Perfect Love || 09

751 82 3
                                    

Hai, hai!

Jangan lupa vote, komen dan tandai typo, ya.

Setelah menghabiskan waktu hampir dua jam berada di atas motor, sekarang Reanna berada di tepi pantai dengan masih mengenakan jaket kulit milik Zayyan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menghabiskan waktu hampir dua jam berada di atas motor, sekarang Reanna berada di tepi pantai dengan masih mengenakan jaket kulit milik Zayyan.

Setelah menghabiskan waktu hampir dua jam berada di atas motor, sekarang Reanna berada di tepi pantai dengan masih mengenakan jaket kulit milik Zayyan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cahaya bulan malam ini biasa saja. Tidak seterang bulan purnama. Pun, bintang-bintang tidak bertaburan dalam jumlah yang banyak. Suasana pantai pun sepi, tak ada orang lain selain Reanna dan Zayyan.

Tidak ada yang spesial malam ini. Harusnya begitu.

Tetapi, baik Zayyan ataupun Reanna merasa nyaman walau hanya duduk berdampingan tanpa obrolan yang membela keheningan. Hanya ada angin malam, deburan ombak dan pantulan cahaya bulan.

Hingga hampir setengah jam mereka diam, Reanna memutuskan untuk membuka percakapan.

"Bapak kenapa tidak bertanya?"

Zayyan mendelik mendengar panggilan gadis itu padanya. "Gue bukan bapak-bapak."

Reanna tersadar. Orang ini bukan atasannya. "Ah, kamu ... Zayyan, ya?"

"Ya, lo pikir siapa, Re?" tanya Zayyan membuat Reanna terdiam.

Re. Tidak ada seorang pun yang memanggilnya dengan sebutan itu. Mereka pasti akan memanggilnya Na yang diambil dari suku kata terakhir namanya.

"Kamu ...," panggil Reanna membuat Zayyan kembali menatapnya. "Kenapa tidak bertanya? Saya yakin kamu memiliki banyak pertanyaan setelah tadi ... saya menangis tidak tahu malu."

"Itu privasi lo. Gue nggak ada hak buat tanya ini-itu," jawab Zayyan kembali menatap laut. "Walau gue penasaran banget dan ingin mengujani lo dengan banyak pertanyaan, gue coba menahan diri. Karena maybe lo bakalan nggak nyaman sama pertanyaan itu."

Reanna terdiam dengan tatapan terpana pada Zayyan. Pantulan cahaya bulan di wajah pria itu membuatnya berkali-kali lebih tampan hingga tanpa sadar Reanna terpesona.

"Jika lo mau cerita, i will listen. Tapi jika lo masih kurang nyaman, please don't say anything," kata Zayyan yang kini balas menatap Reanna.

Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang