Jay melepaskan mantel dan kedua pasang sepatunya begitu ia mengunci pintu rumahnya, melemparkan baju toga dan tas ransel hitamnya ke atas sofa. Kedua kakinya berjalan cepat menuju kamar mandi. Pemuda itu membasuh wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Walau pada akhirnya seringai lebar pada wajah tampannya tak kunjung hilang.
Justru seringaian itu terlukis semakin lebar, saat mengingat kilatan tajam yang tadi pagi menarik perhatiannya. Percuma saja Jay mencoba untuk melupakan pemuda manis itu, semakin ia mencoba untuk melupakannya, ia malah semakin mengingatnya.
Jika sesuai dengan dugaannya, Yang Jungwon mungkin adalah seorang pemuda yang pernah ia lihat satu tahun yang lalu di sebuah klub malam.
"dia pasti akan mencariku, kan?" tanya Jay kepada dirinya, tangannya mengusap wajahnya dengan kasar
Hal yang sebelumnya sudah Jay coba untuk perbaiki sepertinya akan segera hancur mengingat ia bertemu lagi dengan pengusaha muda itu. Sisi gelap dan berandal yang selama ini sudah ia kubur dalam-dalam di dalam dirinya, Jay yakin tak lama kemudian ia akan kembali menunjukkan sisi berandalnya.
Jay bukannya besar kepala atau apa, namun dia sudah tahu seperti apa sosok Yang Jungwon itu. Jika tebakannya tidak salah. Dia melihatnya malam itu, kejadian dimana dia melihat sisi nakal dari seorang Yang Jungwon, dimana tidak ada seorangpun yang mengetahuinya.
.
.
.
Hari itu, Distrik Gangnam diselimuti oleh cuaca dingin dan hujan gerimis yang turun. Malam itu merupakan acara minum-minum yang diadakan oleh seorang Kepala Investor, Bersama dengan para anggotanya, mereka semua mengundang Yang Jungwon pada acara minum-minum tersebut.
Namun di sisi lain, Park Jongseong berakhir di ruang karaoke setelah ia diseret oleh orang-orang dari divisinya. Hanya karena Jay melakukan satu kesalahan kecil, mereka berani membawanya ke tempat karaoke dan mencekokinya dengan beberapa botol alkohol.
Pemuda itu dipaksa untuk minum banyak alkohol oleh para seniornya di sana, mengingat dia masih berstatus sebagai Mahasiswa baru dan baru satu bulan mengikuti pelatihan di sebuah organisasi di kampusnya.
"ayo! Minum alkoholnya anak baru!"
Andai saja mereka semua bukanlah orang yang harus Jay jilat, mana sudi ia melakukan permintaan dari para bajingan ini. Dipaksa minum bak sapi perah, benar-benar menjengkelkan. Jay sudah tidak kuat untuk menampung cairan yang bergejolak di dalam perutnya yang mulai terasa panas.
Melihat reaksi Jay, mereka menghentikan perlakuan tersebut dan lebih memilih untuk melecehkan para wanita penghibur yang sedari tadi sibuk menari di atas tiang dengan lagu sensual yang terputar dari mesin karaoke.
Jay melonggarkan dasinya dan meminta izin untuk merokok diluar ruang karaoke, sekaligus kesempatan baginya untuk melarikan diri. Tak peduli dengan jalang yang meremas pundak dan pahanya guna menggoda Jay.
Namun dia tidak akan pernah tertarik kepada wanita rendahan seperti mereka, mau secantik apapun, semenggoda apapun, sewangi apapun, dia tidak akan pernah sudi membiarkan mereka untuk menidurinya.
Pengecualian dengan mereka yang dapat memberikan pekerjaan maupun keuntungan untuk kelangsungan hidupnya. Maka ia akan dengan senang hati bekerja untuk orang itu.
"hh fuck... Di mana korek apiku?!"
Umpatnya, saat tak kunjung menemukan batang korek api di dalam saku celana jeans hitamnya. Sepertinya tidak sengaja terjatuh ketika jalang tadi mencoba untuk membuka celananya dan melecehkannya secara terang-terangan di dalam ruang karaoke beberapa menit yang lalu.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐀𝐒𝐓𝐄𝐑 || 𝐖𝐨𝐧𝐉𝐚𝐲
Fanfiction[ON GOING] Lembaran baru Jay dimulai setelah ia bertemu dengan seorang CEO yang begitu binal dan gila. Yang Jungwon, dikenal sebagai penguasa wilayah Gangnam dimana tempat para orang kaya dan berada tinggal. Selalu mengintili para pejabat kaya, meni...