Perfect Love || 02

1K 90 4
                                    

Hai, hai!

Seperti biasa, jangan lupa vote dan komen. Juga, tolong tandai typo, ya.

"Aku dengar Kak Desi berhenti," ujar Zayyan sembari mendudukkan diri di atas karpet bulu yang ada di ruang keluarga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku dengar Kak Desi berhenti," ujar Zayyan sembari mendudukkan diri di atas karpet bulu yang ada di ruang keluarga.

Saat ini mereka tengah bersantai di ruang keluarga setelah makan malam. Devian tengah duduk di sofa sambil menatap layar televisi yang menampilkan berita hari terkini. Hanin duduk di samping suaminya sembari mengepang rambut Hazel yang duduk di karpet, tepat di depan bundanya. Kenzie sendiri sedang bermain game online di ponsel, duduk di single sofa.

"Lho, Desi kenapa?" tanya Devian yang mengenal baik sekretaris dari anaknya itu. "Kamu nggak bebanin kerjaan kamu ke Desi, 'kan, Ken?"

"Hah?" Kenzie mendongak. "Oh, nggak kok."

"Terus kenapa sekretarismu berhenti kerja?" Devian masih berburuk sangka sama Kenzie. "Kerjanya bagus, ya. Desi itu sudah lama di RD. Karena dia bagus, makanya Ayah minta untuk jadiin dia sekretaris kamu ke Galen."

Kenzie menghela napas mendengar tuduhan ayahnya. Game online-nya sudah tidak menarik lagi.

"Pasti Kak Ken suka repotin Kak Desi." Si bungsu ikut mengompori. "Orang baik itu kalau terlalu sering dimanfaatkan juga bakal lelah."

"Wow, fitnah lebih kejam daripada pembunuhan wahai Pak Devian yang terhormat dan Nona Hazella tercinta," ujar Kenzie dengan tatapan tak terima. "Lo sih Zay pake acara ngengosip segala."

Zayyan mendelik. "Gue hanya mengkonfirmasi info yang gue dengar, ya!"

"Azel udah cantik," ujar Hanin sembari merapikan kembali kepangan rambut anak gadisnya.

"Thank you, Bunda," kata Hazel sambil bercermin di kamera ponsel.

Hanin tersenyum, kemudian wanita itu menatap pada Kenzie. "Jadi, kenapa sekretarismu berhenti, Ken?" tanyanya.

Kenzie mendesah. "Suaminya Kak Desi pindah tugas ke Singapura," jawabnya. "Nggak ada ya unsur-unsur kejahatan yang Ken lakukan ke Kak Desi."

Devian hanya tertawa mendengar ucapan anaknya. Hanin mengangguk, paham dengan jawaban anaknya.

"Oh, kapan berangkatnya?" tanya nyonya Aditama itu.

"Eum, dua minggu depan kalau nggak ada perubahan," kata Kenzie sembari mengedik bahunya.

"Wow." Zayyan berseru. "Apa kabar posisi sekretaris lo?"

Kenzie tersenyum dengan wajah yang mulai memerah malu. Satu nama muncul dalam benaknya.
"Sudah ada yang isi, kok," katanya.

"Oh? Cepat juga dapatnya," kata Devian. "Bagus kerjanya? Kamunya nyaman kerja sama dia?"

"Nyaman," jawab Kenzie dengan tatapan mata menerawang, membayangkan wajah si sekretaris cantik. "Nyaman banget."

Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang