Dorrr...
"Kenapa meleset lagi, Chelsea?"
Chelsea, Shandy, dan Fajri sedang berada pada salah satu lapangan luas untuk berlatih menembak. Tidak seperti hari biasanya, Chelsea terlihat sangat tidak bersemangat hari ini. Beberapa kali tembakan Chelsea tidak sesuai dengan sasaran yang sudah disediakan. Chelsea menurunkan tangannya dengan malas, mendesah pelan.
"Ada apa?" Shandy mendekati Chelsea. "Ada masalah?"
"Gak ada, dad." Chelsea menggeleng pelan.
"Tidak biasanya kamu seperti ini." Shandy menatap Chelsea menyidik.
"Chelsea cuma capek." Chelsea menoleh ke arah Shandy. "Chelsea bisa istirahat bentar, dad?"
"10 menit." Ucap Shandy singkat. "Nanti papah ke sini, kamu harus udah siap latihan lagi."
Tanpa menunggu balasan dari Chelsea, Shandy membalikkan tubuhnya dan berjalan meninggalkan mereka berdua. Chelsea menatap punggung Shandy yang semakin menjauh. Chelsea berjalan menuju sisi lapangan, diikuti oleh Fajri di belakangnya. Chelsea duduk dan melepas pistol dalam genggamannya.
"Apakah ada masalah di sekolah, Nona Muda?" Fajri membuka percakapan mereka.
"Gue kagak butuh lu kali ini." Ucap Chelsea datar.
"Saya akan membantu apapun, asal Nona Muda bisa kembali seperti biasanya." Ucap Fajri cepat.
"Gue bilang, gue kagak butuh lu." Chelsea menoleh malas ke arah Fajri. "Gue juga butuh privasi. Lu bisa diem?"
"Baik, Nona Muda." Fajri menunduk perlahan.
Chelsea mengalihkan pandangannya dari Fajri, semua perkataan Gilang terus berputar pada otaknya. Baru kali ini, Chelsea begitu memikirkan ucapan seorang yang masih terbilang asing bagi dirinya. Entah apa hubungan mereka sekarang, sangat tidak memungkinkan mereka untuk bersama dengan latar belakang yang jauh berbeda.
"AISH!" Chelsea memukul kepalanya, kesal dengan pikirannya sendiri.
"Ada apa, Nona Muda?" Tanya Fajri cepat.
"Oh." Chelsea menoleh kaget ke arah Fajri. "Bukan apa-apa." Chelsea menggeleng pelan.
"Kalau Nona Muda..."
"Gue mau istirahat." Chelsea berdiri dengan cepat dan berjalan melewati Fajri.
"Tapi Tuan Besar..."
"Bilang Daddy, gue minta ganti waktu latihan." Chelsea pergi, tanpa menghiraukan Fajri.
҉҉҉
"Pah." Gilang duduk di samping papahnya.
"Iya?" Papah menoleh ke arah Gilang.
"Gimana?" Tanya Gilang singkat.
"Kasus di sekolah kamu itu ya?" Papah membenarkan posisi duduknya.
Gilang mengangguk pelan, tak menjawab.
"Papah masih belum nemuin bukti apapun." Papah menundukkan kepalanya perlahan.
"Hasil autopsi gimana, pah?" Tanya Gilang cepat.
"Lubang di kepalanya..." Ucap papah pelan. "...itu hasil dari peluru. Keliatannya pistol ini biasa digunakan orang militer pada umumnya. Bahkan papah juga pernah pakai pistol ini."
"Harusnya ada peluru di sekitar TKP dong, pah?" Gilang mulai tertarik dengan percakapan mereka.
"Kyknya pelaku langsung ambil peluru itu agar jejaknya ilang." Papah mulai mendongakkan kepalanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/301871107-288-k986794.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Girl & S.O.U Boy || UN1TY × StarBe [END]
Fanfic"Lu kagak boleh jatuh cinta sama gue, atau lu bakal terluka." Mafia? Perkumpulan rahasia yang bergerak di bidang kejahatan? S.O.U? Bagian kepolisian yang bergerak di bidang anti-terorisme? Siapa sangka putri sulung keluarga mafia harus bertemu denga...