Chapter 14 - A Request

17 6 1
                                    

"Oh, kau sudah bangun?" Tanya Jiwon kala melihat temannya membuka matanya sembari membantu gadis itu untuk duduk.

"Dimana ini?"

"Rumah sakit. Kau berhasil melukai dirimu sendiri semalam." Jawab Jiwon dengan sengaja menyindir Haerin. Sedangkan Haerin yang mendengarnya hanya diam.

"Aku panggil dokter dulu. Tunggulah sebentar." Titah Jiwon hendak melangkah pergi, namun tangannya ditahan Haerin lebih dulu.

"Jangan. Aku sedang tidak ingin mendengar perintah dan nasihat dari seorang dokter sekarang. Juga, kapan aku bisa pulang?"

"Kau bisa pulang besok. Tapi kau harus rutin mengganti perban di luka tanganmu itu setelah pulang dari sini. Dan juga jangan pikirkan hal lain, pikirkan dulu kesehatanmu."

Jiwon menatap iba temannya yang hanya diam lesu menanggapi. "Apa kau baik-baik saja sekarang?" Tanya Jiwon dengan hati-hati. Yang bermaksud bertanya mengenai kondisi hati gadis itu.

Haerin mengalihkan pandangannya ke luar jendela. "Tidak. Aku tidak baik-baik saja. Chanyeol hanya mempermainkanku, dia berbohong. Dia tidak mencintaiku. Dia meninggalkanku. Dan pada akhirnya aku hanya akan sendiri lagi."

"Kau masih ada aku. Aku akan selalu menjadi temanmu yang berada di sisimu. Kau tidak akan sendiri."

"Tapi nanti kau juga akan bertemu dengan orang yang kau cintai Jiwon. Dan pasti kau tidak akan selalu berada di sampingku. Kau adalah temanku, aku tidak bisa memintamu untuk terus berada disisiku." Tukas Haerin dengan menatap temannya sekejap lalu melihat ke luar jendela lagi.

Jiwon menghembuskan nafasnya. "Tapi kumohon padamu untuk tidak meminum pil itu Haerin. Bukankah sudah kukatakan beribu kali jika itu berbahaya bagimu."

Haerin membisu. Gadis itu menulikan telinganya.

Jiwon menatap malas temannya. "Kuharap kau menghentikannya. Dan juga aku harus pulang kerumah sekarang untuk membersihkan diri."

"Hmm." Haerin menjawabnya singkat. Yang membuat Jiwon langsung berbicara dengan volume keras seperti biasanya.

"Aishh aku menginap kesini dan menemanimu dari semalam asal kau tau. Dan kau hanya menjawab singkat?"

Dan mimik wajah Haerin semakin sendu yang seketika membuat Jiwon merasa bersalah. Jiwon tidak bermaksud untuk menyinggung temannya, ia hanya ingin bercanda. Dan sebelum Haerin hendak mengeluarkan kalimat yang merupakan permintaan maaf Jiwon langsung memotongnya sebelum gadis itu mengeluarkan suaranya.

"Jangan meminta maaf. Aku hanya bercanda tadi. Tenang saja kau tidak perlu merasa bersalah seperti itu padaku. Jadi kesimpulannya aku harus pulang sekarang, nanti aku akan kemari lagi dan membawa makanan. Jadi tunggu aku. Jangan kemana-mana."

Jiwon langsung mengambil tasnya dan pergi meninggalkan Haerin. Gadis itu bergerak terburu-buru seolah takut membuat Haerin menunggu lama nantinya.

Haerin tersenyum samar. Ia beruntung memiliki teman yang baik hati seperti Jiwon.

***

"Chanyeol-ah apa yang telah kau lakukan pada Haerin?" Tanya Kyungsoo dengan wajah datar. Mereka sedang berdua di ruangan kerja Kyungsoo sekarang.

"Aku menyakiti dan melukai hatinya." Jawabnya dalam keadaan kepala yang menunduk. Ia tidak tau perasaan seperti apa yang sedang ia rasakan ini. Ia seharusnya tidak khawatir pada Haerin. Namun ia malah mati-matian menahan perasaannya yang selalu ingin bertemu gadis itu dan bertanya keadaannya.

"Kau benar-benar melakukannya? Kau kembali ke Jinny dan melukai Haerin?" Chanyeol menganggukkan kepalanya.

"Kau memang pantas dihajar sampai babak belur. Bahkan kurasa itu belum cukup sama sekali. Apa kau tau, kau hanya membuat hubungan persahabatan mereka hancur? Dan kau juga menyakiti mereka berdua dan menghancurkan ikatan persaudaraan mereka secara tidak langsung."

BLESSEDNESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang