13. I am sorry

4 3 0
                                    

Sambil jalan, Minju menatapku dalam-dalam. Sepertinya dia berusaha memahami apa ucapanku.. atau berusaha mencaritahu siapa aku sebenarnya? Tapi, dia tersenyum tak ada rasa curiga.

"Kamu overthinking, Hyeongjun. Mungkin kamu butuh istirahat."

"Ah, ya, mungkin aku cuma kepikiran. Maaf ya."

Ia cuma senyum. Hampir tiba di kantin, nampak Yuri dan Yena sedang duduk di meja area luar kantin. Yuri melongokkan kepala menatap kami lalu mengayunkan tangan tanda kemari.

"Minju! Hyeongjun! Sini gabung!"

Ajaknya. Aku dadahi dia, lalu aku dan Minju gabung disana. Minju duduk di samping Yena, sedangkan aku di sampingnya Yuri. Dia sangat manis dengan rambut pendeknya itu. Apalagi saat tersenyum, tak ada yang bisa mengalahkan imutnya Jo Yuri di hatiku.

"Tumben kamu ke kantin, Minju?"

Tunjuk Yuri ke Minju. Benar juga, baru kali ini aku melihat Minju ke kantin.

"Aku lapar, hehe."

"Dan lebih tumbennya, kamu jalan bersama Hyeongjun. Apa mungkin kalian diam-diam jadian ya?!"

Celetuk Yena tiba-tiba. Aku ya panik dong, baru kali ini aku berinteraksi dengan Minju, langsung saja digas kami jadian.

"Eh, enggak, Yena!"

"Kebetulan aku bertemu dengan Hyeongjun di jalan menuju kantin."
Tambah Minju.

"Ah, yang benar, Minju?"
Giliran Yuri menanyai gadis pendiam di kelas.

"Benar kok."

"Wah, Minju jago menyembunyikan ya. Jadi, apa kalian benar-benar pacaran Hyeongjun?"

"Tidak, Yena! Benar tidak kok."

"Lho, kok kamu malu-malu juga Hyeongjun? Hahaha."

Yuri dan Yena menggodaiku. Melihat Yuri tertawa lepas begini, membuat hatiku jadi tenang. Namun, aku merasa bersalah dengan apa yang telah ku perbuat pada dunia mimpi yang mana Yuri tinggali.

Tak lama kemudian, Yuri melempar tanya ke Minju.

"Eh, tapi aku penasaran. Apa kamu suka seseorang, Minju?"

"Oh, iya! Aku juga penasaran!"

Mata kami tertuju ke Minju. Tentunya pertanyaan yang diberikan Yuri pada Minju membuat kami semua penasaran.

"Ada kok."
Jawabnya singkat.

"Wohooooo."
Kami bertiga serempak menanggapi Minju.

"Siapa, Minju? Kampus sini?"
Tebakan Yen tak ditanggapi, kemudian Yuri menyahut.

"Hooo, kalau diam saja berarti benar nih. Siapa nih, Minju? Teman sekelas kita kah?"

Balasan Minju cuma tersipu. Akhirnya kami semua mengabsen nama laki-laki di kampus, bahkan di kelas. Sampai ketika aku menyebut nama Jaemin, Yuri langsung badmood dan menyudahi pembahasan siapa laki-laki yang disukai Minju. Hm, jadi makin penasaran laki-laki mana yang Minju sukai. Tapi kalau aku, tentunya suka denganmu, Yuri. Hehe.

Kami diam sejenak karena kehabisan topik pembicaraan. Akan tetapi, topik yang diberikan Yena kali ini membuatku terkejut.

"Oh iya, sepertinya dulu aku pernah memimpikan Hyeongjun deh. Tapi, aku lupa mimpinya apa."

"Benarkah? Pasti mimpinya berisik, hahaha!"

Bagaimana tidak, kita berdua adalah Sang Perusak Mimpi. Aku harus jawab untuk menghindari kecurigaan. Dasar, Yena, bisa-bisanya bahas ini di depan Yuri Sang Pelari Mimpi dan Minju si Putri Dewi. Huh, akan ku balas dia.

Hyeongjun, The Dream Corrupter [Book 4] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang