar nya

"coba saja, pasti kamu tidak akan bisa hidup tanpa saya. lagi pun saya juga tidak keberatan jika harus berpisah dengan kamu" ucap arion santai

"baiklah sore ini aku dan anak anak akan segera pergi dari rumah ini dan tidak akan pernah kembali ke sini lagi" ucap Nadine seriu

deg

Arion terpaku tak bisa berkutik. apakah yang di ucapkan Nadine akan benar benar terjadi? sepertinya tidak akan.

LUKA DAN OBATNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang