Happy Reading
.....Suara ketukan dari sepatu berwarna hitam mencolok terdengar ke seisi ruangan membuat karyawan yang sebelumnya bekerja santai santai, mendadak serius dan cepat menekani papan ketik mereka. Ceo utama sekaligus pemilik perusahaan yang bernama Park Jimin datang dengan wajah super dingin melihat kinerja diruangan 07 yang mendapat laporan dari sang sekretaris bernama Vee, bahwa diruangan itu para karyawan sangat santai seoalah tidak memiliki semangat dalam mencapai target. Suasana benar benar menegangkan disaat Jimin berjalan dengan pelan memperhatikan satu per satu monitor komputer para karyawan, rahang Jimin mengeras saat mendapati apa yang dia lihat, tidak sesuai dengan perintahnya.
"Jadi masih ini yang kalian kerjakan?!" Suara amarah Jimin semakin membuat para karyawan jantungan dan pucat. "Bahkan sekretaris ku sudah memperingatkan kalian dan kalian tidak memperdulikan itu?!" Marah Jimin dan memukul meja dengan kuat "kalian bukan lagi seorang pelajar atau mahasiswa bukan?!" Semuanya hanya diam dan menundukkan kepala "kalian ingin kupecat?" Suara berat dan semakin kecil yang berarti Jimin benar benar sangat marah mengudara ditelinga para karyawan.
"Maafkan kami sajangnim." Suara memohon dari beberapa karyawan atau bahkan semua, mengingat mencari pekerjaan saat ini benar benar tidak semudah membalik kan telapak tangan. Tawa sinis Jimin dan tatapan yang menusuk menatap satu persatu karyawan disana. "Aku tidak mengenal kata maaf." Ucap Jimin dengan setiap penekanan dikata katanya. "Aku masih memiliki banyak pekerja,bahkan lebih jadi aku tidak membutuhkan orang malas seperti kalian semua. Bawa barang kalian dan angkat kaki dari kantor saya." Ucap Jimin terakhir dan keluar dari ruangan itu.
Jimin kembali menuju kelift khusus keruangannya, pintu aluminium itu terbuka dan dia langsung disambut oleh sang sekretaris. "Bagaimana? Kau sudah melihat kinerja mereka bukan?" Ucap Vee mengikuti Jimin dari belakang. "Aku memecat mereka semua." Singkat Jimin sembari membuka pintu ruangannya. "Bagus Jim, mungkin karena mereka sudah lama bekerja disini, yah mereka merasa paling bisa." Ucap Vee dan memberi kopi kepada Jimin. "Hidup penuh dengan usaha dan pelajaran jadi seperti mereka orang yang mudah merasa puas perlu diberi pelajaran." Ucap Jimin dan meminum kopinya "Yak! Bodoh! Kau memasukkan apa ke minumanku?!" Vee tertawa terbahak bahak melihat ekspresi Jimin, dia sengaja tidak memberi gula pada kopi Jimin. "Sebenarnya tadi aku ingin memasukkan racun keminumanmu yah tapi aku kasian nanti aku tidak memiliki teman sependek dirimu." Usil Vee membuat Jimin kesal sampai ke otak.
"Aku tidak sependek yang kau bayangkan Vee." Ucap Jimin dengan kesal mood nya semakin rusak dibuat oleh Vee, Jimin berjalan kemeja kerjanya dan membuka laptopnya untuk melanjutkan pekerjaan nya. "Yah Jim, aku hanya bercanda kau tidak usah terlalu serius seperti itu, kau semakin jelek saja." Ucap Vee ketika melihat wajah datar Jimin. "Kau keluar saja sana." Usir Jimin. "Dasar bocah tengil." Ucap Vee dan duduk di kursi depan meja Jimin.
"Vee?" Ucap Jimin yang membuat Vee penasaran setengah mati ketika melihat ekspresi Jimin melihat laptop. "Ada apa?" Tanya Vee dan langsung menghampiri Jimin dan berdiri disamping Jimin melihat kearah laptop dengan penasaran. "Dia sudah memiliki kekasih?" Jimin berdecih kesal dan langsung menutup kasar laptopnya. Hari yang benar benar mengesalkan, "sadar Jim! Dia bukan wanita yang baik kau lupa dia membawa 45% asetmu dan kau masih saja mengintai kehidupan wanita licik itu." Ucap Vee tidak menyangka akan sikap Jimin. "Melupakan seseorang itu tidak semudah yang kau bayangkan Vee." Lesu Jimin.
"Aku pernah merasakan yang kau rasakan Jim. Tapi masalahnya kau masih berharap pada wanita itu?"
"Dia bahkan selingkuh dibelakang mu, membawa 45% asetmu, uang bermiliyaran, bahkan melibatkan orangtuamu sampai sampai mobil ayahmu hampir kecelakaan karena dia. Jim kurang apa buktinya, bahkan kau sudah melihatnya tidur dengan pria lain dengan mata kepalamu sendiri apa kau kurang puas?." Ucap Vee menyadarkan sahabatnya yang masih dilanda kisah masa lalu dan masih berharap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent and Secret
Fanfiction"Diam dan Rahasiakan." Suara dari wajah manis Jimin menggelora ditelinga Cui, setelahnya pria itu mengecup telinga Cui membuat wanita cantik itu bergetar dan mematung seketika. Story by IceEca Start: February 2022 About: Mature story appreciate and...