Chapter 15 - Farewell Kiss

29 7 5
                                    

Chanyeol mengernyitkan dahinya. Pria itu menatap lurus Haerin dan melihat pancaran yang penuh luka dalam tatapan mata gadis itu. Terlihat jelas jika dia sangat menderita. Tapi dengan segera Chanyeol mengalihkan tatapannya. Ia rasa tidak akan sanggup memandangnya lama.

"Aku ingin meminta sesuatu padamu dan bisakah kau mengabulkannya? Setelah itu, aku akan melakukan yang kau inginkan. Menjauhimu dan melupakan semuanya." Jelas Haerin membuat Chanyeol bungkam. Hati kecil pria itu seperti tidak terima mendengar Haerin yang berkata akan menjauhinya. Namun ego Chanyeol lebih tinggi, memilih mengabaikan perasaannya itu.

"Bisakah kau meluangkan dua hari untukku? Aku ingin menghabiskan waktu denganmu tanpa mengingat masalah ini. Aku ingin melakukannya sebelum kita tidak akan bertemu lagi nanti." Chanyeol menghela nafasnya kasar. Ia sedikit ragu dengan dirinya sendiri, ia tidak yakin bisa mengatasi dengan fakta bahwa Haerin berucap mereka tidak akan bertemu lagi. Meskipun itu permintaannya tapi rasanya dirinya sudah gila sekarang karena tidak ingin hal itu menjadi kenyataan.

"Aku ingin bersamamu. Hanya berdua. Hanya sesaat."

***

Chanyeol membuka pintu apartemennya dengan tubuhnya yang sedikit ngambang. Ia baru saja bangun dan bunyi bel apartemennya itulah yang membuatnya terbangun.

"Pagi Park Chanyeol." Sambar Haerin dengan senyuman manisnya. Gadis itu langsung masuk dan berjalan menuju dapur tanpa seizin pemiliknya.

"Kau pasti belum sarapan, bukan? Jadi aku membawakanmu makanan. Aku yang memasaknya. Tapi aku tidak tau apa terasa enak atau tidak." Seru Haerin dengan cengengesannya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Chanyeol dengan kerutan dahinya. Mungkin pria itu lupa dengan permintaan Haerin tadi malam.

"Aku akan menginap di apartemenmu malam ini. Kau lupa dengan perkataanku semalam?"

"Kalau kau lupa biarkan aku mengulang perkataanku semalam. Aku___"

"Terserah kau saja." Sela Chanyeol dengan wajah tak perdulinya. Pria itu pergi memasuki kamar mandi.

Haerin menghembuskan nafasnya berat. Sepertinya Chanyeol tidak menyukai apa yang ia lakukan. Tapi ia tidak akan perduli. Yang penting sekarang adalah ia ingin menghabiskan waktu bersama pria itu.

Dan disinilah Haerin duduk disamping Chanyeol yang sibuk menatap layar televisi tanpa menoleh pada dirinya sedikitpun.

"Aku ke kamar mandi dulu." Ujar Haerin setelah menghela nafasnya. Ia tidak mampu lagi duduk berlama dengan mulut tertutup tidak ada pembicaraan sama sekali diantara mereka.

Haerin masuk ke kamar mandi. Ia menghidupkan wastafel dan membasuh wajahnya. Gadis itu melihat cermin di depannya. Sejak pagi hingga malam, sekarang ini Chanyeol tetap saja tidak memperdulikannya. Hanya ia yang bicara dan terus mendekati Chanyeol. Jika seperti ini maka tidak bisa disebut menghabiskan waktu bersama, hanya dirinya yang melakukannya.

Haerin sangat ingin menangis sekarang namun ia juga tidak ingin Chanyeol mengetahuinya bahwa dirinya menangis. Ia tidak ingin dianggap gadis cengeng oleh pria itu.

Haerin keluar dari kamar mandi dan Chanyeol sudah tidak ada di ruang tv membuat Haerin memutuskan pergi ke dapur. Ia memegang pil yang telah ia ambil dari tasnya tadi dan meminumnya. Ia tidak ingin mengingat hal yang dapat membuatnya merasakan sakit dan ketakutan dalam dirinya nanti.

"Kau meminum apa?" Haerin terlonjak ketika mendengar suara berat di belakangnya.

Haerin gelagapan. "Tidak a-da. Aku hanya me-minum air putih."

"Kau belum tidur?" Tanya Haerin mencoba mengalihkan pembicaraan.

Chanyeol tentu saja tau jika gadis itu berbohong padanya. Namun ia tidak ingin ambil pusing. "Kenapa? Jangan bilang kau ingin tidur denganku, begitu?"

BLESSEDNESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang