8. Olahraga

8 6 1
                                    

Saat ini kelas Shelin sedang jam olahraga bertepatan dengan kelasnya Althaf yang juga memasuki jam olahraga. Ntah sebuah keberuntungan atau kesialan tetapi bagi Althaf adalah sebuah keberuntungan dan bagi Shelin adalah kesialan.

"Lin, kak Althaf suka sama lo ya?" tanya Reta, saat ini mereka sedang melakukan pemanasan tapi gadis ini selalu mengajak Shelin berceloteh dan itu membuat Shelin was-was karna guru olahraga mereka saat ini tengah memperhatikan ke arah mereka.

Althaf dari kejauhan hanya memandang mereka dengan tatapan yang sulit diartikan, Shelin yang merasa ditatap melihat ke arah Althaf yang masih juga memandangnya. Sadar Shelin melihat dirinya Akthaf memalingkan wajahnya begitupun Shelin.

Setelah pemanasan selesai mereka disuruh untuk

"Yang dibelakang jangan cerita!" tegur guru olahraga tersebut. Shelin yang merasa ditegur pun menatap ke arah Reta dengan tatapan tajam dan itu membuat Reta membisu.

Althaf dari kejauhan hanya memandang keduanya dengan tatapan yang sulit diartikan, Shelin yang merasa di tatap pun melihat siapa yang menatapnya setelah mengetahui Althaf yang melihatnya dari kejauhan Shelin memalingkan wajahnya begitupun dengan Althaf.

Setelah pemansan selesai mereka disuruh untuk melempar bola basket ke ring satu per satu untuk pengambilan nilai.

Shelin yang pada dasarnya tidak tahu menahu tentang melempar bola basket bukan tidak tahu melainkan tidak pernah berolahraga jadi ia tidak tahu menahu tentang olahraga, jadi ia hanya pasrah nilai belarapa yang ia dapat.

Pandangan Althaf sedari tadi tidak beralih kemanapun dan hanya memandang Shelin, para sahabat Althaf pun di buat bingung oleh tingkah Althaf yang melihat gadis cantik tersebut tetapi mereka memilih untuk bodoamat. Begitupun Shelin, ia sadar bahwa Althaf memandanginya sedari awal ia melakukan pemanasan tetapi ia juga memilih bodo amat.

"Kak Althaf dari tadi liatin lo Lin," ucap Amel.

"Gue tau." balas Shelin.

"Kalian ada hubungan?"

"Gila lo! Engga lah!" tolak Shelin keras.

Gila banget dia ada hubungan dengan Althaf, yang ada Shelin dibuat stress karna sikap Althaf yang mirip banget sama kulkas.

"Yaudah sih santai, gue cuma nanya juga," lalu Amel kembali fokus pada teman-temannya yang sudah mulai untuk bermain basket.

Shelin terdiam sejenak, mengapa Amel ada pemikiran seperti itu? Kalau begitu sepertinya ia harus berjaga jarak dengan pria kulkas itu.

"Emang gue pernah deket-deket? Dianya aja yang selalu nongol." gumam Shelin pelan.

Sekarang giliran Shelin yang akan melempar bola basket tersebut, Shelin gugup saat ini ia tidak bisa memainkan bakset dan sekarang harus melemparnya dihadapan banyak orang tidak banyak sih kebetulan hanya kelas Shelin dan kelas Althaf saja, nah itu dia karna ada Althaf, Shelin jadi gugup.

"Duh gue bisa gak ya?" tanya Shelin pada dirinya sendiri.

"Ayo Lin semangat!!" teriak Reta yang membuat Amel disebelahnya menepuk jidat karna tingkah gadis itu.

"Ayo Shelin, jangan gugup," ucap pria paruh baya yakni guru olahraha Shelin.

Shelin mengehela nafasnya sejenak, padahal ia hanya perlu melempar ntah apa yang ia takuti, tidak lama ia mulai melempar bola tersebut kedalam ring.

Dan bola tersebut ternyata meleset dan tidak memasuki ring. Shelin menghela nafas lelah, sepertinya ia harus banyak-banyak berlatih dan berolahraga supaya nilai penjasnya tidak terlalu memalukan.

"Enam puluh" ucap guru olahraga tersebut lalu menuliskan nilai Shelin pada buku nilai tersebut.

"Ya pak."

Althaf yang melihat Shelin tidak bisa melempar bola basket tersebut hanya tersenyum kecil, salah satu sahabat Althaf menyadari bahwa Althaf melirik gadis yang tidak bisa melempar bola tersebut mulai membuka suara.

"Lo ngapain liatin dia Thaf?" tanya Gavin salah satu sahabat Althaf.

Pertanyaan Gavin mengundang perhatian Gino yang lagi ngobrol sama Albert. Lalu Gino dan Albert pun menghampiri Althaf yang langsung kikuk karna pertanyaan dari Gavin, begitupun Draven.

"Pacar lo Thaf?" tanya Albert.

Althaf yang ditanya hanya diam dan itu membuat teman-temannya semakin curiga, Draven memincingkan matanya dan Althaf menyadari itu lalu ia berdehem.

"Widih ada yang udah move on nih," seru Gino.

"Bukan siapa-siapa." ucap Altahf.

"Yakin lo?" tanya Gavin memastikan.

"Hm."

Lalu Althaf pergi dari sana dan menghampiri guru olahraga mereka dan izin bahwa ia ingin ke toilet.

"Lo curiga gak sih Al?" tanya Gavin pada Albert. Lalu Albert menganggukkan kepalanya tanda bahwa ia juga menaruh curiga kepada sikap aneh Althaf.

"Biarian lah mungkin itu orang yang dia taksir, atau mungkin orang yang dia kenal" ucap Gino.

"Ya iyalah yang dia kenal, yakali suka tapi gak kenal," dumel Gavin.

"Ada, gue," ujar Albert.

"Lo mah ga heran." tutur Gino.

Sedangkan Draven hanya diam melihat kelakuan temannya dan lebih memilih pergi dari situ.

• • • • •

Sedikit ya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang