"People change, things go wrong, shit happens but life goes on."
~•••~
"Kenzie."
Kenzie menatap wanita yang membuatnya kesal itu dengan aneh karena wajahnya terlihat sangat merah seperti kepiting rebus. Kenzie mengikuti arah pandang wanita itu, seketika matanya terbelalak saat menyadari ternyata tubuhnya hampir telanjang.
Holy crap!
Aira buru-buru membalikkan tubuhnya salah tingkah. Sial, kenapa gue selalu ngeliat sesuatu yang nggak seharusnya gue liat sih?!
Kenzie kembali menutup pintu rumahnya kemudian berlari memungut baju dan celananya yang berserakan di ruang tengah.
"Kenzie? Kamu kenapa pake baju lagi?" protes seorang wanita yang hanya berbalut pakaian dalam.
"Lydia, sorry, kayaknya lo harus pergi sekarang," balas Kenzie kepada wanita bernama Lydia itu.
Lydia menatap Kenzie tidak percaya.
"What?? Are you kedding me?" Lydia langsung merapatkan tubuh sintalnya ke arah Kenzie.
"I want you," bisiknya yang lebih terdengar seperti desahan.
Kenzie menatap Lydia dengan wajah datarnya. "Gue udah nggak mood."
Lydia menghentakkan kakinya kesal karena gagal menggoda Kenzie. Akhirnya ia pun memakai pakaiannya lalu keluar dari rumah itu dengan wajah masam. Saat di depan pintu ia langsung berpapasan dengan Aira. Tatapannya langsung menajam. Gara-gara nih cewek kegiatan panas gue sama Kenzie berhenti mendadak!
Aira yang ditatap seperti itu pura-pura sibuk bermain bersama Momo dari pada ia dicakar dengan kuku macan milik Lydia.
Sepeninggalan Lydia, tak lama Kenzie muncul, untungnya dia sudah berpakaian dengan benar. Aira menghembus nafas lega.
"Ada perlu apa?" tanya Kenzie seraya bersedekap lalu menyenderkan bahunya di kusen pintu.
Aira tidak nyaman ketika Kenzie menatapnya dari ujung kepala sampai ke ujung kaki.
Dia Kenzie? Curang banget! padahal dulu tinggi dia cuma sebahu gue, tapi sekarang malah gue yang harus mengadah ngeliat dia! batin Aira tidak terima.
"Gue Aira. Lo nggak ingat gue?" tanya Aira langsung
"Ehm... gue nggak ingat punya kenalan namanya Aira," jawab Kenzie yang entah mengapa malah membuat Aira mendengus kesal.
"Yaudah kalau nggak ingat. Tapi mulai hari ini gue tinggal di sini atas izin Tante Lili. Jadi boleh 'kan gue minta tolong sama lo buat tunjukin kamar yang bisa gue pakai?" pinta Aira mencoba bersikap biasa saja.
Tatapan mata Kenzie membuat Aira ketar-ketir sendiri. Apalagi saat Kenzie menatap lama di daerah dadanya. Sialan, semua cowok sama aja! Pikirannya nggak jauh-jauh dari dada dan paha!
"Alright, come in," ucap Kenzie dengan senyum miring menghiasi wajahnya.
Aira tersenyum kikuk lantas mengekor Kenzie dari belakang. Berada di dekat Kenzie membuat jantungnya berdebar tak karuan. Kenzie yang sekarang sangat berbeda dengan Kenzie cinta pertamanya dulu. Di mata Aira, sekarang pria itu terlihat lebih liar dan berbahaya.
"Lo bisa pakai kamar ini," ucap Kenzie mempersilahkan Aira masuk ke salah satu kamar kosong yang berhadapan dengan ruang tengah.
Aira menuruni Momo lalu meneliti kamar bernuansa putih itu. Semuanya terlihat normal. Terdapat kasur dan lemari baju berukuran sedang. Kamar ini sangat sempurna untuk Aira.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I Love You
Roman d'amourMabella Aira, setelah resign dari pekerjaannya ia pikir hidupnya akan berubah menjadi lebih baik tapi ternyata ia salah. Dia pun harus melihat pacarnya berselingkuh di depan mata kepalanya sendiri. Tak hanya itu, akibat paksaan mamanya, Aira bertemu...