"Aji." Chelsea menoleh ke arah seseorang pada jok pengemudi.
"Iya, Nona Muda?" Seseorang -yang dipanggil Aji itu melihat ke arah Chelsea melalui kaca spion dalam mobil.
"Lu nanti kagak perlu ikut turun mobil ya." Ucap Chelsea datar.
"Kenapa, Nona Muda?" Fajri menatap Chelsea heran.
"Gue pengen hidup normal kali ini. Gue capek pindah sekolah mulu." Ucap Chelsea malas, menoleh ke arah jendela.
"Tapi kata Tuan Besar..."
"Selama lu sama gue, ikutin aja apa yang gue bilang." Dengan cepat, Chelsea memotong kalimat Fajri. "Lu juga kagak perlu nungguin sampe gue pulang." Chelsea kembali menoleh ke arah Fajri.
"Tapi Nona Muda..."
"Oh, gini aja." Chelsea menegakkan posisi duduknya. "Selama gue sekolah, lu bebas ke mana aja. Jalan-jalan, nongkrong, atau terserah lu mau ngapain aja. Asal lu jangan nungguin gue depan gerbang." Ucap Chelsea antusias.
Fajri hanya terdiam, dia tidak tahu harus bagaimana merespon Chelsea.
"Aji." Panggil Chelsea tegas.
"Iya, Nona Muda?" Tanya Fajri cepat.
"Lu dengerin gue ngomong gak sih dari tadi?" Chelsea mulai kesal.
"Iya, denger." Fajri mengangguk pelan.
"Jadi, gimana?" Tanya Chelsea cepat.
"Nona Muda yakin bisa ditinggal?" Tanya Fajri pelan.
"Yaelah." Chelsea menyandarkan punggungnya dengan malas. "Gue udah SMA loh. Lagipula daddy kagak mungkin kasih izin gue keluar rumah dengan tangan kosong." Chelsea melipatkan kedua tangan di depan dadanya.
"Untuk hari ini aja, kan?" Fajri berusaha meyakinkan dirinya sendiri.
"Kagaklah. Untuk hari ini dan seterusnya, sampe gue bosen." Ucap Chelsea santai.
"Tapi..."
"Kagak ada tapi, ikutin aja omongan gue." Ucap Chelsea cepat, memotong ucapan Fajri.
"Tuan Besar bilang..."
"AJI." Panggil Chelsea dengan nada kesal.
Dengan cepat, Chelsea mengeluarkan Glock 20 dari dalam tasnya. Tak lama, Fajri merasakan ujung pistol itu menyentuh bagian belakang daun telinganya.
"I... Iya. Apapun untuk Nona Muda." Ucap Fajri cepat, menelan kasar air liurnya.
"Nah, gitu dong." Chelsea memasukkan kembali Glock 20 ke dalam tasnya dengan santai. "Permintaan gue kagak pernah aneh-aneh, kan?" Chelsea tersenyum tapi terlihat menakutkan bagi Fajri.
"Iya, Nona Muda." Fajri mengangguk pelan, jantungnya masih berdetak cepat.
҉҉҉
Chelsea berdiri di ambang gerbang utama sekolah barunya. Sebuah sekolah yang sangat besar dan terlihat mewah. Beberapa siswa/i berlalu lalang di sekitar Chelsea. Ini merupakan sekolah ketiga Chelsea pada tahun ini. Dua sekolah sebelumnya berada di kota yang berbeda dan meninggalkan kenangan buruk bagi Chelsea. Dihancurkan atas perintah Shandy hanya karena Chelsea menjadi korban bully pada hari pertama dia bersekolah.
"Gue harap sekolah ini kagak aneh-aneh." Chelsea memasukkan permen lolipop ke dalam mulutnya, melangkahkan kakinya -memasuki lingkungan sekolah.
Pintu kaca terbuka dengan sendirinya ketika Chelsea memasuki ruangan aula utama sekolah. Sebuah tangga besar dengan karpet merah menyambut di hadapannya, menghubungkan langsung dengan kedua tangga lainnya di sisi kanan dan kirinya. Meja kecil dan tanaman hias berdiri rapih di bagian kanan dan kiri tangga. Dengan seragam kemeja putih yang dibalut jas merah-hitam, dasi hitam, dan bawahan abu-abu -celana panjang untuk siswa serta rok pendek untuk siswi, mereka semua terlihat keren. Hanya Chelsea yang membalut kemeja putihnya dengan sweater hitam dan rok pendek abu-abu, seketika menjadi pusat perhatian bagi beberapa orang di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Girl & S.O.U Boy || UN1TY × StarBe [END]
Fanfic"Lu kagak boleh jatuh cinta sama gue, atau lu bakal terluka." Mafia? Perkumpulan rahasia yang bergerak di bidang kejahatan? S.O.U? Bagian kepolisian yang bergerak di bidang anti-terorisme? Siapa sangka putri sulung keluarga mafia harus bertemu denga...