BAB 6 - Si Mulut Monster

41 9 18
                                    

"Yes, it's dangerous. That's why it's fun!"

~•••~

Malam ini Aira kesal bukan main melihat Kenzie yang terus saja menempel padanya. Dari laki-laki itu pulang kerja hingga sekarang Aira memasak untuk makan malam, Kenzie masih saja membuntuti Aira kemana pun gadis itu berjalan.

"Kenzie, can you please stop? Lama-lama pisau ini melayang dari tanganku kalau kamu nempel terus kayak gini." Aira menatap Kenzie penuh peringatan.

Kenzie tertawa mendengar perkataan sadis dari Aira. Namun bukannya takut, lelaki itu malah memeluk Aira dari belakang, lalu seenaknya menjatuhkan dagunya di puncak kepala Aira mengingat tinggi gadis itu hanya mencapai lehernya.

Aira sampai terpekik kaget dengan manuver yang Kenzie lakukan. Untung saja pisau digenggamannya tidak benar-benar melayang.

"Ken... aku lagi masak..." Aira memejamkan matanya saat bibir Kenzie mulai menelusuri tengkuknya.

"One kiss and I'll let you go," bisik Kenzie di telinga Aira membuat gadis itu bergidik.

"T-tadi 'kan udah."

"I need more, Bel. Yang tadi kurang..."

Aira mendesah frustasi. Sebenarnya, bukan malam ini saja Kenzie bertingkah seperti ini. Tepatnya seminggu setelah mereka kacau di sofa hari itu, Kenzie semakin merajalela. Memeluk dan mencium Aira sekarang sudah menjadi kebiasaannya.

Dan karena otak Aira sudah tercemar dengan kemesuman Kenzie, ia jadi terima-terima saja perlakuan lelaki itu terhadapnya, sementara hubungan mereka saat ini masih tidak jelas. Kalau dibilang pacaran, ini lebih telihat seperti FWB alias friends with benefits.

Yep, great.

Namun di sisi lain, Aira tidak berbohong jika ia merasakan perasaan aneh ketika bersama dengan Kenzie. Jantungnya pun selalu saja jedar-jedor seperti kembang api tahun baru setiap Kenzie mulai menyentuhnya.

"Ayolah, Bel. Please... Just one--little kiss."

Aira menyikut kuat perut Kenzie hingga pelukan lelaki itu terlepas. "Kas-kis, kas-kis! Mulut kamu udah kayak monster tau gak?! Ini 'kan yang sering kamu lakukan sama para wanita di luar sana? You such a jerk!"

"Nggak ada wanita lain lagi, Bella." Tiba-tiba Kenzie mengepalkan satu tangannya untuk beralih fungsi menjadi mic dadakan. "Di antara beribu cinta, pilihanku hanya kau, Sayang~"

Aira memutar bola matanya jengah saat Kenzie mulai bersenandung dengan gaya noraknya. Nih orang makin hari makin geser otaknya.

"Udah sana dulu! Aku mau masak, Kenzie. Katanya kamu lapar!" Aira mendorong tubuh Kenzie menjauh namun lelaki itu tetap diam di tempat, masih dengan gayanya memegang mic.

Ya ampun, cobaan apa lagi ini...

"Takkan ada selain kamu~" Kenzie memejamkan matanya berlagak seperti seorang penyanyi perfesional kemudian ia menyentuh sisi wajah Aira berusaha membuat scene romantis tapi gagal karena Aira langsung mengelak dengan tatapan horornya.

"Dalam segala keadaanku~"

"Cuma kamu, ya hanya kamu~"

"Gue beneran mau nikam lo pakai pisau ini sekarang, Ken. Gue serius. You better run," ucap Aira langsung dengan wajah datar namun bersungguh-sungguh.

Kenzie tertawa puas melihat reaksi Aira. Ah, asik sekali menggoda gadis yang satu ini. Ia tidak akan pernah puas membuat Aira kesal.

"Sadis banget sih, kamu! Beneran pengen aku mati, hah??" Kenzie mengunci leher Aira dengan lengannya lalu mengacak rambut gadis itu karena terlalu gemas.

The Way I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang