Desiran air dingin mulai membasahi tubuh Jay dimulai dari rambut sampai pada ujung kaki, Jay memilih untuk langsung pulang ke rumahnya setelah minum beberapa botol alkohol bersama dengan Jungwon.
Dia tidak ingin mabuk dan menyusahkan pemuda manis itu. Dan sekarang tubuhnya terasa panas ditambah lagi gejolak yang berdesir hebat di perutnya membuatnya mau tak mau harus menahan perih yang luar biasa.
"sial, seharusnya tadi aku tolak ajakan minum itu"
Namun apa boleh buat, layaknya terhipnotis, Jay malah dengan senang hati mengambil gelas kosong dan menerima tuangan alkohol dari Jungwon. Saat itu yang ada di dalam pikirannya hanyalah Jungwon dan Jungwon, dia tidak memikirkan perutnya yang masih keroncongan.
Dan malah langsung meminum minuman keras itu, membiarkan cairan bening itu menyelusuri isi tubuhnya. Sampai pada akhirnya Jay merasakan perih yang luar biasa pada bagian perutnya.
"bagaimana bisa aku seceroboh itu, ya Tuhan"
Rutuknya dengan kedua tangannya yang memukul kepalanya berulang kali, sedikit memberikan pelajaran kepada sifat lalai dan bodohnya.
.
.
.
"kita pulang, aku harus mandi dan ganti baju" ucap Jungwon ketika masuk ke dalam mobil, dengan Jake yang sudah menunggunya sedari tadi
Jake menatap ke arah kaca spion mobil, melihat bagaimana Jungwon sibuk mengeringkan rambutnya dengan sebuah handuk putih.
"ada yang ingin saya tanyakan, bukankah menurut anda Madam Joo sedang mencoba untuk memanfaatkan anda ditengah kesempatan ini?" tanya Jake dengan nada penuh kecurigaan
Melirik Jake dengan senyuman lebarnya yang manis, Jungwon baru kali ini mendengar kalimat yang sebelumnya tak pernah ia duga dari sekretarisnya sendiri.
Selama 9 tahun bekerja, ini baru pertama kalinya dia mendengar bahwa Jake menaruh sebuah kecurigaan kepada partner di klubnya tersebut.
Biasanya Jake hanya diam saja, bahkan terlihat tidak memperdulikan Madam Joo, maupun sisi gelap dan nakal dari Jungwon.
Namun sekarang sikapnya sangat berbeda, bahkan terkesan tak suka lagi kepada sosok Madam Joo, meskipun Madam Joo pada dasarnya berperilaku sangat sopan dan baik ketika berada di hadapan mereka.
"bukankah Park Sawon juga memanfaatkanku? Kau pasti sangat tahu persis semua orang di dunia ini hanya ingin mendekatiku demi sebuah jabatan, kan? Bukan begitu, Shim Jaeyun?" serangnya balik
"saya fikir dia sama berambisinya seperti yang lain, itu saja sir. Maafkan saya jika perkataan saya cukup menyinggung anda" Jake mengalihkan pandangannya ke sembarang arah mencoba untuk tidak menatap kedua mata yang sudah memicing tajam sedari tadi, dan itu membuatnya takut
Jika sampai sekali saja Jake mendapatkan peringatan, maka tidak akan ada tidur yang nyenyak lagi baginya.
Karena hidupnya sudah ada di bawah kuasa sang atasan.
Dan Jungwon akan membunuhnya secara perlahan dengan memadatkan jadwal untuk Jake, tak membiarkannya beristirahat dengan tenang, tak akan membiarkannya bersantai dengan sesuka hati lagi.
Dan Jake tidak ingin bencana buruk itu menimpanya.
Dia masih punya banyak sekali dosa dalam catatan Tuhannya, dia belum siap bertemu dengan Tuhan.
Ketahuilah, sangat sulit untuk berbicara dengan Jungwon ketika pemuda manis itu sedang menyukai seseorang, Jungwon tidak akan mendengarkan siapapun, dan hanya akan menganggapnya sebagai omong kosong yang tak berbobot.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐀𝐒𝐓𝐄𝐑 || 𝐖𝐨𝐧𝐉𝐚𝐲
Fanfiction[ON GOING] Lembaran baru Jay dimulai setelah ia bertemu dengan seorang CEO yang begitu binal dan gila. Yang Jungwon, dikenal sebagai penguasa wilayah Gangnam dimana tempat para orang kaya dan berada tinggal. Selalu mengintili para pejabat kaya, meni...