"Hey, mom! Why are all the mafias packing their bags? (Kenapa semua mafia mengemasi barang mereka?)"
Chelsea baru saja melangkah masuk menuju ruang depan rumahnya dan melihat semua 'anak buah' sedang sibuk merapihkan seluruh barang mereka. Dengan cepat, Chelsea menghampiri Shella yang berada tak jauh darinya.
"We are in danger. (Kita dalam bahaya.)" Shella memegang kedua lengan Chelsea. "Ada pihak kepolisian yang tau identitas asli kita. Kita harus pergi dari kota ini sekarang!" Jelas Shella cepat.
"But mom, I love this city and I don't want to leave! (Chelsea suka kota ini dan Chelsea gak mau pergi.)" Ucap Chelsea cepat sembari menggelengkan kepalanya.
"Kalau kamu gak mau pergi dari kota ini, kita harus bunuh polisi itu." Ucap Shella tegas.
"I'll do it. (Chelsea bakal lakuin itu.)" Ucap Chelsea dengan tatapan serius.
Tanpa mengganti seragam terlebih dahulu, Shella langsung membawa Chelsea menuju ruang bawah tanah. Chelsea sudah mempersiapkan Ruger Super RedHawk 454 Casull di dalam tas pinggangnya. Chelsea membuka pintu ruangan. Di tengah ruangan dalam kondisi yang gelap -hanya satu pencahayaan, terlihat dua laki-laki yang terikat erat di atas kursi dengan kepala mereka yang tertutupi kain hitam. Selain dua laki-laki itu, sudah ada Fajri yang berdiri di antara keduanya.
"There you are! (Lu di sana.)" Salah satu ujung bibir Chelsea terangkat, berhenti sekitar 5 meter dari tempat mereka. "Buka penutup kepalanya." Perintah Chelsea tegas ke arah Fajri.
Fajri membuka terlebih dahulu penutup kepala laki-laki di samping kanannya. Terlihat seorang pria paruh baya dengan wajah yang sudah pucat. Laki-laki tersebut memakai pakaian dengan tulisan S.O.U pada dada kirinya.
"Saya akan segera memenjarakan anda!" Laki-laki tersebut menatap tajam ke arah Chelsea sembari berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan ikatan tali pada tubuhnya.
"Well." Chelsea mengeluarkan Ruger Super RedHawk 454 Casull dari dalam tas pinggangnya. "I'll kill you first." Chelsea tersenyum sinis. "Silakan ucapkan selamat tinggal pada dunia."
"Anda tidak bisa lakukan itu!" Nada suara laki-laki tersebut semakin terdengar naik.
"Of course, I can." Ucap Chelsea santai. "Ji, buka penutup kepala dia." Chelsea melirik ke arah laki-laki yang tertunduk dalam kain penutup kepalanya.
"Baik, Nona Muda." Fajri mengangguk pelan dan langsung membuka penutup kepala laki-laki di samping kirinya.
Terlihat seorang laki-laki yang tertunduk lemah. Perlahan, laki-laki tersebut mendongakkan kepalanya dan langsung menoleh ke arah Chelsea dengan tatapan datar.
"Gilang?!" Chelsea menatap kaget ketika melihat bahwa laki-laki tersebut adalah teman sebangkunya. "SIAPA YANG NYURUH LU IKET DIA?!" Bentak Chelsea kepada Fajri.
Fajri hanya terdiam, tak menjawab. Sementara itu, Gilang mengalihkan pandangannya -tak ingin menatap Chelsea.
"LEPASIN DIA!" Ucap Chelsea cepat.
"Daddy yang suruh." Dari arah pintu, Shandy datang dengan langkah santai.
"Dad?" Chelsea menoleh cepat ke arah Shandy. "Apa dia juga...?" Chelsea tak menyelesaikan kalimatnya.
"Dia anak dari polisi ini." Shandy menoleh ke arah laki-laki berpakaian S.O.U tadi.
Chelsea membuang wajahnya dengan cepat, terdiam sejenak.
"AJI." Chelsea menoleh ke arah Fajri. "LEPASIN DIA SEKARANG!" Perintah Chelsea dengan tegas.
"Ta... Tapi Tuan Besar..." Fajri menoleh ke arah Shandy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Girl & S.O.U Boy || UN1TY × StarBe [END]
Fanfiction"Lu kagak boleh jatuh cinta sama gue, atau lu bakal terluka." Mafia? Perkumpulan rahasia yang bergerak di bidang kejahatan? S.O.U? Bagian kepolisian yang bergerak di bidang anti-terorisme? Siapa sangka putri sulung keluarga mafia harus bertemu denga...