2. Kantin

14 16 0
                                    

Saat ini Shelin dan Reta berjalan-jalan di koridor yang tampak sepi, aneh memang sebenarnya jamkos atau tidak kalo jamkos kenapa lorong sekolah saat ini begitu sepi seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan.g

"Ret ini kok pada sepi ya, sebenarnya jamkos apa ngga sih?" tanya Shelin pada Reta yang berjalan di samping.

"Iya ya, apa jangan-jangan udah bel tapi kita ga dengar lagi karna keasikan ngobrol" ujar Reta.

"Hah iya nya, ah lo mah jangan bikin gue panik kalo bel kenapa guru nya ga masuk coba"

"Coba kita tanya sama anak kelas lain"

Mereka langsung berjalan ke arah kelas lain yang kebetulan tidak ada guru di dalam nya.

"Permisi, ini kalian jamkos ga?" tanya Shelin sopan.

Salah satu siswa menjawab. "Iya kita jamkos, bu Shinta ga masuk karna anak nya sakit" ucap salah satu siswa.

"Oh gitu, makasih ya"

"Iya" ucap mereka serempak.

Shelin dan Reta lanjut berjalan.

"Gimana nih Ret"

"Udah lah kantin aja kuy" ajak Reta.

"Tapi nanti kalo ketemu OSIS atau guru gimana?" tanya Shelin.

"Halah, bilang aja kita laper belum sarapan terus juga di kelas kita ga ada guru" ujar Reta tetap memaksa Shelin untuk pergi ke kantin.

"Tapi-" ucapan Shelin terputus karna Reta langsung menarik nya begitu saja.

"Udah ayo percaya deh apa kata gue" ucap Reta sambil menarik tangan Shelin lalu membawa nya ke kantin.

Begitu mereka sampai di kantin Shelin dan Reta langsung berjalan ke salah satu meja dan menduduki nya.

"Lo mau pesan apa biar gue yang bayar" ucap Reta.

"Awas lo ya kalo ketauan guru atau OSIS"

"Iya udah lo tenang aja, sekarang lo mau pesan apa?"

"Bakso aja"

"Lo udah makan nasi?" tanya Reta.

"Belum"

"Kalo belum makan nasi kenapa pesan bakso, pesan nasi lah nanti lambung lo kumat tau rasa lo" peringat Reta.

Shelin memutar kedua bola mata nya malas, begini lah punya teman yang sifat nye ke'ibuan.

"Iya bunda Reta adek Shelin pesan nasi goreng udang aja satu ya" ucap Shelin dengan senyum yang dipaksakan.

"Nah gitu dong, anak pintar" ucap Reta sambil mengelus-elus kepala Shelin lembut.

Shelin menyingkirkan tangan Reta dari kepala nya lalu berdecak.

"Ck! Udah buru sono lo pesan udah laper nih gue" titah Shelin.

"Iye iye, nyebelin banget lo lama-lama untung teman gue lo" ucap nya lalu langsung pergi untuk memesan pesan nya dengan Shelin.

Shelin menghiraukan ucapan Reta lalu memainkan ponsel nya. Tidak lama kemudian pesanan nya datang dengan Reta dan ibu Dini sang penjual, beginilah enak nya kalo ke kantin tapi sepi kantin nya jadi cepat kita memesan tidak perlu menunggu-nunggu lagi.

"Ini non pesanan nya, selamat menikmati" ucap bu Dini.

"Makasih ya bu" ucap Shelin sembari tersenyum.

"Iya non sama-sama" lalu bu Dini pergi meninggalkan Shelin dan Reta.

Shelin dan Reta langsung memakan-makanan nya masing-masing.

Ekhmm

Saat asik makan Shelin maupun Reta mendengar suara orang berdehem refleks mereka melihat ke arah sumber suara tersebut. Di sana pria tinggi dengan wajah datar dan ekspresi nya yang dingin sedang melihat ke arah mereka dengan tatapan datar tapi terkesan tajam.

"Kalian ngapain?" tanya nya.

Reta maupun Shelin langsung menegak'kan tubuh nya.

"Lo ga liat kita lagi ngapain? Lo ga buta kan?" ucap Shelin terkesan santai.

Reta melotot terkejut mendengar ucapan Shelin.

"Lin" tegur Reta menyenggol pundak Shelin.

"Ck! Apaan sih Ret biarin aja ngapa sih, lagian dia ga liat apa kalo kita lagi makan pake nanya lagi kita lagi ngapain" ucap Shelin kesal

Pria tersebut hanya mengangkat alis mendengar ucapan gadis di hadapan nya.

Reta hanya tersenyum canggung kepada pria di hadapan nya.

Reta menatap Shelin. "Dia kakak kelas kita" ucap Reta.

"Terus"

"Dia OSIS"

Shelin terdiam sejenak.

"Terus kalo dia OSIS dia bisa seenak nya gitu? Kita kan lagi makan, kita juga belum makan dari rumah kita itu masuk pagi jadi kalo ga sempat sarapan wajar dong dan wajar juga kalo kita lapar" jelas Shelin sedikit emosi.

Pria di hadapan mereka hanya menghela nafas nya pelan.

"Lo ikut gue"

Shelin dan Reta saling pandang.

"Lo ngomong ke siapa? Yang bener kalo ngomong!" ucap Shelin mulai terbawa emosi.

Emang emosian anak nya.

Pria tersebut menghembuskan nafasnya kasar, nasib jadi OSIS begini harus menghadapi murid seperti Shelin bahkan ada yang lebih parah dari Shelin.

"Lo Shelin Adira ikut gue sekarang." ucap pria itu dengan nada penuh penekanan setiap kata nya.

Shelin terdiam sejenak, kok pria tersebut bisa tau nama nya? Apa jangan-jangan pria itu penggemar berat nya yang selama ini diam-diam menaruh bunga coklat bahkan kertas pernyataan cinta di loker nya? Karna Shelin selalu mendapatkan itu jika membuka loker nya bahkan ia sampai bosen melihat nya.

"Kok lo bisa tau nama gue? Lo fan gue yang diam-diam selalu ngasih bunga coklat bahkan surat pernyataan cinta ke loker gue ya?" ucap Shelin, ya agak terlihat sedikit percaya diri sih anak nya memang.

Sedangkan Reta hanya menyimak obrolan kedua nya, ia bingung harus apa jadi ia hanya diam menyimak tunggu di suruh ngomong baru ngomong. Anak pintar.

"Emang itu penting sekarang? Lo ikut gue sekarang, dan lo masuk kelas sana" ucap nya kepada Reta yang langsung dilaksanakan oleh empu nya.

"E-eh tunggu dulu, kok cuma gue sendiri sih kan teman gue juga makan masa cuma gue sendiri seharus nya dia ikut dong" ucap Shelin tidak terima masa iya dia sendiri sedangkan Reta tidak, bagaimana kalo dia di hukum jadi Reta tidak mendapatkan hukuman dong kan Reta yang mengajak nya untuk makan di kantin sedangkan dia hanya menurut saja.

Pria tersebut tidak menghiraukan ucapan wanita di hadapan nya tangan nya langsung saja menarik tangan Shelin dan membawa nya pergi dari kantin.

"Ck! Ni orang benar-benar ya!" gerutu Shelin kesal. Pasrah sudah dia di bawa oleh ketua OSIS menyebalkan di hadapan nya ini.

"Ini kita mau ke mana?" tanya nya yang sama sekali tidak di balas oleh pria di hadapan nya. Dasar kulkas berjalan.

Shelin hanya pasrah ketika tangan nya terus di tarik ia hanya mengikuti ke mana pria ini akan membawa nya pergi. Mana tau di bawa makan bakso.g

• • • • •

Follow me :)

ALIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang