Three

685 73 21
                                    

"Ganti pakaian mu." Ucap Jimin dengan penuh kesabaran melihat pakaian Cui yang sangat pendek nan menggoda. "Jika tidur ya tidur saja tidak usah memakai pakaian seperti itu." Cui heran sendiri melihat Jimin, padahal dia hanya memakai gaun tidur berwarna hitam pendek tetapi Jimin seperti disiksa saja melihatnya. "Kau sakit atau bagaimana sih?" Heran Cui. "Padahal kau sering bermain dengan wanita mengapa melihatku berpakaian seperti ini saja, kau seperti mau dihukum saja." Ucap Cui dan duduk dikursi didepan meja rias mulai melakukan skincare routine nya dia mengakui Jimin melengkapi semua kebutuhannya tanpa kekurangan. "Bermain bagaimana maksudmu?" Tanya Jimin sembari duduk menatap setiap gerakan Cui yang mengoleskan beberapa product skincare kewajahnya. Cui terkekeh dan membuang kapas yang baru saja dipakai nya ke tempat sampah kecil disamping meja riasnya "Tidak usah berlagak seperti orang bodoh Tuan Park, kau seperti tidak mengerti saja kemana arah ucapanku." Ucap Cui.

Jimin terdiam dan beberapa detik kemudian tertawa renyah menanggapinya "Bukankah kau yang berlagak sok tahu?" Cui menatap heran kearah Jimin yang duduk santai menatapnya "maksudmu?" Jimin kembali tertawa "kau jangan sok tahu, aku tidak suka mempermainkan wanita." Ucap Jimin membuat Cui ingin muntah mendengarnya.

"Memang tidak mempermainkan tetapi bermain dengan tubuhnya bukan?" Ucap Cui sembari memutar bola matanya. "Yap! Itu namanya sok tahu." Pekik Jimin. "Jangan hanya karena kau melihatku bersama wanita di club' kemarin kau langsung menilaiku seperti itu." Ucap Jimin. "Aku tidak percaya, kau terlihat sangat pintar kemarin memainkan para wanita itu, begitu juga saat denganku kau selalu meraba raba tubuhku terlihat sudah senior saat melakukannya." Ucap Cui disertai sedikit tawa, meskipun dihatinya sedikit sedih mengingat semuanya. "Itu yang dinamakan ketidaksengajaan, aku tidak suka melakukan hal hal seperti itu." Cui benar benar ingin melempar Jimin dengan kursi yang didudukinya saat ini.

Ketidaksengajaan bagaimana jelas jelas Jimin melakukannya dengan penuh kesadaran. "Oh begitu ya jadi ketika kau meraba raba tubuhku ini itu hanya ketidaksengajaan. Memangnya ketidaksengajaan itu bisa setiap hari ya?" Jimin tertawa mendengarnya "Aku pria normal Cui, tidak mungkin aku tidak memiliki hasrat untuk tidak memasukimu. Tenang saja aku sangat sangat pandai dalam menahan itu." Cui terkekeh mendengar ucapan Jimin.

"Jadi.." ucap Cui dan berjalan kearah Jimin yang duduk di ranjang menyibak selimut Jimin dan perlahan duduk dipangkuan pria itu sehingga gaun tidurnya semakin tersibak hampir menunjukan selangkangannya. "Kalau aku seperti ini dan.." Cui kembali menjeda kalimatnya lalu menurunkan tali gaun tidurnya sebelah sehingga belahan dadanya sedikit terlihat, dan setelahnya Cui memasukkan sebelah tangannya kedalam baju kaos Jimin meraba perut kotak kotak pria itu secara teratur. "Begini kau juga masih dapat menahannya?" Ucap Cui dan dengan sengaja menggerakkan bokongnya menyetuh milik Jimin. "Opss! Maaf." Ucap Cui. Jimin menggigit bibir bawahnya secara perlahan menahan sesuatu yang akan menguasai dirinya. "Tentu saja aku dapat menahannya." Ucap Jimin tidak ingin kalah. "jika kau berhasil membangun kannya, maka kau wanita pertama yang berhasil melakukannya." Ucap Jimin dan mulai meremas sprei untuk pelampiasan nya agar gairah itu tidak datang.

Tantangan yang baru dan menarik bagi Cui untuk dilakukan, memang dia belum pernah melakukan hal hal seperti ini. Tapi dia memiliki pemikiran yang memiliki banyak ide "bukan hal yang sulit." Ucap Cui dengan enteng.

Cui menurunkan sebelah yang tersisa tali gaun tidurnya sehingga belahan dadanya semakin terlihat, Cui meremas payudara nya sendiri dan bergerak naik turun dipangkuan Jimin sembari mengigit bibir bawahnya lalu mengeluarkan desahan sedikit berlebihan. "Jih...minhhh.." desahnya dibuat buat tetapi seperti sedang melakukan hal itu.

Silent and SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang