│ Confidenziale (II) │
Someone else's secret.
Hari itu.
Tepatnya setelah mengurungkan niat untuk mendatangi Cetta didepan makam kedua orang tuanya, Cecil berjalan dengan lesu kembali ke tempat teman-teman menunggunya tadi.
Javiar yang menyadari kehadiran Cecil langsung mendatangi gadis itu.
"Kenapa kau kembali? Mana Cetta?" – Javiar
Cecil menggeleng. "Sepertinya dia tak mau aku melihat sisi lemahnya."
Kun yang mendengar itu tersentak kecil. Lelaki itupun mendekat. "Kau.. tau dari mana?"
"Cetta sendiri yang mengatakannya. Saat aku sudah ada di belakangnya, aku mendengar ia berbicara dengan lirih, bahwa ia tak mau aku melihatnya dalam kondisi seperti itu." – Cecil menunduk. "Dia terlihat sangat terpukul."
Yuna menghela napas lalu mendekat kearah kakak sepupunya itu, merangkul lembut Cecil yang tertunduk.
"T-tapi.. aku malah sudah melihat sisi lemahnya." – cicit Cecil
Kun tersenyum lembut. "Hei, tak apa. Jika Cetta tau pun dia tak akan marah. Percaya pada ku."
Mendengar itu membuat Cecil mendongakkan kepala menatap Kun. "Benarkah?"
Kun mengangguk dengan mantap. "Dia tak akan marah" mana mungkin dia bisa marah dengan gadis yang ia sayangi sejak lama? – Kun kembali tersenyum. "Percaya pada ku, setelah ini.. mungkin akan memakan waktu sedikit lama, ia akan terbuka tentang semuanya padamu."
Rezvan yang sejak tadi mendengar kini mengangguk. "Benar, nanti juga dengan sendirinya Cetta akan menunjukkan sisi lemahnya ini pada mu."
"Kau hanya perlu menunggu saja." – Jarvis melanjuti
"Kau... mau kan menunggu hingga waktu itu tiba?" seperti Cetta yang selalu berharap dan menunggu mu untuk kembali ke kota ini, karena selain orang tuanya, kau adalah salah satu alasan kebahagiaan Cetta. – Edgar bertanya dengan wajah penuh harap
Cecil mengangguk pelan menjawab pertanyaan Edgar. Membuat Jarvis, Javiar, Kun, Rezvan dan Edgar menghela napas lega melihat anggukan kepala itu. Sedangkan Yuna dan Jinan hanya mengerutkan dahi bingung melihat para lelaki yang sudah ia anggap sebagai kakak sendiri itu kompak memasang wajah lega setelah melihat anggukan ringan Cecil.
"Apa ada yang tak aku ketahui disini?" – tanya Jinan dengan nada kelewat penasaran, Javiar tersenyum ke arahnya dengan rangkulan yang hinggap di bahunya
"Kita bicarakan nanti di rumah, oke?" – bisik Javiar pada Jinan yang hanya menghela napas dan mengangguk mengiyakan ucapan Javiar, Javiar sendiri merutuk kenapa bisa Jinan tak mengingatnya padahal sudah pernah di ceritakan
KAMU SEDANG MEMBACA
FELICITY │Zhong Chenle✔
FanfictionTo love and to be loved is the greatest happiness of existence. Hola! I'm back! Enjoy my 4th story! Luv💚 rjp.