|3

169 115 445
                                    

Hi!
Balik lagi sama sayaaa.....
Baik kan kabarnya?

Yuk dilanjut bacanya!!

" Gua terima lu " sungguh kata yang jelas terdengar.

Suasana menjadi hening, Nadilla sedang mencerna maksud perkataan orang yang berada didepan nya, Darrell.

" Hah? " Nadilla mungkin terlihat seperti orang bodoh, ia benar tidak dapat memahami maksud perkataan Darrel.

Sedetik kemudian Nadilla menyadari maksud dari Darrell.

" Kak Darrell mau pacaran sama aku!? " Ia bertanya dengan suara lantang, Perasaan nya begitu bahagia.

Darrell menganggukkan kepalanya.

" Gua Nerima lu, tapi lu harus ingat ini Nadilla Silva Arsenal, jangan pernah terlalu berharap sama gua " ucapan Darrel yang mungkin Nadilla tidak dapat mengetahui maksudnya (?).

" Apapun maksud kak Darrel yang Nadilla tidak mengerti, tapi Nadilla akan bilang oke dan makasih " Nadilla mengucap kata itu dengan senyum yang sangat lebar.

" Heem, gua cabut " Darrell meninggalkan tempat itu dan meninggalkan Nadilla dengan senyum yang masih terbit di bibir nya.

Ada lain nya orang yang berbeda didalam mobil, yaitu Dhita, ia menyaksikan dari tadi itu walaupun ia tak dapat mendengar apa yang sahabatnya dan Darrel kata kan.

" Kenapa tuh satu orang senyum, mekar banget lagi " Dhita bingung dengan temannya itu yang seperti orang gila karena senyum nya itu.

" Nadilla! Woi Nadilla!! " Teriak Dhita dengan suara lantang nya.

Nadilla mendengar teriakkan Dhita. Ia langsung berlari ke arah mobil dimana Dhita berada didalam mobil itu.

"Iya Dhita, Kenapa? " Dhita mencibir. dengan, polosnya sahabat nya ini mengatakan ini.

"Kenapa kenapa, lu budeg apa, sakit nih tenggorokan gua teriak " Nadilla hanya cengengesan mendengar ucapan Dhita.

"Maaf Dhita "

Dhita mengangguk. Dan menyuruh Nadilla naik ke atas mobil nya.

" Lu mau langsung pulang atau mau ke tempat mana dulu " tanya Dhita saat Nadilla sudah berada didalam mobil nya.

" Kalau Nadilla langsung pulang aja, Nadilla capek hehehe" Dhita mengangguk. Ia pun menjalankan mobil nya.

Di perjalanan Nadilla masih saja senyum, sungguh Dhita yakin seperti nya sahabat nya ini sudah gila.

"Woy!, Kenapa lu senyum senyam "

Nadilla yang awalnya menghadap ke arah jendela beralih ke Dhita.

"Dhita mau tau? "

"Emang kalau gua bilang iya, lu mau bilang" Nadilla mengangguk. Ia sangat ingin berbagi kabar bahagia ini kepada sahabatnya.

"Jadi, hari ini Nadilla sama kak Darrell pacaran!!" Seru Nadilla dengan sangat semangat, hati nya sedang bahagia.

"OOO " kata yang keluar dari mulut Dhita membuat Nadilla kebingungan.

"Dhita nggak senang?"

Dhita membalik kepalanya ke arah Nadilla sebentar dan kembali lagi fokus ke arah jalan

"Gua bukan nggak senang, tapi yahh gitu aja "

Hanya itu percakapan terakhir di dalam mobil. Sesampainya di depan rumah Nadilla, Nadilla turun dari mobil.

"Makasih Dhita" Dhita mengangguk, ia tak masalah jika harus mengantar sahabatnya ini.

"Yoi, btw Nadilla "

"Iya, Dhita mau ngomong apa" tanya Nadilla.

"Kalau misalnya nanti lu di buat nangis sama sih Darrell langsung bilang sama gua aja, oke?" Nadilla memberi tanda '👌' kepada Dhita.

Dhita sudah menganggap Nadilla seperti saudara kandung nya sendiri. Sebenarnya Dhita anak tunggal sebab itu ia sangat menyayangi Nadilla, kebetulan juga Nadilla adalah anak tunggal. Jadi mereka berdua sudah saling menganggap sebagai saudara kandung.

Maaf atas ketidak nyambung nya.

Semoga masih Beta baca nya.

Aku juga mau bilang, kalau ini cerita kayak tantangan buat aku....

Karena aku benar-benar harus berfikir dengan baik supaya jalur nya nyambung.

Aku harap kalian tetap baca dan see you next chapter.

Akhir KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang