16. Do Not Worry

12 2 0
                                    

Mungkin beberapa harapanku terkabul. Aku mendapat kabar kalau Yuri sudah siuman dan baik-baik saja meski belum pulih penuh. Aku bersyukur kalau Yuri sudah sadar. Namun, kekhawatiranku kembali datang kala sampai rumah. Mama sedang beres-beres kamar, namun nafasnya terengah-engah. Aku membantunya duduk dan bilang untuk rehat sebentar. Aku ganti baju lalu melanjutkan bersih-bersih.

Mama menemaniku di ruang tengah, ada kalanya Mama menyuruh ini dan itu. Di tengah bersih-bersih, Mama mengatakan sesuatu.

"Hyeongjun, tadi ayahmu ke rumah."

"Ayah pulang, Ma?"

"Iya cuma sebentar. Ayahmu sekarang kerja jadi supir pribadi orang kaya. Dia terlihat bahagia sekali, sudah lama Mama tidak melihat ayahmu seperti itu."

Aku tak menjawab apapun. Ketika Mama sendirian dengan ayah, pikiranku jadi khawatir pada Mama. Aku khawatir Mama disakiti terus menerus.

"Dia kesini memberikan uang. Ini untukmu."
Lanjut Mama seraya memberikan uang sebanyak 300 ribu. Aku terima dan langsung tanya.

"Mama?"

"Mama ada kok, ini 200 ribu."

"Lho, kok lebih banyak punyaku, Ma?! Aku yang 200 saja, Ma."

Kataku sembari memberikan 100 ribu, namun Mama menolak.

"Sudah, Hyeongjun, ambil saja. Kamu masih kuliah, kebutuhanmu juga banyak 'kan?"

Aku langsung memeluk Mama dan berterimakasih. Mama membelaiku seperti tak mau kehilangan anak satu-satunya.

***

Malam ini akan jadi malam yang panjang. Aku dan Yena berada di tengah hutan Pando untuk mencari Draveler. Banyak sekali gelembung mimpi di dalam hutan, warnanya lebih dominan biru. Aku sempat berpikir, hutan Pando ini sangat sunyi dan cukup menakutkan kalau tinggal sendirian disini.

Untuk menghindari kesunyian, aku mengajak Yena bicara. Hal yang ku tanyakan adalah Yuri, karena Yena, Minju, dan Hyunjin pergi ke sana.

"Yuri tidak masalah kok, tapi gak tahu kapan pulangnya."
Tutur Yena usai ku tanya 'bagaimana kondisi Yuri'.

"Syukurlah."

"Oh, tadi Penangkap Mimpi ikut menjenguk Yuri, ternyata dia pacarnya Hyunjin."

"Serius?!"

"Iya!"

"Seoul ini sempit sekali ya."

"Haha, lebih sempit dunia mimpi."

Sang Penangkap Mimpi. Seorang Dreamer yang melindungi pohon mimpi di Namukum. Mengingatkanku pada Yuri yang melindungi dunia mimpi dari rencana jahat kami. Kalau Yuri terus melindungi dunia mimpi dari kami, bisa-bisa dia mati.

"Hyeongjun, aku jadi berpikir. Kalau Yuri terus melawan kita, dia pasti akan mati."
Rupanya pikiranku dengan Yena sama. Rautnya nampak sedih.

"Aku juga berpikir begitu, Yena."

"Padahal yang ku inginkan hanya memiliki kekuatan yang sama dengan Yuri dan Minju. Tapi, pada akhirnya jadi begini."

"Maafkan aku, Yena."

"Bukan salahmu, Hyeongjun. Eh, itu ada Draveler, ayo kesana, Hyeongjun."

Hyeongjun, The Dream Corrupter [Book 4] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang