Senja mulai menyapa, matahari yang tadinya berkuasa seolah berseru dirinyalah sang penguasa langit kini terlihat jelas hendak tenggelam di arah barat dan berhasil mencipta warna oranye kemerahan di langit biru serta awan menjadi cantik karenanya. Sung Jinwoo melangkahkan kaki dan mengarahkan tatapan tajam serta fokus ke arah seseorang lelaki dengan jaket emas yang mencolok serta berkacamata hitam nampak amat eksentrik. Jinwoo tengah membuntuti pria eksentrik itu dari jarak aman agar tak diketahui yang bersangkutan.
Sung Jinwoo adalah lelaki yang berprofesi sebagai detektif di departemen investigasi, divisi pembunuhan tahun kedua. Ia tengah menjalani tugas sebagai detektif sore itu dengan mengumpulkan informasi terkait target. Tak lupa ia mengenakan kacamata yang terpasang kamera di sudut kanannya agar semua yang ia lihat terekam dengan jelas.
Lelaki berjaket emas itu bernama Jang Shinyoung. Dirinya merupakan sekretaris mafia terkenal yang menjual narkoba illegal bahkan kelompok mafia tersebut juga mengekspornya ke beberapa negara di asia. Jinwoo sendiri ditugaskan untuk mengamati dari kejauhan dan diminta untuk menemukan bukti narkoba yang diproduksi agar nantinya kelompok mafia yang meresahkan tersebut bisa ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara.
Jang Shinyoung tampak tengah bertransaksi menyebarluaskan narkoba di sebuah bar di pinggiran kota yang wilayahnya terpencil. Seorang perempuan dengan dress hitam sepaha dan lengan sebahu menerima sebuah bungkusan plastik putih yang terlihat mencurigakan. Kemudian setelah menerima beberapa lembar uang Jang Shinyoung keluar bar. Sementara itu Jinwoo mengikuti sang wanita yang menuju ke arah toilet.
Jinwoo pergi ke toilet namun sang wanita telah pergi, kemudian ia keluar dari bar dengan tenang melalui pintu masuk keluar. Dirinya meniti langkah dengan sigap menuju belakang bar dengan mencari jalan pintas, lantas Jinwoo melumpukan sang wanita dengan memukul tengkuknya agar pingsan. Tubuh wanita berdress hitam itu jatuh ke dalam dekapan Jinwoo, ia segera mengambil tas kecil milik sang wanita dan membukanya tak lupa untuk mengambil bungkusan kecil berwarna putih.
Kemudian Jinwoo meletakkan begitu saja tubuh sang wanita yang pingsan di jalan pintas yang sempit itu dan tasnya. Ia segera pergi dari tempat itu menuju ke markas tempat para detektif berkumpul dengan menaiki taksi.
.
.
.
.
.
"Yo! Jinwoo-ya~ apa kakau telah menemukan buktinya?" ucap Lee Sehwan, rekan Jinwoo yang seangkatan.Jinwoo mengangguk sekali mengiyakan. Ia mengeluarkan barang yang dimaksudkan dan berhasil membuat beberapa orang di sana melongo.
"Kau benar-benar membawakannya Jinwoo-ssi."
"Wow ternyata seperti ini bentuk dari narkoba yang diproduksi besar-besaran itu."
"Kerja bagus Sung Jinwoo-ssi."
Dan masih banyak lagi ucapan kagum dan selamat yang ditujukan untuk Jinwoo. Sang lelaki berhoodie hitam itu hanya tersenyum kecil karena pujian yang diberikan.
"Jinwoo-ya, jangan lupa traktir kami soju dan daging bila kau mendapat bonus gaji," ucap Sehwan sembari merangkul bahu Jinwoo yang lebih tinggi darinya. Jinwoo terbungkuk dan hanya menanggapinya dengan kekehan canggung dan tampak terbebani.
Tepukan di lengan Jinwoo mengalihkan atensinya menuju sang pelaku. Itu Woo Jincheol yang merupakan senior sekaligus ketua tim yang ditugaskan untuk mencari dan membuntuti kelompok mafia yang memproduksi narkoba. "Kau melakukannya dengan sangat baik Jinwoo-ssi. Bila tak ada dirimu, kami mungkin tak akan mendapatkan bukti secepat ini," ujarnya.
Woo Jincheol membungkukkan sedikit tubuhnya. "Terima kasih banyak Jinwoo-ssi." Ia berterima kasih.
Sontak Jinwoo segera menggenggam kedua bahu Jincheol dan mengembalikan posisi tubuhnya agar tidak membungkuk lagi. Jinwoo menggaruk belakang lehernya yang tak gatal. "Tak perlu berlebihan memujiku ketua, di sini aku hanya menjalankan tugas sebagai detektif saja tidak lebih," balas Jinwoo merendah.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
Fanfictionft. Sung Jinwoo, Kim Dokja Tw! : bxb, 15+ Dokja hanyalah pekerja kantoran biasa yang senang membaca novel bergenre fantasi selepas pulang dari kantor yang membuatnya muak lantaran terus-menerus bekerja. Sampai suatu saat ia bertemu sesosok misterius...